Politik Harapan

Penulis

Selasa, 21 Oktober 2014 00:38 WIB

Munawir Aziz,
Peneliti, Alumnus Pascasarjana Universitas Gadjah Mada

Indonesia mencatat sejarah penting dengan tampilnya Joko Widodo (Jokowi) sebagai presiden. Momentum 20 Oktober 2014 menjadi penanda tentang tampilnya nakhoda baru, yang akan menjadi dirigen gerak transformasi bangsa ini. Jokowi menjadi presiden kelima pada era Reformasi. Ia tidak saja menggenapi dekade kedua masa Reformasi dengan politik yang merakyat, tapi juga mengajak warga negeri ini melakukan revolusi mental.

Lalu, apa sejatinya yang dapat dimaknai dari pelantikan Jokowi dan Jusuf Kalla (JK) sebagai nakhoda baru pemerintahan Indonesia? Jokowi memang bukan tipikal pemimpin yang terbiasa dengan orasi menggebu maupun pidato ilmiah dengan narasi teoretis. Jokowi bukanlah sosok seperti itu, ia belum terbiasa dengan gaya diplomasi santun dan berhati-hati, yang selama ini dipraktekkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, ataupun gaya Presiden Gus Dur yang dikenang sepanjang zaman. Jokowi memainkan gaya berbeda, yang sangat khas dengan olah rasa dan sapaan hangatnya kepada rakyat kecil.

Jokowi sejatinya memainkan formasi penting untuk mengakselerasi visi politiknya. Ia dengan sekuat tenaga menerjemahkan "politik harapan". Jokowi, dengan latar belakang keluarga maupun basis akademiknya, merepresentasikan harapan-harapan politik bagi warga negeri ini.

Kemunculan Jokowi di panggung politik negeri ini mencengangkan banyak pihak. Ia sebelumnya, "bukan siapa-siapa" dalam narasi politik Indonesia. Pria kelahiran Solo, 21 Juni 1961 ini, bahkan tidak tercatat pergerakan dan perannya pada momentum Reformasi 1998. Padahal, di Solo, ketika rezim Soeharto runtuh, juga terjadi amuk massa dan kekerasan yang menyebabkan orang-orang Tionghoa menjadi korban. Inilah yang sering menjadi pertanyaan banyak orang: di mana dan bagaimana kisah Jokowi pada awal masa reformasi?

Jokowi melesat sebagai pemimpin perubahan ketika ia bersama F.X. Hadi Rudyatmo menangani Kota Solo sejak 2005. Di kota yang menyimpan sejarah panjang kekuasaan Surakarta, Mataram, dan Pajang ini, Jokowi mampu menyita perhatian publik. Di tangan Jokowi, Solo menata diri menjadi kota yang nyaman, ramah pengunjung, dan hijau. Ruang-ruang publik di Solo sangat nyaman bagi warga kota ini, maupun bagi pengunjung. Prestasi-prestasinya kemudian dicatat dengan beragam penghargaan nasional.

Kemudian, Jokowi bersama Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menjadi pemimpin di Ibu Kota setelah memenangi pemilihan Gubernur DKI Jakarta pada 2012. Pasangan Jokowi-Ahok mampu memberi harapan bagi warga Jakarta, dengan beragam program kerja cepat: Waduk Pluit, Riario, normalisasi sungai, dan pembenahan transportasi. Selain itu, Kartu Jakarta Sehat dan Kartu Jakarta Pintar menjadi pendamping dalam mendongkrak kesejahteraan bagi warga Jakarta.

Saat ini, warga Indonesia akan melihat Jokowi dan Jusuf Kalla sebagai pemimpin bangsa. Visi revolusi mental yang sering dikampanyekan Jokowi sejatinya menjadi pelatuk harapan, agar warga negeri ini optimistis kembali terhadap masa depannya. Dengan program dan kebijakan strategis, Indonesia akan menjadi lebih baik, kuat di internal warganya dan mampu bersaing dengan negara di Asia. Politik Jokowi adalah politik harapan, ia menajamkan semangat untuk berkarya. *

Berita terkait

Gelar Pemilik Mobil Isi Parang Saat Pelantikan Jokowi Palsu

5 November 2019

Gelar Pemilik Mobil Isi Parang Saat Pelantikan Jokowi Palsu

Polisi memastikan tiga gelar akademik milik Irwannur Latubual, pria yang menghebohkan saat pelantikan Jokowi, palsu.

Baca Selengkapnya

Pemilik Mobil Isi Parang Saat Pelantikan Jokowi Mengaku Keturunan Raja

5 November 2019

Pemilik Mobil Isi Parang Saat Pelantikan Jokowi Mengaku Keturunan Raja

Tersangka pemilik mobil saat pelantikan Presiden Jokowi, Irwannur Latubual, mengatakan dua parang yang ia bawa merupakan peninggalan dari keluarganya.

Baca Selengkapnya

Komplotan Bom Ketapel Mau Lepaskan Monyet saat Pelantikan Jokowi

22 Oktober 2019

Komplotan Bom Ketapel Mau Lepaskan Monyet saat Pelantikan Jokowi

Kelompok yang ingin menggagalkan pelantikan Jokowi itu telah membeli 8 ekor monyet untuk dilepas di gedung DPR/MPR saat pelantikan berlangsung.

Baca Selengkapnya

Eggi Sudjana Dibawa Polisi, Tetangga Rumah Mewahnya Protes

22 Oktober 2019

Eggi Sudjana Dibawa Polisi, Tetangga Rumah Mewahnya Protes

Eggi Sudjana terseret kasus upaya penggagalan pelantikan Jokowi karena masuk dalam grup WA komplotan bom ketapel dan sempat diminta menyumbang dana.

Baca Selengkapnya

Seorang Ibu Biayai Bom Ketapel untuk Gagalkan Pelantikan Jokowi

21 Oktober 2019

Seorang Ibu Biayai Bom Ketapel untuk Gagalkan Pelantikan Jokowi

Kelompok yang menggunakan peledak berbentuk bola karet dengan ketapel untuk menggagalkan pelantikan Jokowi ini beranggotakan 6 orang.

Baca Selengkapnya

Usai Dilantik, Dua KEK Batam Tunggu Tanda Tangan Jokowi

21 Oktober 2019

Usai Dilantik, Dua KEK Batam Tunggu Tanda Tangan Jokowi

Usai dilantik, Pemerintah Kota Batam berharap Jokowi segera menandatangani PP tentang dua KEK di wilayah itu.

Baca Selengkapnya

Jokowi Dua Periode, PUPR Tetap Fokus Infrastruktur Kerakyatan

21 Oktober 2019

Jokowi Dua Periode, PUPR Tetap Fokus Infrastruktur Kerakyatan

Memasuki periode II kepemimpinan Jokowi, PUPR memastikan bakal tetap memprioritaskan infrastruktur kerakyatan.

Baca Selengkapnya

Pimpinan KPK Berprasangka Baik terhadap Pidato Pelantikan Jokowi

21 Oktober 2019

Pimpinan KPK Berprasangka Baik terhadap Pidato Pelantikan Jokowi

Mimpi 2045 sejahtera mustahil tercapai bila korupsi berlanjut. Pimpinan KPK menganggap Jokowi punya gambaran di tahun itu Indonesia minim korupsi.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai Pelantikan Jokowi, IHSG Dibuka Menguat

21 Oktober 2019

Sehari Usai Pelantikan Jokowi, IHSG Dibuka Menguat

Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG dibuka menguat pada perdagangan perdana setelah pelantikan Jokowi-Ma'ruf Amin.

Baca Selengkapnya

Tak Terpengaruh Pelantikan Jokowi, Pasar Obligasi Tunggu Kabinet

21 Oktober 2019

Tak Terpengaruh Pelantikan Jokowi, Pasar Obligasi Tunggu Kabinet

Pelantikan Jokowi - Ma'ruf Amin kemarin diprediksi tak berpengaruh besar pada perdagangan obligasi.

Baca Selengkapnya