Allah

Penulis

Senin, 24 November 2003 00:00 WIB

Orang sering menyembah Tuhan yang diperkecil. Maka berabad-abad yang lalu, di kota-kota yang berbataskan gurun, di mana langit luas dan malam dihuni cerita dan rahasia, para rasul datang memperingatkan. Mereka mengecam berhala. Mereka mengecam doa yang membayangkan Tuhan sebagai—jika kita pakai kiasan hari ini—seraut pohon bonsai. Berhala atau bonsai: sesuatu yang memikat justru karena diletakkan di sebuah kotak yang tetap, seakan-akan hidup, tapi sebenarnya hanya Tuhan yang diperkecil oleh manusia, sesembahan yang jauh dari hakikat Dia yang maha-agung.

Orang-orang muslim punya sebuah cerita dari Quran.

Di hadapan Fir'aun, begitulah dikisahkan, Musa memberi jawab yang tak diharapkan ketika raja Mesir itu bertanya, "Dan apakah Tuhan alam dunia itu?" Pertanyaan itu, "Ma rabbu al-alamina?", cenderung menantikan sebuah definisi. Tapi jawaban Musa berbeda, dan sangat kena. Nabi itu hanya mengatakan bahwa "Tuhan" adalah "Tuhan dari Timur dan dari Barat, dan dari segala yang ada di antaranya."

Musa tak memberikan sebuah definisi, sebab Tuhan yang didefinisikan sama halnya dengan Tuhan yang dibatasi, rapat-rapat, dalam bahasa. Jawaban Musa sebenarnya sebuah deskripsi—atau lebih tepat, sebuah penggambaran yang tak berakhir di satu kesimpulan. Kita bisa menafsirkannya sebagai usaha untuk menunjukkan, dengan kiasan, bahwa Tuhan adalah keagungan yang hadir di ufuk Timur, di mana cahaya bersinar, dan juga di arah Barat, tempat gelap berangkat. Dengan kata lain: Tuhan adalah Rabb-i— "pemilik", "tuan", dan "pengasuh"—dari segalanya, dari yang tampak dan tak tampak, dari yang bersama terang dan yang menemui kelam.

Itu sebabnya Ia "esa". Di sini, "esa"—yang dalam bahasa Indonesia ditambahi dengan kata "maha"—berbeda dari "satu". "Satu" adalah sebuah bilangan, sementara yang ilahiah tak dapat dihitung. Ia bukan seperti bulan dan matahari.

Advertising
Advertising

Ia bukan juga Tuhan dalam Also Sprach Zarathustra: Tuhan yang digambarkan Nietzsche sebagai sosok "tua berjanggut muram" yang "cemburu" dan berkata, "Hanya ada satu Tuhan! Kalian tak boleh punya tuhan lain selain aku!" Dalam Zarathustra, setelah pernyataan itu diucapkan, tuhan-tuhan lain pun mati—bukan karena dibinasakan, tapi karena tertawa geli.

Bagi saya, karikatur Nietzsche ini tak bisa menangkap sikap mereka yang hanif, yang percaya bahwa Ilahi adalah tunggal. Kaum monotheis tak datang untuk mengurangi jumlah. Mereka tak hendak meringkas persoalan. Justru sebaliknya. Yang Maha-agung adalah tunggal karena Ia begitu akbar dan sulit diutarakan. Ia adalah dasar dan juga sumber dari sebuah daya yang menggetarkan—sebuah daya yang menyebabkan segala hal muncul ke dalam terang, "ada".

Siapa saja yang tergetar oleh daya itu, dan mencoba menyebut sumber yang ada di baliknya dengan sebuah nama, dengan sebuah kata, ia akan merasa tak sanggup. Chairil Anwar mengeluh dalam sebuah sajak yang ia beri nama Doa: "Betapa susah sungguh, mengingat Kau penuh seluruh."

"Kau" yang "penuh seluruh" itu tak mungkin Tuhan yang diperkecil. Ibn 'Arabi, sufi dan pemikir besar Spanyol pada abad ke-12, menyebutnya sebagai "Yang Mutlak" (haqq). Artinya, "yang paling tak dapat ditentukan dari semua yang tak dapat ditentukan," "ankar al-nakirat." Ia gaib segaib-gaibnya, Ia "yang paling tak dapat diketahui dari semua yang tak diketahui."

Ia tak dapat diketahui karena Ia melampaui semua kualifikasi yang berlaku di dunia manusia.

Tapi manusia sering menyembah Tuhan yang diperkecil. Kadang-kadang mereka perlakukan Tuhan sebagai penguasa dalam sebuah wilayah, raja dengan batas tegar. Kini banyak yang mengira bahwa ketika Quran turun dan menyebut nama itu, "Allah", Islam hendak memperkenalkan sesosok tuhan lagi ke dalam pantheon yang telah sesak.

Seakan-akan "Allah" bukanlah nama yang dipakai oleh orang Arab di zaman pra-Islam, baik yang jahiliah maupun yang hanif, baik yang politheistis maupun yang Kristen. Seakan-akan "Allah" semata-mata Tuhan-orang-Islam yang bertakhta di sebuah kerajaan yang beradat-istiadat tersendiri. "Tuhan mereka berbeda dengan Tuhan kami," kata kaum Fundamentalis Kristen yang melihat dunia Islam dengan waswas. Seakan-akan Tuhan-orang-Kristen, Tuhan-orang-Yahudi, dan sederet tuhan yang lain, bersaing—persis seperti Tuhan yang cemburu dalam sajak Zarathustra.

Mungkin sebab itu para rasul perlu datang lagi. Tapi bisakah? Saya coba renungkan lagi Fusus al-Hikam (ditulis pada tahun 1229), melalui Sufism and Taoism, uraian yang tekun dan terang dari Toshihiko Izutsu, ilmuwan Jepang yang jadi penafsir utama Ibn 'Arabi. Saya kini kian tahu kenapa Tuhan adalah Yang Mutlak. Tapi kita agaknya hidup di dunia yang dikuasai oleh ahl 'aql wa-taqyid wa-hasr, mereka yang mendekati Yang Gaib seraya "mengikat, membatasi, dan mengekang." Tuhan pun diperkecil. Pada akhirnya Ia hanya Ilahi yang ditinggalkan.

Tuhan yang seperti itu hadir di mana-mana, tapi seakan-akan variasi dari sebuah patung polisi lalu lintas: sesosok berhala di tepi jalan, untuk mengingatkan, menakut-nakuti, mengawasi. Tuhan bukan lagi sumber dari "rahmah al-imtinan" yang dilukiskan Ibn 'Arabi: rahmat yang menjangkau siapa saja dan apa saja tanpa mengharapkan apa saja—rahmat yang bahkan bukan sebagai pahala bagi mereka yang berbuat baik.

Dengan Tuhan yang tanpa rahmat seperti itu, kita pun hidup di masa yang ditandai Fehl Gottes: "gagalnya Tuhan datang," kata Heidegger. Meskipun nama-Nya disebut terus-menerus, "dunia telah menjadi tanpa penyembuhan, tak suci." Sebaris sajak Chairil mungkin mengungkapkan hal itu: "Caya-Mu panas suci/tinggal kerlip lilin di malam hari."

Adakah di sini kita berbicara tentang "sekularisme"? Saya kira tidak. Mungkin kita justru berbicara tentang suasana ketika "yang suci" telah jadi banal, ketika "yang kudus" diletakkan sebagai rutin hidup sehari-hari, dan mengurus tetek-bengeknya. Pada saat itu memang "Tuhan" ramai-ramai dipasarkan dan dipamerkan. Tapi ia diletakkan di sebuah kotak, seperti seraut pohon bonsai.

Goenawan Mohamad

Berita terkait

Membawa Kuliner Sichuan ke Jakarta

1 jam lalu

Membawa Kuliner Sichuan ke Jakarta

Menikmati kuliner hotpot dan bbq dari Sichuan, Cina

Baca Selengkapnya

North West Bakal Tampil di Konser Musikal The Lion King Disney

2 jam lalu

North West Bakal Tampil di Konser Musikal The Lion King Disney

Dalam konser itu North West Heaher bergabung denagnHeadley, pemenang Oscar Lebo M, serta Jennifer Hudson

Baca Selengkapnya

Bank Danamon Belum Berencana Naikkan Suku Bunga KPR

2 jam lalu

Bank Danamon Belum Berencana Naikkan Suku Bunga KPR

Bank Danamon Indonesia belum berencana menaikkan suku bunga KPR meski suku bunga acuan BI naik menjadi 6,25 persen

Baca Selengkapnya

Tak Urus Sertifikasi Halal Sampai Oktober Mendatang, Pelaku Usaha Bisa Dapat Larangan Izin Edar

2 jam lalu

Tak Urus Sertifikasi Halal Sampai Oktober Mendatang, Pelaku Usaha Bisa Dapat Larangan Izin Edar

Kementerian Agama tengah menggodok pemberian sanksi untuk pelaku usaha yang belum melakukan sertifikasi halal. LPPOM MUI gencar fasilitas sertifikasi

Baca Selengkapnya

UKT UIN Jakarta Naik, Ini Hal yang Jadi Pertimbangan Kampus

2 jam lalu

UKT UIN Jakarta Naik, Ini Hal yang Jadi Pertimbangan Kampus

Zaenal menyebut bahwa kenaikan UKT itu juga sudah diatur pada Keputusan Menteri Agama RI Nomor 368 tahun 2024 tentang uang kuliah tunggal.

Baca Selengkapnya

Lupakan Keripik, Ini Alasan Anda Perlu Mengganti Camilan dengan Kismis

3 jam lalu

Lupakan Keripik, Ini Alasan Anda Perlu Mengganti Camilan dengan Kismis

Karena dibuat dari buah asli, kismis pun baik kesehatan karena mengandung tinggi serat yang baik buat pencernaan dan jantung

Baca Selengkapnya

Dapat Bantuan Pengobatan dari Tantowi Yahya dan Ikke Nurjanah, Hamdan ATT Menitikkan Air Mata

3 jam lalu

Dapat Bantuan Pengobatan dari Tantowi Yahya dan Ikke Nurjanah, Hamdan ATT Menitikkan Air Mata

Menurut Tantowi Yahya, atas usul Ikke Nurjanah, donasi dari hasil lelang lukisan itu dipakai untuk membantu pengobatan Hamdan ATT yang terkena stroke.

Baca Selengkapnya

3 Tips Efektif Jaga Keharmonisan Rumah Tangga

3 jam lalu

3 Tips Efektif Jaga Keharmonisan Rumah Tangga

Komunikasi antar pasangan kerap menjadi tantangan. Simak 3 tips efektif jaga keharmonisan rumah tangga.

Baca Selengkapnya

LRT Layani 10 Juta Penumpang Sejak Beroperasi Agustus Tahun Lalu

3 jam lalu

LRT Layani 10 Juta Penumpang Sejak Beroperasi Agustus Tahun Lalu

Pengguna tertinggi terjadi di bulan April 2024 sejak pertama kali LRT beroperasi, capai 1,4 juta penumpang.

Baca Selengkapnya

Harga Emas Pegadaian Terbaru 8 Mei 2024

3 jam lalu

Harga Emas Pegadaian Terbaru 8 Mei 2024

Bagi masyarakat yang ingin membeli logam emas yang aman dan nyaman, butik Galeri 24 bisa menjadi solusi karena bagian dari anak perusahaan dari PT Pegadaian.

Baca Selengkapnya