Koalisi Basa-basi

Penulis

Sabtu, 19 April 2014 01:33 WIB

Hari-hari ini partai politik rajin menjalin koalisi untuk pencalonan presiden. Manuver membosankan seusai pemilu legislatif seperti ini otomatis akan hilang pada 2019 karena pemilu bakal digelar serentak, sesuai dengan putusan Mahkamah Konstitusi. Hanya, perubahan itu tidak serta-merta menghasilkan koalisi yang kuat di kabinet.

PDIP dan NasDem sudah pasti mencalonkan Joko Widodo alias Jokowi sebagai presiden. Gerindra dan PPP sepakat mengusung Prabowo Subianto. Namun baik Jokowi maupun Prabowo belum memastikan figur yang mereka gandeng sebagai calon wakil presiden. Publik juga masih menunggu langkah partai lain, seperti Golkar, Demokrat, PKB, dan PAN.

Jika muncul lebih dari tiga pasangan, konstelasinya mirip dengan pemilihan presiden 2004. Saat itu terdapat lima pasangan calon presiden-wakil presiden, sehingga masing-masing hanya mendapat sokongan sedikit partai. Tapi jumlah partai penyokong pada tahap ini tidaklah menggambarkan kekuatan politik seorang calon presiden. Secara teoretis, koalisi penyokong SBY-Boediono pada 2009 lebih kuat dibanding SBY-Jusuf Kalla pada 2004. Tapi pada prakteknya sama-sama rapuh. Koalisi yang dijalin menjelang pemilihan presiden ataupun sebelum pembentukan kabinet tak bisa menghasilkan pemerintah yang solid.

Problem seperti itu juga akan dihadapi oleh siapa pun presiden yang terpilih dalam Pemilu 2014. Koalisi terasa hanya basa-basi dan lebih bertujuan untuk mendapatkan jatah kursi menteri. Lewat kekuasaannya di parlemen, partai penyokong koalisi tetap tidak risi mengusik pemerintah.

Pemilu serentak pada 2019 pun diperkirakan tidak menghilangkan kebiasaan buruk itu. Padahal hakim konstitusi mengasumsikan putusan ini bisa memperkuat sistem presidensial atau menghasilkan pemerintah yang lebih kukuh. Kasak-kusuk seperti sekarang jelas akan hilang karena pemilu legislatif dan pemilu presiden dilakukan bersamaan. Tapi, setelah pemilu, presiden terpilih akan tetap berusaha membangun koalisi lagi. Biasanya, partai yang kalah tidak malu-malu pula masuk kabinet.

Advertising
Advertising

Keadaan itu sulit diubah lantaran publik pun tidak menghukum partai yang plinplan atau partai penyokong pemerintah yang berkinerja kurang bagus. Lihat saja perolehan partai politik pendukung pemerintah pada pemilu kali ini. Kecuali Demokrat dan PKS yang redup karena didera sejumlah kasus korupsi, perolehan suara partai seperti Golkar, PKB, PPP, dan PAN justru naik. Sesuai dengan hasil hitung cepat lembaga Cyrus-CSIS, total suara partai pendukung pemerintah SBY bahkan masih mencapai 55 persen, mengalahkan total perolehan suara partai di luar pemerintah yang hanya 45 persen.

Fenomena itu menyulitkan pembentukan pemerintah yang disokong oleh koalisi yang solid dan kuat. Partai politik akan cenderung menghalalkan sikap tidak konsisten, enggan menjadi oposisi, dan lebih suka menjalin koalisi sekadar buat mendapatkan jatah kursi di kabinet.

Berita terkait

Jonatan Christie Menang, Tim Putra Indonesia Melangkah ke Final Piala Thomas 2024

1 menit lalu

Jonatan Christie Menang, Tim Putra Indonesia Melangkah ke Final Piala Thomas 2024

Jonatan Christie memastikan langkah Indonesia ke babak final Piala Thomas 2024 setelah memetik kemenangan atas Wang Tzu Wei.

Baca Selengkapnya

Tim Bulu Tangkis Indonesia Lolos ke Final Piala Uber 2024, Ricky Soebagdja: Bukti Secara Kemampuan Mereka Ada dan Bisa

20 menit lalu

Tim Bulu Tangkis Indonesia Lolos ke Final Piala Uber 2024, Ricky Soebagdja: Bukti Secara Kemampuan Mereka Ada dan Bisa

Manajer tim sekaligus Kepala Bidang Binpres PP PBSI, Ricky Soebagdja, mengapresiasi perjuangan tim putri Indonesia mencapai final Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Bersiap Maju Pilkada, Bupati Petahana Buru Selatan Ambil Formulir ke Partai

24 menit lalu

Bersiap Maju Pilkada, Bupati Petahana Buru Selatan Ambil Formulir ke Partai

Pengambilan formulir ke PKB, Nasdem, hingga PSI.

Baca Selengkapnya

TPA Piyungan Yogya Ditutup Permanen, Ini Jurus Bantul Cegah Aksi Buang Sampah Sembarangan

33 menit lalu

TPA Piyungan Yogya Ditutup Permanen, Ini Jurus Bantul Cegah Aksi Buang Sampah Sembarangan

Penutupan TPA Piyungan di Bantul ternyata membuka masalah baru, banyak warga membuang sampah sembarangan.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Cek Syarat Pendaftaran CPNS Polsuspas, Harta Kekayaan Dirjen Bea Cukai Askolani

40 menit lalu

Terkini Bisnis: Cek Syarat Pendaftaran CPNS Polsuspas, Harta Kekayaan Dirjen Bea Cukai Askolani

Syarat pendaftaran CPNS Kepolisian Khusus Pemasyarakatan (Polsuspas) yang banyak diminati oleh para pelamar dari seluruh Indonesia.

Baca Selengkapnya

AJI Jakarta Ikut Tolak Project Cloud Google untuk Israel, Ini Alasannya

50 menit lalu

AJI Jakarta Ikut Tolak Project Cloud Google untuk Israel, Ini Alasannya

AJI Jakarta dengungkan boikot terhadap project cloud yang dikerjakan Google untuk Israel. Momentumnya diselarasakan dengan Hari Buruh 1 Mei.

Baca Selengkapnya

CCTV Rekam Rangkaian Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas

51 menit lalu

CCTV Rekam Rangkaian Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas

Polres Jakarta Utara telah menerima laporan polisi tentang tewasnya siswa tingkat satu di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP)

Baca Selengkapnya

Jokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti

53 menit lalu

Jokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti

Salah satu poin penting dalam UU Desa tersebut adalah soal masa jabatan kepala desa selama 8 tahun dan dapat dipilih lagi untuk periode kedua,

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Thomas 2024: Fajar / Rian Menang, Indonesia Unggul 2-0 atas China Taipei

54 menit lalu

Hasil Piala Thomas 2024: Fajar / Rian Menang, Indonesia Unggul 2-0 atas China Taipei

Fajar / Rian meraih kemenangan atas wakil China Taipei, Lee Yang / Wang Chi Lin pada babak semifinal Piala Thomas 2024.

Baca Selengkapnya

Terkuak, Alasan Ayah di Bekasi Hantam Anak Kandung dengan Linggis Hingga Tewas

1 jam lalu

Terkuak, Alasan Ayah di Bekasi Hantam Anak Kandung dengan Linggis Hingga Tewas

Seorang ayah di Bekasi berinsial N, 61 tahun, menghantam anak kandungnya sendiri berinisial C, 35 tahun menggunakan linggis hingga tewas.

Baca Selengkapnya