Membenahi Asuransi Kesehatan

Penulis

Rabu, 12 Maret 2014 21:33 WIB

Sudah dua bulan berlangsung, program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Nasional belum berjalan mulus. Gagasan besar melayani kesehatan publik ini masih terantuk berbagai persoalan. Masalah yang muncul bukan cuma soal teknis penerapan di lapangan, melainkan lebih serius daripada itu. Misalnya, lemahnya koordinasi antarinstansi akibat regulasi pendukung yang belum terbit. Dari soal itu saja, kekacauan bermunculan.

Salah satu dampak yang sudah terjadi adalah lambatnya pembayaran klaim rumah sakit oleh pemerintah. Padahal rumah sakit sudah mengeluarkan biaya perawatan dan pengobatan yang tidak kecil untuk pasiennya.

Di sisi pasien pun, ketidakjelasan regulasi menyebabkan banyak peserta Jamsostek--jaminan sosial yang sudah lama ada--dirugikan. Meski menurut program ini peserta Jamsostek otomatis menjadi peserta BPJS, dalam prakteknya mereka bisa ditolak berobat.

Ada pula persoalan lain akibat regulasi yang tak tersosialisasi dengan baik. Dari berbagai daerah, keluhan bermunculan karena sistem rujukan yang berjenjang menyulitkan pasien. Rujukan penting untuk memastikan pasien mendapatkan perawatan yang tepat. Rujukan berlapis juga berguna untuk proses validasi. Namun sistem ini juga berakibat penanganan pasien menjadi lambat.

Bahkan, dengan proses validasi ketat itu pun, program BPJS mudah dimanipulasi. Di beberapa daerah dilaporkan, pasien kelompok jalur mandiri, yaitu yang tidak tergolong kelompok miskin, mengakali agar bisa mendapat perawatan rumah sakit di kelas lebih tinggi. Caranya, hanya beberapa hari menjelang masuk rumah sakit, mereka mendaftar sebagai peserta BPJS di kelas yang lebih tinggi. Akibatnya, mereka dilayani dengan standar yang sebetulnya bukan haknya.

Semua masalah itu harus segera ditangani agar kekacauan tidak berlanjut. Memang kekisruhan ini sebagian terjadi karena proses pelaksanaan BPJS yang minim persiapan. Lahir dari amanat Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional dan UU No. 24/2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial, program ini tergolong terlambat dijalankan. Ini terjadi karena aturan pelaksanaan baru terbit tahun lalu. Akibatnya, penerapan BPJS pun terburu-buru.

Advertising
Advertising

Setelah dua bulan berjalan, minimnya persiapan tak bisa lagi dijadikan alasan. Program ini tak boleh gagal hanya karena kurangnya koordinasi dan kesulitan di lapangan. Melalui program ini, kelompok rakyat miskin mendapat subsidi pembayaran premi. Maka, tak boleh lagi ada kisah orang miskin yang ditolak berobat di rumah sakit.

Pegawai negeri dan karyawan swasta pun mendapat fasilitas yang sama. Bedanya, mereka harus membayar premi. Tapi, ini pun tak mahal, dimulai dari Rp 25 ribu hingga Rp 60 ribu per bulan. Sangat murah, karena praktis seluruh risiko kesehatan, dari sekadar sakit perut hingga operasi jantung yang bisa memakan biaya ratusan juta rupiah, ditanggung. Maka, sayang sekali jika program yang sangat penting ini--konon bahkan lebih bagus daripada program Obamacare di AS--gagal.

Berita terkait

Jadwal Liga Champions Leg Kedua Semifinal: Bayern Munchen Kehilangan 2 Bek Jelang Sambangi Real Madrid

28 menit lalu

Jadwal Liga Champions Leg Kedua Semifinal: Bayern Munchen Kehilangan 2 Bek Jelang Sambangi Real Madrid

Jadwal Liga Champions akan memasuki leg kedua semifinal. Bayern Munchen mendapat pukulan menjelang tampil di markas Real Madrid.

Baca Selengkapnya

Fansign Day6 di Jakarta Selama 2 Jam Dipenuhi Ratusan My Day Beruntung

42 menit lalu

Fansign Day6 di Jakarta Selama 2 Jam Dipenuhi Ratusan My Day Beruntung

Dihadiri oleh Sungjin, Wonpil, Dowoon, dan Young K, acara fansign Day6 di Jakarta diadakan sehari sebelum Saranghaeyo Indonesia 2024.

Baca Selengkapnya

Film Horor Psikologis Possession: Kerasukan Tayang 8 Mei, Produser Berharap Dapat Jadi Bahan Diskusi

1 jam lalu

Film Horor Psikologis Possession: Kerasukan Tayang 8 Mei, Produser Berharap Dapat Jadi Bahan Diskusi

Possession: Kerasukan memakai atribut horor Indonesia, yaitu pocong yang dipresentasikan bantal-guling lantaran dekat dengan keseharian masyarakat.

Baca Selengkapnya

Tak Kebal Aturan Ganjil-Genap, Apa itu Pelat Khusus ZZ?

1 jam lalu

Tak Kebal Aturan Ganjil-Genap, Apa itu Pelat Khusus ZZ?

Apa itu pelat khusus ZZ yang disebut tak kebal aturan ganjil-genap di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Benarkah Belahan Jiwa Sudah Terdeteksi dari Pandangan Pertama?

1 jam lalu

Benarkah Belahan Jiwa Sudah Terdeteksi dari Pandangan Pertama?

Jika sudah menjalin hubungan dengan seseorang dan sangat ingin tahu apakah dia adalah belahan jiwa, berikut beberapa tandanya.

Baca Selengkapnya

Solo Great Sale 2024 Diharap Menjadi Sarana UMKM Memasarkan Produk

1 jam lalu

Solo Great Sale 2024 Diharap Menjadi Sarana UMKM Memasarkan Produk

Solo Great Sale 2024 (SGS 2024) diharapkan menjadi sarana para pelaku UMKM memasarkan produknya.

Baca Selengkapnya

Sule: Mahalini akan Pindah Agama dan Menikah dengan Rizky Febian secara Islam

1 jam lalu

Sule: Mahalini akan Pindah Agama dan Menikah dengan Rizky Febian secara Islam

Sule menjelaskan bahwa Mahalini akan menjadi mualaf sebelum menikah dengan Rizky Febian secara Islam di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Hasil Liga Inggris: Chelsea Kalahkan West Ham United 5-0, Nicolas Jackson Bikin Brace

1 jam lalu

Hasil Liga Inggris: Chelsea Kalahkan West Ham United 5-0, Nicolas Jackson Bikin Brace

Chelsea berpesta gol di gawang West Ham United dan mengalahkan lawannya itu dengan skor 5-0 dalam pertandingan Liga Inggris.

Baca Selengkapnya

Kado Hari Pendidikan Nasional: UKT Naik di Berbagai Kampus Negeri

1 jam lalu

Kado Hari Pendidikan Nasional: UKT Naik di Berbagai Kampus Negeri

UKT naik di berbagai kampus, buah dari penerapan Keputusan Mendikbudristek

Baca Selengkapnya

Gerakan Mahasiswa Pro-Palestina Meluas ke Australia dan Prancis

1 jam lalu

Gerakan Mahasiswa Pro-Palestina Meluas ke Australia dan Prancis

Gejolak demo mahasiswa Pro-Palestina merembet ke Australia dan Prancis, apa yang terjadi?

Baca Selengkapnya