TEMPO.CO, Jakarta - Iwel Sastra, komedian, @iwel_mc
Nasruddin Hoja terlihat sedang mencari sesuatu di pinggir jalan. Seorang temannya memperhatikan Nasruddin, kemudian dengan penasaran menanyakan apa yang sedang dilakukan olehnya. Sambil terus melakukan aktivitasnya, Nasruddin mengatakan sedang mencari cincinnya yang hilang. Lalu temannya menyarankan agar Nasruddin mengingat-ingat di mana kira-kira cincinnya hilang.
Dengan sangat yakin, Nasruddin menjawab bahwa cincinnya hilang di dalam gudang. Lantas, temannya bertanya, kalau cincinnya hilang di gudang, kenapa Nasruddin justru mencarinya di pinggir jalan? Dengan santai, Nasruddin berujar, "Gudang sangat gelap. Mana bisa aku mencarinya di sana? Di sini cukup terang."
Kisah di atas saya kutip dari buku 360 Cerita Jenaka Nasruddin Hoja. Menurut saya, Nasruddin bukanlah satu-satunya orang yang melakukan hal demikian. Melakukan sesuatu bukan untuk mencapai tujuan, melainkan melihat susah-mudahnya usaha itu dilakukan. Tujuan Nasruddin adalah mencari cincin yang hilang, tapi dia tidak mau bersusah payah mencari cincin tersebut di tempat hilangnya lantaran gelap. Nasruddin mencarinya di tempat terang, meskipun dia tahu cincin tersebut tidak berada di sana.
Ini hampir sama dengan kisah pemain sepak bola yang melakukan gol bunuh diri dengan alasan lebih mudah memasukkan bola ke gawang sendiri dibanding ke gawang lawan.
Seringkali kita mendengar seseorang mengeluh dengan mengatakan dia sudah bekerja keras, tapi belum bisa menghasilkan apa-apa. Bisa jadi orang ini dalam bekerja juga menganut paham yang dilakukan Nasruddin. Bekerja keras di tempat yang menurutnya mudah untuk menemukan hasil meskipun sebenarnya tempat tersebut bukanlah tempat yang bisa menghasilkan.
Ada cerita tentang seorang ayah yang sering bekerja di bawah terik matahari berharap anaknya tidak seperti dia. Sang ayah memotivasi anaknya untuk belajar keras supaya nanti bisa bekerja di ruangan yang dingin. Rupanya anak ini memahami makna motivasi sang ayah dengan penafsiran sendiri. Setelah lulus sekolah, dia bekerja di pabrik es. Menurut dia, yang penting di ruangan yang dingin, he-he-he…
Istilah kerja, kerja, dan kerja sering kita dengar seusai pidato pelantikan Jokowi sebagai presiden. Sebelumnya, kita mendengar nama kabinet seperti Kabinet Persatuan Nasional, Kabinet Gotong Royong, atau Kabinet Indonesia Bersatu. Sedangkan Jokowi memberi nama kabinetnya sangat singkat, yaitu Kabinet Kerja. Ini menekankan pada semangat Jokowi yang ingin semua menterinya segera bekerja setelah dilantik. Semoga saja menteri yang dilantik ini segera tahu apa yang harus dikerjakan. Jangan sampai di tahun pertama menjabat, kerjanya hanya bekerja mencari tahu apa yang harus dikerjakan.
Presiden seperti Jokowi tidak cukup hanya dibantu oleh menteri yang memiliki semangat kerja keras. Selain kerja keras, para menteri harus bekerja cerdas. Jangan seperti Nasruddin yang bekerja keras menemukan cincinnya yang hilang dengan cara kerja bodoh. Sampai kapan pun tidak akan membuahkan hasil. Kerja keras dan kerja cerdas ini harus didukung oleh kerja ikhlas. Bekerja ikhlas untuk rakyat bukan untuk kepentingan pribadi, keluarga, atau partai politik. Jangan sampai terjadi ada menteri yang bekerja keras, bekerja cerdas, tapi karena tidak ikhlas, yang terjadi kemudian kerjanya bolak-balik memenuhi panggilan KPK.
Berita terkait
Profil Amran Sulaiman yang Kembali Dilantik Jokowi jadi Menteri Pertanian
25 Oktober 2023
Presiden Jokowi melantik Andi Amran Sulaiman menjadi Menteri Pertanian di Istana Negara pada hari ini, Rabu, 25 Oktober 2023. Ini profil lengkapnya.
Baca SelengkapnyaMenteri Kabinet Kerja Jokowi Dominasi Penghargaan Bintang Mahaputera
11 November 2020
Presiden Jokowi menganugerahkan gelar Bintang Mahaputera kepada menteri di Kabinet Kerja 2014-2019.
Baca SelengkapnyaJusuf Kalla Cerita Alasan Jokowi Copot Rizal Ramli di Kabinet Kerja
7 November 2020
Jusuf Kalla bercerita alasan Presiden Jokowi mencopot Rizal Ramli sebagai Menko Maritim di Kabinet Jilid I atau Kabinet Indonesia Kerja.
Baca SelengkapnyaAwet di Kabinet, Sofyan Djalil Disebut Luhut Menteri Semua Zaman
4 Februari 2020
Menteri Koordinator Bidang Kemaritman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan Sofyan Djalil merupakan menteri semua zaman.
Baca SelengkapnyaEks Menteri - menteri Jokowi Gelar Reuni di Rumah JK
11 November 2019
Jonan dan sejumlah eks menteri Jokowi menggelar reuni di rumah JK.
Baca SelengkapnyaLengser dari Mentan, Amran Sebut Data Sawah Indonesia Tak Akurat
25 Oktober 2019
Menteri Pertanian periode 2014-2019 Andi Amran Sulaiman mengatakan bahwa data lahan persawahan Indonesia tak akurat.
Baca SelengkapnyaJokowi Sindir Menteri yang 5 Tahun Tak Pernah Rapat dengan Menko
24 Oktober 2019
Presiden Jokowi memulai Sidang Kabinet Indonesia Maju perdana dengan mengungkit sejumlah kesalahan para menteri Kabinet Kerja.
Baca SelengkapnyaRelawan Sebut Gerindra Gabung Koalisi Jokowi
21 Oktober 2019
Ketua Umum Kelompok Relawan Jokowi Mania, Immanuel Ebenezer mengatakan sudah diberitahu Presiden Joko Widodo bahwa Gerindra masuk kabinet baru.
Baca SelengkapnyaNama Menteri Diumumkan Hari Ini, Jokowi: Yang Baru Lebih Banyak
21 Oktober 2019
Presiden Joko Widodo atau Jokowi berjanji mengumumkan jajaran Menteri kabinet Kerja Jilid II pada hari ini, Senin, 21 Oktober 2019.
Baca SelengkapnyaMenu Silaturahmi Terakhir Kabinet Kerja: dari Coto hingga Sate
19 Oktober 2019
Makanan tradisional khas seperti coto makassar dan sate padang menjadi menu kuliner yang disajikan dalam acara pertemuan terakhir Kabinet Kerja.
Baca Selengkapnya