Jalan Berbayar Jangan Tertunda

Penulis

Kamis, 12 Juni 2014 21:13 WIB

Betapa lamban Jakarta menerapkan electronic road pricing. Sudah bertahun-tahun sistem jalan berbayar ini dibicarakan tapi tak kunjung dilaksanakan. Bahkan sampai sekarang Dewan Perwakilan Rakyat belum selesai membuat peraturan daerah yang mendukung rencana itu.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama terlihat sudah tidak sabar. Uji coba ERP segera dilakukan kendati aturannya belum siap. DKI juga mulai menyaring perusahaan yang berminat menangani proyek ini. Diharapkan, begitu peraturan daerah yang memuat retribusi jalan berbayar disahkan, ERP langsung bisa segera diberlakukan.

Aparat pemerintah daerah semestinya lebih sigap menyiapkan aturan mengenai ERP. Begitu pula anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DKI. Sebagian warga Jakarta sudah tak sabar menunggu kebijakan yang bisa mengurai kemacetan itu. Setiap hari orang tersiksa di jalan raya karena lalu lintas yang padat.

Sistem jalan berbayar merupakan urutan pertama di antara 17 langkah kebijakan pemerintah untuk mengatasi kemacetan Jakarta yang diumumkan pada September 2010. Ketika itu Wakil Presiden Boediono menginstruksikan pelaksanaan berbagai langkah untuk mengatasi kemacetan. Langkah lainnya adalah membangun sarana mass rapid transit dan mempercepat proyek double track kereta dari Cikarang ke Jakarta.

Empat tahun kemudian, hampir semua langkah itu belum bisa dilaksanakan hingga tuntas. Pemerintah pusat seharusnya segera kembali turun tangan, terutama menyangkut proyek lintas provinsi seperti kebijakan transportasi terpadu di Jakarta dan sekitarnya.

Semua itu menunjukkan cara kerja birokrat kita yang serba lamban. Mereka tak mampu mencari solusi cepat untuk mengatasi kendala yang muncul dalam setiap pelaksanaan proyek. Padahal semua langkah itu amat bermanfaat bagi publik.

Advertising
Advertising

Proyek ERP, misalnya, jelas akan mengurangi kepadatan lalu lintas. Apalagi kebijakan 3 in 1 atau "satu mobil berpenumpang minimal tiga orang" sudah tak efektif lagi. Dengan ERP, orang akan berpikir dua kali sebelum mengendarai mobil setiap hari di Jakarta. Dengan demikian, diharapkan sebagian di antara mereka beralih ke kendaraan umum. Langkah ini terbukti efektif untuk mengendalikan kepadatan lalu lintas di kota-kota seperti Hong Kong, Singapura, dan Oslo.

Para pejabat bisa membayangkan betapa besar mudarat karena kemacetan. Kerugian akibat kemacetan di DKI selama ini mencapai Rp 12,8 triliun per tahun, yang dihitung dari biaya operasional kendaraan dan stres masyarakat yang setiap hari terjebak kemacetan. Kecepatan rata-rata kendaraan di Jakarta hanya 8,3 kilometer per jam, jauh di bawah standar pelayanan minimum 20 kilometer per jam.

Di tengah keadaan seperti itu, tidaklah pantas para birokrat dan anggota DPRD terkesan berleha-leha. Publik akan tak sabar bila harus menunggu penerapan ERP hingga tahun depan. Seharusnya pembuatan perda dan tender proyek itu bisa dipercepat.

Berita terkait

Taman Doa Our Lady of Akita PIK 2 Resmi Dioperasikan, Jadi Destinasi Wisata Rohani

23 menit lalu

Taman Doa Our Lady of Akita PIK 2 Resmi Dioperasikan, Jadi Destinasi Wisata Rohani

Taman doa yang berlokasi di Kawasan Osaka PIK 2 yang menjadi destinasi wisata rohani ini di desain sama persis dengan gereja aslinya di Akita, Jepang.

Baca Selengkapnya

Delegasi Indonesia Partisipasi di Festival Hakata Dontaku

25 menit lalu

Delegasi Indonesia Partisipasi di Festival Hakata Dontaku

Festival Hakata Dontaku adalah festival kesenian dan budaya terbesar di Fukuoka Jepang. Indonesia menampilkan angklung, tari Bali, dan tari Saman

Baca Selengkapnya

Gagal Sumbang Poin di Final Piala Thomas 2024, Anthony Sinisuka Ginting Tak Bisa Keluar dari Tekanan Shi Yu Qi

34 menit lalu

Gagal Sumbang Poin di Final Piala Thomas 2024, Anthony Sinisuka Ginting Tak Bisa Keluar dari Tekanan Shi Yu Qi

Anthony Sinisuka Ginting mengungkapkan penyebab kekalahannya atas Shi Yu Qi di final Piala Thomas 2024 saat Indonesia menghadapi Cina.

Baca Selengkapnya

Pelaksanaan UTBK 2024 di Universitas Jambi Diikuti 9.412 Peserta

46 menit lalu

Pelaksanaan UTBK 2024 di Universitas Jambi Diikuti 9.412 Peserta

Universitas Jambi atau Unja menyediakan fasilitas ujian untuk UTBK sebanyak 16 laboratorium dan dilaksanakan dalam dua sesi setiap harinya.

Baca Selengkapnya

Kementerian Perhubungan Klaim Keselamatan Pelayaran Indonesia Diakui Dunia

58 menit lalu

Kementerian Perhubungan Klaim Keselamatan Pelayaran Indonesia Diakui Dunia

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengklaim bahwa keselamatan dan keamanan pelayaran kapal Indonesia telah diakui dunia internasional.

Baca Selengkapnya

KKP Apresiasi Stakeholder Pemanfaatan Ruang Laut

1 jam lalu

KKP Apresiasi Stakeholder Pemanfaatan Ruang Laut

Penghargaan ini merupakan bentuk apresiasi atas kepatuhan dan peran aktif mitra Ditjen PKRL dalam penyelenggaraan KKPRL sekaligus sebagai wujud nyata dukungan terhadap keberlanjutan pemanfaatan ruang laut.

Baca Selengkapnya

Hasil Final Piala Thomas 2024: Anthony Sinisuka Ginting Dibungkam Shi Yu Qi, Indonesia Teringgal 0-1 dari Cina

1 jam lalu

Hasil Final Piala Thomas 2024: Anthony Sinisuka Ginting Dibungkam Shi Yu Qi, Indonesia Teringgal 0-1 dari Cina

Anthony Sinisuka Ginting tak mampu berbuat banyak dalam laga perdana final Piala Thomas 2024 melawan tunggal pertama Cina, Shi Yu Qi.

Baca Selengkapnya

Usai Bendesa Adat Tersangka Pemerasan, Kejati Bali Buka Peluang Koordinasi dengan Majelis Desa Adat

1 jam lalu

Usai Bendesa Adat Tersangka Pemerasan, Kejati Bali Buka Peluang Koordinasi dengan Majelis Desa Adat

Kejati Bali membuka peluang berkoordinasi dengan Majelis Desa Adat Bali usai menetapkan Bendesa Adat Berawa sebatersangka pemerasan investor.

Baca Selengkapnya

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki

1 jam lalu

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki

Asosiasi Persepatuan Indonesia menanggapi tutupnya pabrik sepatu Bata. Pengetatan impor mempersulit industri memperoleh bahan baku.

Baca Selengkapnya

KKP Tangkap Kapal Asing Vietnam di Laut Natuna, Nakhoda: Ikan di RI Masih Banyak

1 jam lalu

KKP Tangkap Kapal Asing Vietnam di Laut Natuna, Nakhoda: Ikan di RI Masih Banyak

Kapal asing Vietnam ditangkap di Laut Natuna. Mengeruk ikan-ikan kecil untuk produksi saus kecap ikan.

Baca Selengkapnya