Beban Berat Pantura

Penulis

Senin, 5 Mei 2014 20:43 WIB

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo tak perlu terkejut melihat maraknya pungutan liar di jembatan timbang. Praktek begini sudah berlangsung puluhan tahun. Maraknya pungutan liar terjadi, selain karena lemahnya pengawasan, akibat salah kaprah tentang fungsi jembatan timbang.

Agar hal ini tak terus-menerus terjadi, selain memperketat pengawasan, pemerintah daerah perlu mengubah peraturan yang justru mendorong terjadinya pungutan liar. Pemerintah pusat juga mesti membuat sistem distribusi barang melalui jalur laut dan kereta api agar beban angkutan jalan raya berkurang.

Salah kaprah fungsi jembatan timbang tampak dari Peraturan Daerah Jawa Tengah Nomor 1 Tahun 2012. Peraturan ini aneh. Bukannya menahan truk bermuatan lebih, aturan ini justru meloloskannya asalkan sopir membayar denda.

Denda tak seberapa itu pun selalu bisa diakali dengan "salam tempel". Maka tak mengherankan jika jalur Pantai Utara (Pantura) dipenuhi truk raksasa bermuatan ekstra, sehingga ruas kerusakan jalan itu kian parah. Biaya perbaikan dan perawatan Pantura pun sangat mahal, yakni Rp 1,2 triliun setiap tahun.

Aturan itulah yang harus diubah. Bukan mustahil, aturan sejenis juga diberlakukan di provinsi lain. Tak ada alasan mempertahankan Perda yang nyata-nyata bertentangan dengan Undang-Undang Lalu Lintas.

Lagi pula, lolosnya truk dengan beban berlebih bukan hanya merusak jalan, melainkan juga meningkatkan kecelakaan. Sudah banyak kecelakaan karena rem truk blong atau as patah akibat kelebihan beban.

Advertising
Advertising

Pembenahan aturan itu penting karena jalur Pantura sangat vital. Jalur ini melayani 40 persen dari total lalu lintas distribusi barang nasional. Inilah jalur barang terpadat di Indonesia. Setiap tahun, 800 juta ton barang diangkut melalui jalur ini. Padahal kapasitas normalnya hanya separuhnya. Dengan beban seperti itu, mustahil kontrol lalu lintas barang melalui jembatan timbang bisa efektif.

Itu sebabnya, pemerintah pusat mesti segera memecah beban jalur Pantura ke moda transportasi lain, yaitu jalur kereta api dan laut. Beroperasinya rel ganda kereta api pada akhir Mei ini semestinya menjadi peluang bagi pemerintah untuk mengalihkan beban.

Jalur laut juga bisa menjadi alternatif yang bagus. Pemerintah pusat perlu segera menjalankan sistem "coastal shipping". Intinya, sistem ini membuka pelabuhan-pelabuhan kecil di sepanjang Pantai Utara Jawa sebagai pintu masuk dan keluar distribusi barang.

Dengan model itu, arus barang melalui laut tidak harus lewat pelabuhan besar, seperti Tanjung Perak (Surabaya), Tanjung Emas (Semarang), atau Tanjung Priok (Jakarta). Kapal-kapal itu bisa bongkar-muat di pelabuhan-pelabuhan kecil, seperti Rembang, Pekalongan, Tegal, dan Cirebon.

Sistem ini sebetulnya sudah dirancang dalam Peraturan Presiden No. 26/2012 tentang Cetak Biru Pengembangan Sistem Logistik Nasional. Ada banyak hal yang harus disiapkan, menyangkut infrastruktur pelabuhan dan ketersediaan kapal barang ukuran kecil. Namun, dalam jangka panjang, sistem ini akan efektif untuk mengurangi beban Pantura.

Berita terkait

Bulog Salurkan Bantuan Pangan di Jakarta Selatan

4 menit lalu

Bulog Salurkan Bantuan Pangan di Jakarta Selatan

Perum Bulog menyalurkan Bantuan Pangan Tahap II berupa beras kepada keluarga penerima manfaat (KPM) di Jakarta Selatan.

Baca Selengkapnya

Kementan Terbitkan Permentan No.01 Tahun 2024, Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

8 menit lalu

Kementan Terbitkan Permentan No.01 Tahun 2024, Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Revisi Permentan untuk memastikan penyaluran pupuk bersubsidi secara akurat dan tepat sasaran.

Baca Selengkapnya

Kadin Ingatkan Pemerintah Hati-hati Membentuk Badan Otorita Penerimaan Negara

8 menit lalu

Kadin Ingatkan Pemerintah Hati-hati Membentuk Badan Otorita Penerimaan Negara

Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia meminta pemerintah agar berhati-hati dalam pembentukan Badan Otorita Penerimaan Negara.

Baca Selengkapnya

Gregoria Mariska Tunjung Kalahkan Ratchanok Intanon, Mikha Angelo: Dulu Merasa Ditakdirkan Selalu Kalah

10 menit lalu

Gregoria Mariska Tunjung Kalahkan Ratchanok Intanon, Mikha Angelo: Dulu Merasa Ditakdirkan Selalu Kalah

Lewat unggahan di Instagram dan X, Mikha Angelo mengungkapkan rasa bangga terhadap kekasihnya, Gregoria Mariska Tunjung berhasil melewati masa sulit.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

14 menit lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Barang Pekerja Migran Bebas Masuk tapi Harus Ikuti Peraturan Menteri Keuangan, Apa Saja Syaratnya?

23 menit lalu

Barang Pekerja Migran Bebas Masuk tapi Harus Ikuti Peraturan Menteri Keuangan, Apa Saja Syaratnya?

Kementerian Perdagangan menghapus pembatasan jumlah maupun jenis pengiriman atau barang impor milik pekerja migran (PMI) tapi tetap diawasi Bea Cukai

Baca Selengkapnya

Mentan Amran Genjot Produksi di NTB Melalui Pompanisasi

26 menit lalu

Mentan Amran Genjot Produksi di NTB Melalui Pompanisasi

Kekeringan El Nino sudah overlap dan harus waspada.

Baca Selengkapnya

Profil Lil Boi, Rapper yang Bergabung dengan H1ghr

30 menit lalu

Profil Lil Boi, Rapper yang Bergabung dengan H1ghr

Oh Seung-taek atau Lil Boi rapper Korea Selatan baru-baru ini bergabung dengan agensi H1ghr

Baca Selengkapnya

Ketua DPW PKS Jakarta Masuk Bursa Bakal Calon Gubernur

31 menit lalu

Ketua DPW PKS Jakarta Masuk Bursa Bakal Calon Gubernur

Bursa calon gubernur Daerah Khusus Jakarta dari PKS mulai ramai. Salah satunya Ketua DPW PKS Jakarta Khoirudin.

Baca Selengkapnya

Biden Soal Bentrok Mahasiswa Pro-Palestina: Boleh Protes, Asal Jangan Bikin Kekacauan

36 menit lalu

Biden Soal Bentrok Mahasiswa Pro-Palestina: Boleh Protes, Asal Jangan Bikin Kekacauan

Presiden AS Joe Biden mengkritik gelombang unjuk rasa pro-Palestina yang berlangsung di berbagai kampus di seluruh negeri.

Baca Selengkapnya