Stop Plagiarisme

Penulis

Jumat, 21 Februari 2014 23:27 WIB

Akhirnya Anggito Abimanyu mundur sebagai dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Gadjah Mada, setelah dituding menjiplak tulisan orang lain. Langkah ini patut diapresiasi, tapi persoalannya tak otomatis selesai. UGM harus tetap menelusuri kasus plagiarisme ini untuk menjaga kredibilitas perguruan tinggi.

Alasan Anggito bahwa ia salah mengirim file naskah ke sebuah media nasional sulit diterima akal. Nyatanya, nama dia tercantum sebagai penulis artikel berjudul "Gagasan Asuransi Bencana" yang dimuat di koran tersebut pada 10 Februari lalu. Tulisan ini banyak memiliki kemiripan dengan artikel Hotbonar Sinaga, mantan Direktur Utama Jaminan Sosial Tenaga Kerja, yang terbit di harian yang sama pada 21 Juli 2006.

Kesamaan itu bukan hanya dalam data, tapi juga gagasan. Kasus ini jelas berdampak buruk bagi dunia akademis. Sebagai pejabat publik-kini Anggito memimpin Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama-seharusnya pula ia menjaga integritas dan reputasinya.

Dugaan plagiarisme Anggito mirip dengan kasus Anak Agung Banyu Perwita. Guru besar Universitas Katolik Parahyangan, Bandung, ini juga menjiplak karya penulis lain. Tulisan Banyu yang bermasalah itu berjudul "RI as A New Middle Power" dan dimuat di sebuah koran nasional pada 2009. Artikel ini ternyata serupa dengan tulisan "The Middle Power, Concept in Australia Foreign Policy" karya Carl Ungerer, yang dimuat di sebuah jurnal di Australia pada 2007. Seperti juga Anggito, Banyu akhirnya mundur sebagai dosen.

Tak hanya dalam penulisan artikel, perilaku curang sering terjadi pula dalam pembuatan karya ilmiah. Pada 2010, Institut Teknologi Bandung membatalkan ijazah doktor Mochamad Zuliansyah karena disertasinya ternyata jiplakan. Kasus yang sama juga terjadi di UGM. Rektor universitas ini pernah membatalkan disertasi Ipong S. Azhar pada 2000. Disertasinya mengenai sengketa tanah Jenggawah dinilai menjiplak karya seorang peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.

Advertising
Advertising

Saking seringnya kasus plagiarisme muncul, Menteri Pendidikan Mohamad Nuh sampai mengeluarkan Peraturan Menteri Nomor 17 tahun 2010 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi. Aturan ini memuat secara rinci cara mencegah sekaligus mengatasi praktek curang itu. Di antaranya, penulis karya ilmiah diwajibkan mencantumkan pernyataan bahwa tulisanya bukan hasil plagiat.

Toh, plagiarisme masih merajela, termasuk penjiplakan artikel seperti yang diduga dilakukan Anggito. Dosen ekonomi ini memang telah meminta maaf. Penulis asli artikel itu pun memaafkannya. Tapi masalah ini bukan hanya urusan kedua belah pihak. Dunia akademis dan publik juga menjadi korban kebohongan bila penjiplakan itu terbukti.

Itulah pentingnya komisi etik UGM tetap mengusutnya demi menyelamatkan dunia akademis. Khalayak amat berkepentingan atas kejelasan kasus ini karena Anggito memegang jabatan publik.

Berita terkait

Tergusur Karena Proyek LRT Jakarta, Pembangunan Masjid Baru di Cakung Kini Mangkrak

3 menit lalu

Tergusur Karena Proyek LRT Jakarta, Pembangunan Masjid Baru di Cakung Kini Mangkrak

Uang pembangunan Masjid Al Barkah di Cakung Jakarta Timur diduga dibawa kabur kontraktor sebesar Rp 9,75 miliar.

Baca Selengkapnya

Syarat Pendaftaran CPNS Polsuspas Lengkap 2024

5 menit lalu

Syarat Pendaftaran CPNS Polsuspas Lengkap 2024

Polsuspas Kemenkumham menjadi salah satu formasi yang banyak diminati pelamar CPNS. Apa saja syarat pendaftaran CPNS Polsuspas 2024?

Baca Selengkapnya

Utak-atik Jatah Partai di Kabinet Prabowo

6 menit lalu

Utak-atik Jatah Partai di Kabinet Prabowo

Untuk menampung koalisi partai pengusung, jumlah kementerian kabinet Prabowo kabarnya bertambah dari 34 menjadi 41 lembaga.

Baca Selengkapnya

Selalu Disebut Dalam Prakiraan Cuaca BMKG, Apa Beda Hujan Ringan, Sedang, dan Berat?

9 menit lalu

Selalu Disebut Dalam Prakiraan Cuaca BMKG, Apa Beda Hujan Ringan, Sedang, dan Berat?

BMKG memprakirakan kondisi cuaca suatu area berdasarkan data numerik. Hujan ringan, sedang, dan lebat dibedakan berdasarkan intensitas airnya.

Baca Selengkapnya

Menang Telak di Aceh saat Pilpres 2024, Anies: Terima Kasih Orang-orang Pemberani

13 menit lalu

Menang Telak di Aceh saat Pilpres 2024, Anies: Terima Kasih Orang-orang Pemberani

Anies Baswedan mengucapkan terima kasih kepada masyarakat Aceh karena telah memberi dukungan di Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Harta Kekayaan Dirjen Bea Cukai Askolani, Investigasi Tempo soal Produk Spyware Israel Dijual ke RI

18 menit lalu

Terpopuler: Harta Kekayaan Dirjen Bea Cukai Askolani, Investigasi Tempo soal Produk Spyware Israel Dijual ke RI

Berita terpopuler ekonomi dan bisnis pada Jumat, 3 Mei 2024, dimulai dari harta kekayaan Dirjen Bea Cukai Askolani yang belakangan jadi sorotan.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Turki Hentikan Ekspor Impor ke Israel

19 menit lalu

Top 3 Dunia: Turki Hentikan Ekspor Impor ke Israel

Berita Top 3 Dunia pada Jumat 3 Mei 2024 diawali oleh Turki menghentikan semua ekspor impor dari dan ke Israel.

Baca Selengkapnya

Prakiraan Cuaca BMKG: Cuaca Jakarta Waspada Potensi Hujan Disertai Petir

29 menit lalu

Prakiraan Cuaca BMKG: Cuaca Jakarta Waspada Potensi Hujan Disertai Petir

Prakiraan cuaca BMKG memperkirakan cuaca Jakarta hari ini cerah berawan dan hujan ringan. Sebagian wilayah waspada potensi hujan disertai petir.

Baca Selengkapnya

Hasil Proliga 2024: Jakarta Bhayangkara Presisi Kalahkan Jakarta Pertamina Pertamax 3-1

34 menit lalu

Hasil Proliga 2024: Jakarta Bhayangkara Presisi Kalahkan Jakarta Pertamina Pertamax 3-1

Tim bola voli putra Jakarta Bhayangkara Presisi kembali ke jalur kemenangan di arena Proliga 2024, dengan mengalahkan Jakarta Pertamina Pertamax 3-1.

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

37 menit lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya