Munawir Aziz, alumnus pascasarjana UGM, Yogyakarta
Pelantikan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengingatkan kita akan sosok Kiai Abdurrahman Wahid. Ahok dan Gus Dur adalah fenomena dalam sejarah politik Indonesia, dengan sikap yang konsisten pada prinsip masing-masing. Gus Dur memiliki jejak rekam panjang sebagai budayawan, pengasuh pesantren, politikus, hingga dikenang sebagai negarawan.
Sedangkan Ahok, dengan titik berangkat yang berbeda, menjadi fenomena di tengah krisis pemimpin yang berani mengambil risiko. Ahok, sebagai orang Tionghoa dan pengusaha, membuktikan diri sebagai tantangan terhadap dinamika demokrasi pasca-reformasi, dengan berjuang di jalur politik. Jika direnungkan, peristiwa kelam Mei 1998 membawa kepedihan sekaligus hikmah. Ketika Ahok resmi menjadi Gubernur DKI Jakarta, kenangan akan kekerasan terhadap orang Tionghoa menjadi optimisme bahwa bangsa ini sudah memberikan ruang setara bagi tiap warga, tanpa membedakan sekat etnis dan agama.
Ahok menjadi figur yang dibenci sekaligus dirindukan. Ia dimusuhi orang-orang yang memiliki kepentingan di tengah keruhnya kehidupan politik Ibu Kota. Namun Ahok juga memiliki pendukung, yakni mereka yang tidak lagi bersikap feodal, menghargai keragaman, berpikir toleran, dan menganggap setiap warga negara Indonesia berhak menjadi pemimpin. Ahok dijegal oleh sikap rasis, namun ia mampu meladeninya dengan berpegang pada konstitusi.
Pelbagai upaya menjegal Ahok telah dilakukan dengan serangan bertubi-tubi. Terakhir, sengketa Ahok dengan pimpinan FPI menjadi perbincangan ramai di media sosial maupun diskusi-diskusi ilmiah. Ahok juga diserang oleh beberapa anggota DPRD DKI Jakarta yang tidak menginginkan dirinya menjadi pemimpin Ibu Kota. Menanggapi serangan politik yang bertubi, ia memilih fokus membereskan masalah mendasar kota Jakarta: banjir, pengelolaan sungai, manajemen transportasi, dan masalah mendasar lainnya.
Apa yang menjadikan Gus Dur dan Ahok dalam napas perjuangan yang sama? Keduanya berpegang pada kaidah bahwa kepemimpinan harus bertujuan untuk kepentingan rakyat. Apa yang diperjuangkan Gus Dur semasa hidupnya adalah membela kelompok minoritas dari sergapan kesewenangan kaum mayoritas. Gus Dur pernah menyatakan bahwa suatu saat Ahok akan menjadi gubernur. "Siapa bilang orang turunan Tionghoa belum bisa jadi gubernur? Jadi presiden, kamu aja bisa," kata Gus Dur.
Gus Dur memberikan pujian kepada Ahok ketika ia membebaskan biaya kesehatan saat menjadi Bupati Kabupaten Belitung Timur. Gus Dur mendukung Ahok ketika berniat mencalonkan diri sebagai Gubernur Bangka Belitung pada pemilihan Gubernur Babel 2007. Gus Dur juga pernah membantu Ahok ketika ia mengajukan gugatan di Mahkamah Agung karena merasa dicurangi pada proses pilkada. Pada waktu itu, Gus Dur sempat berniat mengirim 2.000 anggota Banser untuk membela Ahok.
Gus Dur telah selesai menuliskan riwayat dirinya, meski teks-teks dan ingatan tentang beliau akan terus dirayakan. Ahok, yang saat ini menjadi pemimpin DKI Jakarta, akan menemukan ujian konsistensi dan prinsip perjuangan yang sesungguhnya. *
Berita terkait
Rencana Anies Usai MK Tolak Gugatan: Istirahat Sejenak, Lalu Perjalanan Baru
6 hari lalu
Anies Baswedan membeberkan rencananya setelah gugatan kubunya ditolak Mahkamah Konstitusi.
Baca SelengkapnyaJokowi Bagikan Bansos di Depan Istana Merdeka, Begini Penjelasan Heru Budi
26 hari lalu
Heru Budi mengatakan bansos tersebut bersumber dari dana operasional Presiden.
Baca SelengkapnyaHeru Budi Sebut Jakarta Kewalahan Jika Hujan 4 Jam Berintensitas 180 mm per Hari, Begini Penjelasannya
40 hari lalu
Heru Budi mengatakan Proyek Sodetan Ciliwung dapat mengatasi banjir di Jakarta.
Baca SelengkapnyaPemutusan KJMU jadi Polemik, Begini Respons Heru Budi, Anies Baswedan, dan DPRD DKI
54 hari lalu
Anies Baswedan sebut pemutusan KJMU di tengah jalan berikan penderitaan, sementara Heru Budi sebut bahwa pemutusan itu didasarkan perubahan mekanisme
Baca SelengkapnyaPilgub DKI Jakarta, Apakah Deretan Nama Ini Berpeluang?
56 hari lalu
Belakangan beberapa nama mulai dibicarakan akan maju dalam Pilgub DKI Jakarta, walaupun masih jauh waktu pelaksanaannya. Siapa saja?
Baca SelengkapnyaRamai Soal KJMU, Apa itu Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul yang Diinisiasi Ahok dan Diteruskan Anies Baswedan?
57 hari lalu
Ramai di media sosial soal Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul yang disebut diberhentikan sepihak oleh Pemprov DKI Jakarta. Apa beda KJMU dan KJP Plus?
Baca SelengkapnyaWali Kota Solo dari Masa ke Masa Ada Bapak dan Anak, Jokowi dan Gibran
1 Maret 2024
Berikut daftar nama yang pernah menjabat sebagai Wali Kota Solo, ada nama bapak dan anak, Jokowi dan Gibran.
Baca Selengkapnya4 Nama yang Santer Dikabarkan Maju Pilgub DKI 2024, Ada Sahroni hingga Ridwan Kamil
1 Maret 2024
Berikut sejumlah nama yang santer dikabarkan akan maju sebagai calon Gubernur DKI Jakarta, mulai dari Ridwan Kamil hingga Sahroni.
Baca SelengkapnyaAhok Bukan Lagi Komisaris Utama Pertamina, Ini Perjalanan Karier Politiknya
4 Februari 2024
Ahok mundur sebagai Komisaris Utama Pertamina untuk dukung Paslon Ganjar-Mahfud. Ini karier politik Basuki Tjahaja Purnama.
Baca SelengkapnyaAlasan Rhoma Irama Dukung Anies Baswedan-Cak Imin, Begini Bunyi Deklarasinya
31 Januari 2024
Raja Dangdut Rhoma Irama mendeklarasikan dukung Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar atau Cak Imin dalam Pemilu 2024. Begini bunyi deklarasi selengkapnya.
Baca Selengkapnya