Sutan dan Wajah Partai

Penulis

Minggu, 2 Maret 2014 22:05 WIB

Tampilnya kembali politikus seperti Sutan Bhatoegana sebagai calon legislator amat memprihatinkan. Pemilu masih dipercaya sebagai mekanisme demokrasi, tapi caleg yang disodorkan oleh partai politik tidak sanggup menginspirasi rakyat. Dewan Perwakilan Rakyat juga akan sulit berubah karena banyaknya politikus lama yang mencalonkan diri lagi.

Politikus Partai Demokrat itu belum jadi tersangka korupsi. Ia baru sebatas saksi kasus suap Rudi Rubiandini, mantan Kepala Satuan Kerja Khusus Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi. Tapi "kedekatannya" dengan skandal ini membuat orang ragu akan integritasnya. Dalam dakwaan Rudi dinyatakan bahwa terdakwa tidak hanya menerima suap dari kontraktor migas, tapi juga memberikan tunjangan hari raya kepada anggota Dewan Perwakilan Rakyat.

Rudi mengaku pernah memberikan THR sebesar US$ 200 atas permintaan Sutan Bhatoegana, yang memimpin Komisi Energi DPR. Duit ini diberikan lewat Tri Yulianto, rekannya sekomisi sekaligus separtai. Mereka membantah tudingan itu. Kendati demikian, Tri mengakui pernah berjumpa dengan Rudi, kemudian bertemu dengan Sutan dan Johni Allen, yang juga politikus Demokrat, di suatu restoran pada Juli tahun lalu. Namun mereka menyangkal adanya pembagian THR dari Rudi dalam pertemuan itu.

Amat mengherankan, Demokrat, yang berslogan "cerdas, bersih, dan santun", tetap memasang ketiga politikus itu sebagai caleg. Wajah Sutan terpampang sebagai caleg di daerah pemilihan Sumatera Utara I. Tri muncul di daerah pemilihan Jakarta I. Adapun Johni Allen sebagai caleg di Sumatera II. Benar, mereka belum terbukti dan belum tentu bersalah. Tapi, kalau Demokrat peduli terhadap pentingnya "perubahan", seharusnya partai ini menonjolkan figur baru.

Hampir semua partai bersikap seperti Demokrat. Partai Golkar, misalnya, masih memasang Zainudin Amali di daerah pemilihan Jawa Timur XI. Padahal Wakil Ketua Komisi Energi DPR ini pun dikaitkan dengan kasus Rudi. Ia pernah diperiksa oleh penyidik KPK, bahkan rumahnya digeledah.

Advertising
Advertising

Partai-partai seolah membodohi masyarakat, yang tidak mengikuti rekam jejak semua politikus. Bahkan ada politikus yang sudah dijadikan tersangka korupsi tetap dipajang sebagai caleg. Publik juga akan terbentur pada pilihan yang sulit. Mungkin sebagian pemilih akan mencoblos wajah baru. Tapi cara ini juga seperti membeli kucing dalam karung, belum tentu memunculkan legislator yang lebih bagus.

Peran partai amat penting untuk memperbaiki kualitas anggota DPR dan DPR. Partai bisa menyeleksi kadernya, termasuk politikus lama, secara lebih ketat. Partai politik juga memiliki wewenang mengontrol perilaku politikusnya di Dewan. Pengawasan partai akan lebih efektif dibanding Badan Kehormatan DPR. Tapi semua kesempatan ini disia-siakan.

Menonjolnya figur seperti Sutan Bhatoegana dengan segala perilakunya menggambarkan sikap partai yang kurang peduli terhadap perbaikan demokrasi.

Berita terkait

Duel Real Madrid vs Bayern Munchen, Simak Head-to-head dan Perkiraan Formasi

35 detik lalu

Duel Real Madrid vs Bayern Munchen, Simak Head-to-head dan Perkiraan Formasi

Duel Real Madrid vs Bayern Munchen akan tersaji pada laga kedua semifinal Liga Champions 2023-2024. Carlo Ancelotti punya rekor bagus.

Baca Selengkapnya

Peristiwa Salah TPU saat Pemakaman Dorman Borisman

44 detik lalu

Peristiwa Salah TPU saat Pemakaman Dorman Borisman

Akhirnya, pelayat dan kerabat pun membawa kembali jenazah Dorman Borisman yang masih dalam keranda ke mobil ambulans.

Baca Selengkapnya

Praperadilan Eks Kepala Rutan KPK Ditolak, Pengacara Tidak Sependapat dengan Putusan Hakim

3 menit lalu

Praperadilan Eks Kepala Rutan KPK Ditolak, Pengacara Tidak Sependapat dengan Putusan Hakim

Pengacara eks Kepala Rutan KPK menghormati putusan praperadilan meski tidak sependapat dengan hakim.

Baca Selengkapnya

Cina Perpanjang Kebijakan Bebas Visa ke 12 Negara Usai Xi Jinping Lawatan ke Prancis

5 menit lalu

Cina Perpanjang Kebijakan Bebas Visa ke 12 Negara Usai Xi Jinping Lawatan ke Prancis

Cina memperpanjang kebijakan bebas visa untuk 12 negara di Eropa dan Asia setelah kunjungan kerja Presiden Xi Jinping ke Prancis

Baca Selengkapnya

Syahrul Yasin Limpo Disebut Minta Honor Narasumber Rp10 Juta padahal Maksimal Rp4 Juta

7 menit lalu

Syahrul Yasin Limpo Disebut Minta Honor Narasumber Rp10 Juta padahal Maksimal Rp4 Juta

Bendahara Dirjen PSP Kementerian Pertanian mengaku diminta menyiapkan Rp10 juta untuk honor Syahrul Yasin Limpo sebagai narasumber

Baca Selengkapnya

Vivo Pad 3 Bakal Dirilis Pekan Depan, Ini Bocoran Spesifikasinya

7 menit lalu

Vivo Pad 3 Bakal Dirilis Pekan Depan, Ini Bocoran Spesifikasinya

Analis teknologi memperkirakan Vivo Pad 3 menjadi tablet pertama yang memakai chipset Snapdragon 8s Generasi 3.

Baca Selengkapnya

Cerita Gus Muhdlor Pindah Mendukung Prabowo Setelah OTT KPK

9 menit lalu

Cerita Gus Muhdlor Pindah Mendukung Prabowo Setelah OTT KPK

Momentum pindah dukungan Gus Muhdlor saat pilpres ditengarai dipengarui kasus korupsi yang menjeratnya.

Baca Selengkapnya

Hakim MK Tanya Ketua KPU di Sidang Sengketa Pileg: Bapak Tidur Ya?

15 menit lalu

Hakim MK Tanya Ketua KPU di Sidang Sengketa Pileg: Bapak Tidur Ya?

Ketua MK Suhartoyo meminta keterangan Hasyim soal konversi sisa suara yang tidak menjadi kursi parlemen dalam Pileg 2024.

Baca Selengkapnya

Bupati Solok Selatan Dipanggil Kejati Sumbar Dugaan Korupsi Lahan Hutan untuk Ditanami Sawit

15 menit lalu

Bupati Solok Selatan Dipanggil Kejati Sumbar Dugaan Korupsi Lahan Hutan untuk Ditanami Sawit

Asisten Pidsus Kejati Sumbar Hadiman menjelaskan pemanggilan Bupati Solok Selatan itu terkait kasus dugaan korupsi penggunaan hutan negara tanpa izin.

Baca Selengkapnya

Belanja dan Taksi, Dua Hal yang Paling Banyak Dikeluhkan Wisatawan di Korea

18 menit lalu

Belanja dan Taksi, Dua Hal yang Paling Banyak Dikeluhkan Wisatawan di Korea

Korea Selatan menerima total 808 pengaduan resmi dari wisatawan internasional pada tahun lalu.

Baca Selengkapnya