Berber

Penulis

Senin, 17 Mei 2004 00:00 WIB

Bajak laut menghantui setiap kapal niaga yang melintasi Laut Tengah dan Atlantik pada abad ke-18. Berpusat di negeri-negeri di sepanjang Pantai Berber, para perompak lanun itu akan menyerbu bahtera, merampas barangnya, dan menangkap orang-orang Eropa yang ada di dalamnya dan menjadikan mereka budak belian.

Sejak menjelang akhir abad itu, Amerika Serikat kian ikut cemas dengan ancaman itu. Maka pada tahun 1797 sebuah perjanjian ditandatangani dengan Maroko, Aljir, Tripoli, dan Tunis.

Dalam traktat itu tercantum kalimat yang aneh. Di sana disebut perkara "Islam" dan "Kristen", seakan-akan soal bajak laut dan uang tebusan itu soal permusuhan agama: "Pemerintah Amerika Serikat tak dalam arti apa pun didasarkan kepada agama Kristen," demikian salah satu kalimat dalam perjanjian itu, dan "ia tak dengan sendirinya mempunyai watak permusuhan terhadap hukum, agama, dan ketenangan kaum muslimin." Negara-negara bagian Amerika, demikian tercantum dalam naskah, "tak pernah memasuki perang atau laku tak bersahabat dengan bangsa Islam ['Mehomitan'] mana pun."

Kita lihat: ada paradoks dalam alinea itu. Di sana agama disebut-sebut tapi juga disangkal. Kita tahu sebabnya: waktu itu, seperti hari ini, zaman belum terlepas dari masa "pasca-Andalusia". Inilah masa yang disebut oleh Anouar Majid, guru besar jurusan sastra Inggris di The University of New England, dalam bukunya yang baru, Freedom and Orthodoxy, sebagai masa ketika "Barat" memisahkan diri dari kebersamaan umat manusia—dan mulai menaklukkan yang bukan dirinya.

Yang hendak ditunjukkan Majid adalah peta bumi setelah Islam, yang berpusat di Andalusia, terusir, dan Spanyol jadi Katolik. Dalam proses perubahan itu, di Madrid dilembagakanlah kekerasan terhadap sosok "Yang Lain" yang ingin ditampik. Orang "Moor" (Arab, muslim) dan orang "Yahudi" harus disingkirkan. Di bawah tilikan Gereja Spanyol yang bertangan besi, orang pun diusut terus-menerus benarkah ia seorang Katolik tulen. Berangsur-angsur, proses ini menyidik juga benarkah seseorang "bersih lingkungan". Agar iman benar-benar murni, asal-usul harus dijaga. Maka harus ada limpieza de sangre, kemurnian darah.

Advertising
Advertising

Dan sejak itu, orang Spanyol—yang mengirimkan armada menyeberangi Atlantik untuk menaklukkan "orang Moor lain" entah di mana—membentuk sebuah dunia yang terbagi dua: di satu sisi, mereka yang sudah Kristen; di sisi lain, yang belum; di satu sisi, "Barat", dan di sisi lain, "Timur". Tak diakui lagi bahwa pada masa Andalusia, Islam, sebagaimana Kristen, adalah "Barat". Sejak itu, dikotomi itu menyebar ke mana-mana. Maka tak mengherankan bila perjanjian antara Amerika Serikat dan negeri-negeri Berber itu masih mencerminkannya.

Tapi Amerika bukan Spanyol. Ada yang penting dalam traktat itu: agama, meskipun diakui adanya, tak dianggap sebagai penentu: "Pemerintah Amerika Serikat tak dalam arti apa pun didasarkan kepada agama Kristen."

Memang ini pemerintah yang membuat perjanjian hanya dengan maksud praktis. Sudah beberapa kali kapal AS diserbu bajak laut. Bahkan sudah beberapa kali orang Amerika dibajak dan dijual sebagai budak, jika dilihat jumlah kisah tentang nasib seperti itu yang pernah terbit di Amerika. Pada tahun 1797: The Algerine Captive oleh Royall Tyler. Pada tahun yang sama, sebuah majalah di Boston, Columbian Orator, memuat sandiwara dua babak dengan judul Slaves in Barbary, tentang Amandar, orang Venezia, yang diperbudak oleh orang Arab.

Di sana "Islam" dan "Kristen" juga berulang kali dipakai sebagai kategori tunggal dalam pelbagai cerita tentang nasib manusia di bawah perbudakan Berber. Tapi Anouar Majid menuliskan kesimpulannya: tujuan buku-buku itu bukanlah untuk "mempersetankan (demonization) orang muslim dan Islam, melainkan konsolidasi nasionalisme Amerika dan pembelaan asas-asas republiken."

The Algerine Captive, misalnya. Novel ini terbit hanya setahun sebelum AS mengirim armada untuk menyerang Tripoli, untuk menghentikan keharusan membayar uang pisungsung ("tributary") kepada para penguasa di sana yang terus-menerus mengganggu bahtera dagang Amerika. Dalam novel ini, Updike Underhill, seorang dokter yang tertangkap dan diperbudak di Aljir, merenung tentang orang-orang muslim: "Pada keseluruhannya, tak tampak dalam ajaran agama mereka yang merangsang mereka ke laku imoral, atau menyetujui kekejaman yang mereka lakukan. Baik Al-Quran maupun para ulama mereka tak menghasut mereka untuk merampok, memperbudak, menyiksa. Dalam kitab suci mereka secara jelas dianjurkan orang berbuat amal, berlaku adil, dan belas kepada sesama."

Maka Underhill tak habis mengerti kenapa muslim dan orang Kristen bermusuhan. "Jika perintah kitab suci masing-masing diikuti, kedua belah pihak akan berhenti membenci, mengutuk, dan menghancurkan yang lain."

Tapi novel ini juga sebuah catatan bahwa apa pun yang diajarkan agama, pada akhirnya ada hal lain yang membentuk perilaku manusia. Ketika Underhill, yang mengembara berlayar sampai Kongo, menjadi dokter perdagangan budak, ia dengan benci memandang dirinya sendiri sebagai bagian dari hal yang keji itu. Pada suatu saat, dianjurkannya beberapa orang budak melarikan diri. Ketika ketahuan, sang dokter pun ditangkap. Ia ikut jadi budak.

Tapi ia tahu: sebagaimana di Aljir yang muslim ada manusia yang dirantai dan diperlakukan sebagai hewan, begitu pula di Amerika yang nasrani. Dalam hal ini, Algerine Captive—sebagaimana agaknya dimaksudkan oleh Anouar Majid—bisa punya gema pada tahun 2004, setelah 11 September 2001. Hari ini pun, di Amerika dan di sekitar Pantai Berber, "Barat" dan "Islam", bersama Tuhan dan Tentara, dibawa-bawa untuk menyelesaikan persoalan manusia. Tapi seperti disaksikan Underhill, banyak jawaban jadi tunggal dan mutlak, ketika banyak pertanyaan tak bisa diam, dan kekejaman terus terjadi.

Goenawan Mohamad

Berita terkait

Borussia Dortmund dan Marco Reus Sepakat Berpisah Akhir Musim Ini

3 menit lalu

Borussia Dortmund dan Marco Reus Sepakat Berpisah Akhir Musim Ini

Borussia Dortmund telah mengumumkan bahwa Marco Reus akan meninggalkan klub akhir musim ini dan berstatus bebas transfer.

Baca Selengkapnya

Wakil Ketua DPRA Sebut Prabowo Bakal Kembalikan Dana Otsus Aceh 2 Persen

4 menit lalu

Wakil Ketua DPRA Sebut Prabowo Bakal Kembalikan Dana Otsus Aceh 2 Persen

Wakil Ketua DPRA Safarudin mengatakan meski suara Prabowo di Pilpres 2024 kalah di Aceh, namun dia berkomitmen kembalikan dana otsus 2 persen.

Baca Selengkapnya

Nasdem, PKS, dan Perindo Jajaki Koalisi pada Pilkada 2024 di Sulsel

4 menit lalu

Nasdem, PKS, dan Perindo Jajaki Koalisi pada Pilkada 2024 di Sulsel

Nasdem Sulsel menyatakan komunikasi politik tetap terbuka dengan partai lain guna menghadapi Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Mampir ke Jakarta Tzuyu TWICE Bagi Makna Kecantikan hingga Pose di Jalur Evakuasi

10 menit lalu

Mampir ke Jakarta Tzuyu TWICE Bagi Makna Kecantikan hingga Pose di Jalur Evakuasi

Tzuyu membagikan beberapa momen saat di Jakarta

Baca Selengkapnya

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

23 menit lalu

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

Suhu panas yang dirasakan belakangan ini menegaskan tren kenaikan suhu udara yang telah terjadi di Indonesia. Begini data dari BMKG

Baca Selengkapnya

Piala Thomas 2024: Kunci Chou Tien Chen Kalahkan Viktor Axelsen dan Bawa Taiwan ke Semifinal

23 menit lalu

Piala Thomas 2024: Kunci Chou Tien Chen Kalahkan Viktor Axelsen dan Bawa Taiwan ke Semifinal

Taiwan akan menjadi lawan Indonesia pada babak semifinal Piala Thomas 2024. Chou Tien Chen mengalahkan Viktor Axelsen.

Baca Selengkapnya

Kelompok yang Rentan terhadap Cuaca Panas Berikut Dampaknya

34 menit lalu

Kelompok yang Rentan terhadap Cuaca Panas Berikut Dampaknya

Cuaca panas dapat berdampak lebih serius pada kesehatan orang-orang yang rentan, seperti lansia, ibu hamil, dan anak-anak karena dehidrasi.

Baca Selengkapnya

Penyebab Sulit Redakan Kesedihan karena Kehilangan Orang Tersayang

49 menit lalu

Penyebab Sulit Redakan Kesedihan karena Kehilangan Orang Tersayang

Kehilangan orang yang disayangi memang berat. Tak jarang, kesedihan bisa berlangsung lama, bahkan sampai bertahun-tahun.

Baca Selengkapnya

Jokowi Soal Susunan Kabinet Prabowo: Kalau Enggak Diminta Saran tapi Ikut Nimbrung, Enggak Boleh

59 menit lalu

Jokowi Soal Susunan Kabinet Prabowo: Kalau Enggak Diminta Saran tapi Ikut Nimbrung, Enggak Boleh

Menurut Jokowi, berbagai masukan tentang susunan kabinet mendatang itu boleh diberikan jika Prabowo meminta.

Baca Selengkapnya

3 Faktor Penyebab Sindrom Anak Sulung Perempuan

1 jam lalu

3 Faktor Penyebab Sindrom Anak Sulung Perempuan

Fenomena beban emosional yang dipikul oleh anak perempuan tertua alias anak sulung perempuan di banyak keluarga, sejak mereka masih kecil.

Baca Selengkapnya