Jalur Sutra

Penulis

Selasa, 14 Oktober 2014 02:33 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Munawir Aziz, Alumnus Pascasarjana Universitas Gadjah Mada (UGM)

Dalam lanskap ekonomi dunia, Jalur Sutra menjadi ingatan sejarah tentang kekuasaan dan politik moneter. Jalur Sutra tidak sekadar menjadi jaringan penghubung ekonomi Cina dengan pelbagai kawasan di Asia dan Eropa, tapi juga mengukuhkan kebudayaan dan pengetahuan. Jalur yang menghubungkan dunia Timur dan Barat ini disebut Jalur Sutra (the Silk Road), setelah peneliti Jerman, Von Richtofen, menyebutnya pada abad XVIII.

Jalur perdagangan ini berpangkal di Chang An, yang menjadi ibu kota Cina pada abad VII-XIII. Rombongan pedagang Cina yang berasal dari Chang An dan kawasan sekitar bergerak melintasi stepa-stepa dan gurun-gurun di kawasan Asia Tengah dan Laut Kaspia, kemudian menuju Mesopotamia dan Parsi. Jalur ini juga berujung di kawasan India, Arab, dan menembus kawasan pedalaman Rusia di belahan Eropa Timur. Frances Wood, dalam karyanya The Silk Road: Two Thousand Years in the Heart of Asia (2004) melacak sejarah Jalur Sutra sebagai peradaban penting dunia Timur yang menjadi jantung ekonomi dan politik di kawasan Asia.

Xinru Liu (2010) mencatat bahwa Jalur Sutra tidak hanya merupakan jalur perdagangan bagi orang-orang Cina. Jalur Sutra juga memberi penegasan, bagaimana orang Cina "memandang Barat". Dalam konteks ini, Cina yang berada di kawasan negeri Timur melihat perkembangan peradaban Barat dengan dinamika teknologi, pengetahuan, dan kebudayaan.

Perkembangan ekonomi di kawasan Nusantara beberapa abad silam juga terpengaruh oleh Jalur Sutra. Jalur perdagangan ini meramaikan bandar-bandar di beberapa kawasan: Sunda Kelapa, Demak, Cirebon, Ternate, dan Pontianak. Dengan demikian, Jalur Sutra ini menjadi jembatan hubungan Nusantara dan Cina, serta membuka jalur perdagangan di beberapa kawasan lain.

Jalur Sutra telah resmi terdaftar sebagai warisan dunia. Pemerintah Cina secara serius mengukuhkan hal ini menjadi bagian penting dari strategi politik, ekonomi, dan pertahanan dalam lanskap diplomasi internasional. Kemudian pemerintah Cina membangun kembali Jalur Sutra modern untuk kerja sama politik dan ekonomi dengan negara-negara di kawasan Asia dan Eropa. Jalur Sutra ini menjadikan kota Yin Chuan sebagai gerbang perdagangan utama. Presiden Cina Xi Jinping merealisasi gagasan ini saat kunjungannya ke Yin Cuan pada September 2013.

Lalu, apa makna Jalur Sutra baru bagi Indonesia masa kini? Pemerintah Jokowi-Jusuf Kalla perlu membangun jembatan Jalur Sutra baru dengan potensi ekonomi Indonesia masa kini: sebagai peluang dan tantangan. Negeri ini pernah memiliki jalur sejarah perdagangan dunia dengan adanya komoditas rempah-rempah dari kawasan sekitar Ambon dan Halmahera. Khazanah sejarah inilah yang harus diolah sebagai kekuatan politik, ekonomi, dan pertahanan negeri ini. Konsep politik maritim Jokowi dapat menjadikan Jalur Sutra dan Jalur Rempah masa kini, tidak hanya sebagai label sejarah, tapi juga kekuatan ekonomi, politik, dan pertahanan.

Jalur Rempah dan Jalur Sutra tidak hanya bagian dari sejarah masa lalu, tapi juga menjadi kekuatan masa kini dan mendatang.


Berita terkait

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

6 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

10 hari lalu

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Fathan Subchi meminta pemerintah untuk mencari langkah antisipatif untuk menyelamatkan perekonomian Indonesia, salah satunya adalah dengan cara menyisir belanja tidak prioritas.

Baca Selengkapnya

Menhub Budi Karya Sebut Bandara Panua Pohuwato akan Tingkatkan Perekonomian Gorontalo

12 hari lalu

Menhub Budi Karya Sebut Bandara Panua Pohuwato akan Tingkatkan Perekonomian Gorontalo

Menteri Perhubungan atau Menhub Budi Karya Sumadi mengatakan Bandara Panua Pohuwato menjadi pintu gerbang untuk mengembangkan perekonomian di Kabupaten Pohuwato dan Provinsi Gorontalo.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral

13 hari lalu

Sri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengenakan kain batik pada hari terakhirnya di Washington DC, Amerika Serikat, 21 April kemarin.

Baca Selengkapnya

Apa Kata Pengamat Ekonomi jika Konflik Iran-Israel Berlanjut bagi Indonesia?

17 hari lalu

Apa Kata Pengamat Ekonomi jika Konflik Iran-Israel Berlanjut bagi Indonesia?

Konflik Iran-Israel menjadi sorotan sejumlah pengamat ekonomi di Tanah Air. Apa dampaknya bagi Indonesia menurut mereka?

Baca Selengkapnya

Imbas Serangan Iran ke Israel, Pemerintah akan Evaluasi Anggaran Subsidi BBM 2 Bulan ke Depan

19 hari lalu

Imbas Serangan Iran ke Israel, Pemerintah akan Evaluasi Anggaran Subsidi BBM 2 Bulan ke Depan

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto merespons soal imbas serangan Iran ke Israel terhadap harga minyak dunia. Ia mengatakan pemerintah akan memonitor kondisi selama dua bulan ke depan sebelum membuat keputusan ihwal anggaran subsidi bahan bakar minyak atau BBM.

Baca Selengkapnya

Airlangga Siapkan Antisipasi Imbas Tekanan Serangan Iran ke Israel Terhadap Perekonomian RI

19 hari lalu

Airlangga Siapkan Antisipasi Imbas Tekanan Serangan Iran ke Israel Terhadap Perekonomian RI

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menanggapi soal imbas serangan Iran ke Palestina terhadap perekonomian Indonesia.

Baca Selengkapnya

Menko Perekonomian Airlangga Sebut Bakal Lakukan Antisipasi Imbas Serangan Iran ke Israel

19 hari lalu

Menko Perekonomian Airlangga Sebut Bakal Lakukan Antisipasi Imbas Serangan Iran ke Israel

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut bakal melakukan antisipasi imbas serangan Iran ke Israel agar perekonomian tidak terdampak lebih jauh.

Baca Selengkapnya

ADB Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Asia Pasifik Mencapai 4,9 Persen Tahun Ini, Apa Saja Pemicunya?

24 hari lalu

ADB Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Asia Pasifik Mencapai 4,9 Persen Tahun Ini, Apa Saja Pemicunya?

ADB memperkirakan pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia dan Pasifik bakal mencapai angka rata-rata 4,9 persen pada tahun ini.

Baca Selengkapnya

Pengusaha Beri Masukan Peta Perekonomian ke Prabowo, Apa Isinya?

24 hari lalu

Pengusaha Beri Masukan Peta Perekonomian ke Prabowo, Apa Isinya?

Kalangan pengusaha di Apindo memberi masukan berupa peta perekonomian kepada pemerintahan selanjutnya yakni Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka.

Baca Selengkapnya