Penyadapan Jokowi

Penulis

Selasa, 25 Februari 2014 21:36 WIB

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo alias Jokowi sebaiknya melaporkan penyadapan di rumahnya ke polisi. Langkah ini penting untuk mengungkap pelaku sekaligus mencegah terulangnya kejadian serupa. Tanpa upaya membongkarnya, hal itu justru menimbulkan kesan bahwa isu ini hanya pencitraan demi meningkatkan popularitas.

Orang heran lantaran yang pertama melontarkan kabar itu bukan pejabat pemerintah DKI, melainkan petinggi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Sekretaris Jenderal PDIP Tjahjo Kumolo-lah yang mengungkapkan penemuan tiga alat sadap di rumah dinas gubernur itu. Peranti tersebut ditemukan di kamar tidur, ruang makan, dan ruang tamu.

Sekalipun pemasangan alat sadap tersebut mungkin melibatkan kalangan internal, akan lebih elok bila diungkap secara resmi oleh pemerintah DKI. Bagaimanapun, Jokowi mengalami kejadian itu dalam posisinya sebagai gubernur, bukan sebagai pengurus partai.

Petinggi PDIP juga mengungkapkan, sebelumnya Jokowi mengalami serangkaian teror pada tahun lalu, mulai kapal yang hendak ditumpanginya terbakar hingga ban mobilnya yang disobek. Seperti juga isu penyadapan, Jokowi membenarkan teror itu, tapi ia terkesan menganggap enteng dan tak melaporkannya ke polisi.

Jika semua peristiwa itu benar-benar terjadi, Jokowi semestinya bertindak layaknya seorang pejabat publik. Ia bisa langsung melaporkan secara diam-diam ke penegak hukum agar teror dan penyadapan tersebut cepat diusut. Setelah itu, ia bisa mengumumkannya ke publik, apa pun hasil pelacakan polisi.

Advertising
Advertising

Cara itu lebih elok bagi seorang gubernur yang memimpin jutaan penduduk Ibu Kota. Penanganan masalah tersebut secara serius juga banyak faedahnya. Kalaupun penegak hukum tak sanggup membongkar pelaku dan motifnya, hasil penyelidikan tentu berguna untuk mengevaluasi pengamanan gubernur dan para pejabat penting DKI.

Kejadian tersebut tidak harus pula dikaitkan dengan rencana PDIP mencalonkan Jokowi sebagai presiden atau wakil presiden mendatang. Penyadapan atau teror juga bisa berkaitan dengan posisinya sebagai gubernur yang mengurusi banyak masalah panas, mulai dari penertiban pasar, pembersihan birokrasi, hingga pembebasan lahan untuk proyek penting.

Karena tak ada pengusutan, orang cenderung berspekulasi macam-macam. Jika penyadapan itu didalangi oleh birokrat, mungkin ia ingin tahu lebih dulu kebijakan yang akan diputuskan sang bos. Bila kalangan bisnis yang bermain, motifnya mungkin ingin mendapatkan proyek atau izin bisnis. Bisa pula penyadapan berkaitan dengan persaingan politik menjelang pemilihan presiden. Kalaupun dugaan terakhir yang kuat, PDIP semestinya membiarkan kesempatan Jokowi untuk menanganinya sendiri masalahnya.

Komunikasi yang jujur selama ini menjadi kekuatan Jokowi. Orang akan kecewa bila PDIP menyeretnya ke arah komunikasi yang tidak lugas, bahkan menjurus ke pencitraan yang berlebihan. Isu penyadapan dan teror bisa menjadi blunder bila tendensi ini yang terjadi.

Berita terkait

Jadwal Cuti Bersama dan Tanggal Merah Mei 2024, Banyak Long Weekend

3 menit lalu

Jadwal Cuti Bersama dan Tanggal Merah Mei 2024, Banyak Long Weekend

Jadwal cuti bersama dan tanggal merah Mei 2024 cukup banyak. Anda bisa langsung menentukan waktu liburan dengan tepat. Ini tanggalnya.

Baca Selengkapnya

Prabowo Bertemu Calon PM Singapura, Diperkenalkan oleh Jokowi

4 menit lalu

Prabowo Bertemu Calon PM Singapura, Diperkenalkan oleh Jokowi

Jokowi mempertemukan Prabowo dengan calon PM Singapura yang akan dilantik Lawrence Wong.

Baca Selengkapnya

Janji akan Konser di Jakarta Lagi, IU: Aku Mau Naik Naga

5 menit lalu

Janji akan Konser di Jakarta Lagi, IU: Aku Mau Naik Naga

IU mengaku ingin naik naga saat menggelar konser di Jakarta lagi karena Uaena Indonesia berhasil membuatnya terkesan.

Baca Selengkapnya

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia Prediksi Timnas U-23 Indonesia Hanya Menang Tipis Lawan Uzbekistan

6 menit lalu

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia Prediksi Timnas U-23 Indonesia Hanya Menang Tipis Lawan Uzbekistan

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia yakin Timnas U-23 Indonesia kalahkan Uzbekistan usai melihat permainan mereka saat mengalahkan Korea Selatan.

Baca Selengkapnya

Bobby Nasution Tunjuk Pamannya Jadi Plh Sekda Kota Medan, Berikut Profil Benny Sinomba Siregar

6 menit lalu

Bobby Nasution Tunjuk Pamannya Jadi Plh Sekda Kota Medan, Berikut Profil Benny Sinomba Siregar

Wali Kota Medan Bobby Nasution menunjuk Benny Sinomba Siregar jadi Plh Sekda Kota Medan. Benny adalah paman Bobby.

Baca Selengkapnya

PPP Sambangi Markas PKB, Mardiono: Mau Silaturahmi

10 menit lalu

PPP Sambangi Markas PKB, Mardiono: Mau Silaturahmi

Plt Ketua Umum PPP Mardiono menyambangi markas DPP PKB hari ini. Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar tampak menyambutnya.

Baca Selengkapnya

Polisi Simpulkan Brigadir RA Tewas Karena Bunuh Diri, Kasus Dianggap Selesai dan Ditutup

12 menit lalu

Polisi Simpulkan Brigadir RA Tewas Karena Bunuh Diri, Kasus Dianggap Selesai dan Ditutup

Polres Metro Jakarta Selatan menyimpulkan Brigadir RA tewas bunuh diri di dalam mobil Alphard. Kasus dianggap selesai dan ditutup.

Baca Selengkapnya

Alasan Partai Gelora Minta PKS Timbang Ulang Rencana Gabung ke Kubu Prabowo

16 menit lalu

Alasan Partai Gelora Minta PKS Timbang Ulang Rencana Gabung ke Kubu Prabowo

Partai Gelora meminta PKS mempertimbangkan dengan matang keputusan bergabung atau tidak dengan pemerintahan Prabowo Subianto.

Baca Selengkapnya

Prastowo Sebut Bea Cukai Bukan Keranjang Sampah

19 menit lalu

Prastowo Sebut Bea Cukai Bukan Keranjang Sampah

Staf Khusus Kementerian Keuangan sebut bea cukai bukan keranjang sampah, imbas banyak postingan media sosial yang mengeluhkan pajak barang Impor dari luar negeri yang terlalu mahal.

Baca Selengkapnya

Istilah KKB Jadi OPM, Alissa Wahid: Pemerintah Jakarta Gunakan Pendekatan Nasionalis Sempit

19 menit lalu

Istilah KKB Jadi OPM, Alissa Wahid: Pemerintah Jakarta Gunakan Pendekatan Nasionalis Sempit

Alissa Wahid menduga TNI kembali menyebut OPM itu karena sudah kewalahan mengatasi kelompok pro-kemerdekaan Papua.

Baca Selengkapnya