Jebolnya Anggaran Negara

Penulis

Jumat, 30 Mei 2014 22:17 WIB

Pemerintah harus memangkas anggaran negara hingga Rp 100 triliun demi menekan defisit. Jebolnya anggaran kali ini bukan hanya disebabkan oleh nilai subsidi bahan bakar minyak, melainkan juga karena belanja rutin yang besar. Beban anggaran akan lebih ringan andai kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berani merampingkan birokrasi.

Hampir semua kementerian dan lembaga negara terkena pemotongan anggaran. Ada yang dipangkas sampai 30 persen seperti dialami Kementerian Lingkungan Hidup dan Kementerian Sosial. Anggaran Kementerian Pekerjaan Umum, yang memiliki proyek infrastruktur, pun dipangkas 27 persen. Hanya lembaga seperti Komisi Pemilihan Umum dan Badan Pengawas Pemilu yang luput dari penghematan anggaran.

Langkah itu sulit dihindari lantaran anggaran kita sudah "lebih besar pasak daripada tiang". Pendapatan diproyeksikan mencapai Rp 1.597 triliun, tapi pengeluaran jauh melampaui angka ini. Agar defisit tak melebihi 2,5 persen dari produk domestik bruto, penghematan mesti dilakukan. Apalagi pemerintah tak mungkin mengurangi subsidi BBM?salah satu penyebab membengkaknya pengeluaran--dalam waktu singkat.

Nilai tukar rupiah yang melemah menyebabkan meningkatnya nilai subsidi BBM. Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara diasumsikan nilai tukar rupiah sebesar 10.500 per dolar Amerika Serikat. Asumsi yang meleset ini kemudian diubah menjadi 11.700 per dolar Amerika pada APBN Perubahan. Karena kebutuhan BBM dipenuhi dengan mengimpor, subsidi BBM yang direncanakan sekitar Rp 210 triliun jelas membengkak.

Sikap pemerintah yang tak berani mengurangi subsidi BBM harus dibayar mahal. Upaya menghemat bahan bakar minyak dengan cara memperbanyak pemakaian bahan bakar gas pun tidak dilakukan serius. Sementara itu, lifting minyak tak mencapai target. Penerimaan pajak pun tak maksimal karena pertumbuhan ekonomi menurun.

Semua itu diperburuk oleh kegagalan pemerintah mereformasi birokrasi. Menaikkan standar gaji pegawai dan memperbesar tunjangan merupakan langkah bagus. Tapi program itu semestinya diikuti perampingan birokrasi. Pemerintah sudah lama mengidentifikasi bahwa beberapa kementerian terlalu gendut dan tak efisien, namun sampai sekarang tak ada tindakan apa pun.

Advertising
Advertising

Birokrasi yang terlalu gemuk itu menghabiskan banyak anggaran negara. Biaya gaji pegawai pusat saja mencapai Rp 263 triliun. Ini belum termasuk Rp 563 triliun dana transfer ke daerah, yang sebagian besar juga digunakan untuk gaji pegawai daerah. Bandingkan dengan anggaran infrastruktur kita yang hanya Rp 206 triliun.

Sulit berharap Presiden Yudhoyono memperbaiki karut-marut anggaran itu di ujung masa jabatannya. Harapan hanya bisa ditumpukan pada pemerintah hasil Pemilu 2014. Pemerintah mendatang sebaiknya membuat anggaran yang lebih realistis. Memimpikan penerimaan yang besar boleh saja, tapi jangan lupa mengontrol subsidi dan pengeluaran.

Berita terkait

Film Horor Psikologis Possession: Kerasukan Tayang 8 Mei, Produser Berharap Dapat Jadi Bahan Diskusi

8 menit lalu

Film Horor Psikologis Possession: Kerasukan Tayang 8 Mei, Produser Berharap Dapat Jadi Bahan Diskusi

Possession: Kerasukan memakai atribut horor Indonesia, yaitu pocong yang dipresentasikan bantal-guling lantaran dekat dengan keseharian masyarakat.

Baca Selengkapnya

Tak Kebal Aturan Ganjil-Genap, Apa itu Pelat Khusus ZZ?

9 menit lalu

Tak Kebal Aturan Ganjil-Genap, Apa itu Pelat Khusus ZZ?

Apa itu pelat khusus ZZ yang disebut tak kebal aturan ganjil-genap di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Benarkah Belahan Jiwa Sudah Terdeteksi dari Pandangan Pertama?

16 menit lalu

Benarkah Belahan Jiwa Sudah Terdeteksi dari Pandangan Pertama?

Jika sudah menjalin hubungan dengan seseorang dan sangat ingin tahu apakah dia adalah belahan jiwa, berikut beberapa tandanya.

Baca Selengkapnya

Solo Great Sale 2024 Diharap Menjadi Sarana UMKM Memasarkan Produk

26 menit lalu

Solo Great Sale 2024 Diharap Menjadi Sarana UMKM Memasarkan Produk

Solo Great Sale 2024 (SGS 2024) diharapkan menjadi sarana para pelaku UMKM memasarkan produknya.

Baca Selengkapnya

Sule: Mahalini akan Pindah Agama dan Menikah dengan Rizky Febian secara Islam

29 menit lalu

Sule: Mahalini akan Pindah Agama dan Menikah dengan Rizky Febian secara Islam

Sule menjelaskan bahwa Mahalini akan menjadi mualaf sebelum menikah dengan Rizky Febian secara Islam di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Hasil Liga Inggris: Chelsea Kalahkan West Ham United 5-0, Nicolas Jackson Bikin Brace

30 menit lalu

Hasil Liga Inggris: Chelsea Kalahkan West Ham United 5-0, Nicolas Jackson Bikin Brace

Chelsea berpesta gol di gawang West Ham United dan mengalahkan lawannya itu dengan skor 5-0 dalam pertandingan Liga Inggris.

Baca Selengkapnya

Kado Hari Pendidikan Nasional: UKT Naik di Berbagai Kampus Negeri

38 menit lalu

Kado Hari Pendidikan Nasional: UKT Naik di Berbagai Kampus Negeri

UKT naik di berbagai kampus, buah dari penerapan Keputusan Mendikbudristek

Baca Selengkapnya

Gerakan Mahasiswa Pro-Palestina Meluas ke Australia dan Prancis

39 menit lalu

Gerakan Mahasiswa Pro-Palestina Meluas ke Australia dan Prancis

Gejolak demo mahasiswa Pro-Palestina merembet ke Australia dan Prancis, apa yang terjadi?

Baca Selengkapnya

Tiga Karyawan Tambang Nikel di Halmahera Selatan Dipecat usai Aksi Hari Buruh

46 menit lalu

Tiga Karyawan Tambang Nikel di Halmahera Selatan Dipecat usai Aksi Hari Buruh

Tiga karyawan PT Wanatiara Persada, perusahaan tambang nikel di Halmahera Selatan dipecat usai melakukan aksi Hari Buruh.

Baca Selengkapnya

Mengenal Tradisi Merti Desa Mbah Bregas di Sleman, Keteledanan dari Sosok Pengikut Sunan Kalijaga

58 menit lalu

Mengenal Tradisi Merti Desa Mbah Bregas di Sleman, Keteledanan dari Sosok Pengikut Sunan Kalijaga

Pelaksanaan upacara adat Merti Desa Mbah Bregas di Sleman hanya dilangsungkan satu tahun sekali, tepatnya Jumat kliwon pada Mei.

Baca Selengkapnya