Kultur Lebah Pekerja

Penulis

Jumat, 24 Oktober 2014 00:42 WIB

Muhidin M. Dahlan,
kerani @warungarsip

Sehari setelah Joko Widodo (Jokowi) diambil sumpahnya sebagai presiden ke-7 RI, halaman depan media cetak menabalkan sebesar-besarnya judul-kepala dengan frasa "kerja".

Solo Pos ("Ayo Bekerja!"), Suara Merdeka ("Selamat Bekerja, Presiden Rakyat!"), Pikiran Rakyat ("Lupakan Pesta, Saatnya Bekerja"), Kedaulatan Rakyat ("Bekerja, Bekerja, Bekerja!"), Koran Merapi ("Kerja, Kerja, Kerja"), dan Tempo ("Kerja, Kerja, Kerja!") adalah sekian media cetak yang secara verbal memilih frasa "kerja" untuk menunjukkan bagaimana karakter pemerintahan Jokowi periode 2014-2019.

Frasa "kerja" adalah cara Jokowi menyorongkan apa yang menjadi ciri khasnya. Tapi banyak yang salah paham kemudian bahwa mereka yang bekerja adalah antiwacana dan pemikiran yang sifatnya reflektif. Kerja adalah pasase yang dianggap menjauh dari kultur ilmiah.

Kultur kerja Jokowi ini mengingatkan pada Maurice Maeterlinck, Nobelis sastra 1911 asal Belgia yang menulis buku legendaris: The Life of the Bee (1954, 168, hlm). Buku tipis yang aslinya terbit dalam bahasa Prancis pada 1928 ini adalah salah satu buku klasik yang membedah secara menarik bagaimana kultur kerja lebah yang disebutnya sebagai "the foundation of the city".

Kultur kerja lebah inilah, kata Maeterlinck, yang menjadi cetak biru bagi masyarakat masa silam untuk membangun kotanya, seperti Babilonia, Inca di Peru, Madinah di Timur Tengah, dan peradaban Nil di Mesir.

Madu sebagai produk akhir dari kultur kerja lebah bermula dari kerja perbengkelan yang dilakukan madu-pekerja. Tugas mereka bukan hanya menentukan di mana sumber daya madu berada (bunga terbaik), tapi juga bagaimana menyiapkan sarang, yang oleh para saintis disebut cara kerja jenius dan menjadi gambaran kehadiran "tangan-tangan tak-tampak" (invisible hand).

Arsitektur sarang yang rumit dan sekaligus indah yang dibuat lebah-pekerja bukan sekadar adu kelihaian dan kesombongan membangun gedung, tapi dibuat dengan asas kemanfaatan besar. Sarang adalah lumbung/laboratori bagi berlangsungnya pengolahan seluruh sari mentah yang diubah menjadi madu dengan umur kedaluwarsa yang panjang. Maeterlinck menyebut kerja pengolahan ini sebagai kerja agrikultur berbasis pengetahuan.

Sains mempermudah pengelolaan kehidupan, dan bukan memperumitnya. Dari kerja lebah membangun peradabannya, kita diberi tahu semestinya anugerah sains memperpanjang usia peradaban, dan bukan menghancurkannya lebih cepat.

Apalagi ciri lain dari lebah-pekerja adalah kesadaran untuk tidak mengeksploitasi habis-habisan sumber daya bunga yang menghidupi sarangnya. Alih-alih menghabiskan, mereka justru terlibat aktif melakukan "reboisasi" dengan mengantar serbuk, mengawinkannya dengan putik, dan kehidupan bunga pun tetap berlangsung. Lebah tahu mereka bakal pasti kembali ke area itu dalam waktu mendatang saat bunga-bunga kembali bermekaran.

Jokowi adalah kepala lebah-pekerja bagi sarang mahabesar yang terdiri atas 17 ribu sel heksagonal yang terbentang dari Sabang hingga Merauke, dan dari Miangas hingga Rote. Adapun ibu-ratu lebah adalah ibu pertiwi. Transendensi pengabdian dan kultur kerja Jokowi tanpa pamrih adalah sepenuh-penuhnya pengabdian kepada keberlangsungan sang ibu pertiwi lewat pemanfaatan sumber daya bunga (alam) yang kaya.

Berita terkait

Gelar Pemilik Mobil Isi Parang Saat Pelantikan Jokowi Palsu

5 November 2019

Gelar Pemilik Mobil Isi Parang Saat Pelantikan Jokowi Palsu

Polisi memastikan tiga gelar akademik milik Irwannur Latubual, pria yang menghebohkan saat pelantikan Jokowi, palsu.

Baca Selengkapnya

Pemilik Mobil Isi Parang Saat Pelantikan Jokowi Mengaku Keturunan Raja

5 November 2019

Pemilik Mobil Isi Parang Saat Pelantikan Jokowi Mengaku Keturunan Raja

Tersangka pemilik mobil saat pelantikan Presiden Jokowi, Irwannur Latubual, mengatakan dua parang yang ia bawa merupakan peninggalan dari keluarganya.

Baca Selengkapnya

Komplotan Bom Ketapel Mau Lepaskan Monyet saat Pelantikan Jokowi

22 Oktober 2019

Komplotan Bom Ketapel Mau Lepaskan Monyet saat Pelantikan Jokowi

Kelompok yang ingin menggagalkan pelantikan Jokowi itu telah membeli 8 ekor monyet untuk dilepas di gedung DPR/MPR saat pelantikan berlangsung.

Baca Selengkapnya

Eggi Sudjana Dibawa Polisi, Tetangga Rumah Mewahnya Protes

22 Oktober 2019

Eggi Sudjana Dibawa Polisi, Tetangga Rumah Mewahnya Protes

Eggi Sudjana terseret kasus upaya penggagalan pelantikan Jokowi karena masuk dalam grup WA komplotan bom ketapel dan sempat diminta menyumbang dana.

Baca Selengkapnya

Seorang Ibu Biayai Bom Ketapel untuk Gagalkan Pelantikan Jokowi

21 Oktober 2019

Seorang Ibu Biayai Bom Ketapel untuk Gagalkan Pelantikan Jokowi

Kelompok yang menggunakan peledak berbentuk bola karet dengan ketapel untuk menggagalkan pelantikan Jokowi ini beranggotakan 6 orang.

Baca Selengkapnya

Usai Dilantik, Dua KEK Batam Tunggu Tanda Tangan Jokowi

21 Oktober 2019

Usai Dilantik, Dua KEK Batam Tunggu Tanda Tangan Jokowi

Usai dilantik, Pemerintah Kota Batam berharap Jokowi segera menandatangani PP tentang dua KEK di wilayah itu.

Baca Selengkapnya

Jokowi Dua Periode, PUPR Tetap Fokus Infrastruktur Kerakyatan

21 Oktober 2019

Jokowi Dua Periode, PUPR Tetap Fokus Infrastruktur Kerakyatan

Memasuki periode II kepemimpinan Jokowi, PUPR memastikan bakal tetap memprioritaskan infrastruktur kerakyatan.

Baca Selengkapnya

Pimpinan KPK Berprasangka Baik terhadap Pidato Pelantikan Jokowi

21 Oktober 2019

Pimpinan KPK Berprasangka Baik terhadap Pidato Pelantikan Jokowi

Mimpi 2045 sejahtera mustahil tercapai bila korupsi berlanjut. Pimpinan KPK menganggap Jokowi punya gambaran di tahun itu Indonesia minim korupsi.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai Pelantikan Jokowi, IHSG Dibuka Menguat

21 Oktober 2019

Sehari Usai Pelantikan Jokowi, IHSG Dibuka Menguat

Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG dibuka menguat pada perdagangan perdana setelah pelantikan Jokowi-Ma'ruf Amin.

Baca Selengkapnya

Tak Terpengaruh Pelantikan Jokowi, Pasar Obligasi Tunggu Kabinet

21 Oktober 2019

Tak Terpengaruh Pelantikan Jokowi, Pasar Obligasi Tunggu Kabinet

Pelantikan Jokowi - Ma'ruf Amin kemarin diprediksi tak berpengaruh besar pada perdagangan obligasi.

Baca Selengkapnya