Memilih Pemimpin

Penulis

Selasa, 8 Juli 2014 21:26 WIB

Hari ini rakyat memilih, bukan sekadar presiden, melainkan pemimpin. Ia semestinya sosok yang memberi inspirasi, mampu menggerakkan rakyat, dan membawa perubahan ke arah lebih baik--Indonesia yang lebih makmur, adil, dan bebas dari korupsi.

Tidaklah sedikit figur yang memenuhi kriteria itu. Sayang, mekanisme demokrasi kali ini hanya memunculkan dua pasangan calon presiden dan wakil presiden: Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla. Kedua pasangan punya banyak kelebihan, juga kekurangan.

Prabowo terlihat tegas. Tapi ia tampak lebih emosional, kurang bisa memberikan rasa tenang bagi rakyat, dan minim pengalaman pada pemerintahan sipil. Boleh jadi, Hatta Rajasa, yang sudah berkali-kali menjadi menteri, bisa menutupi kelemahan itu. Hanya, mereka disokong oleh partai-partai yang selama ini memerintah dan tak menunjukkan prestasi mengesankan.

Partai Gerakan Indonesia Raya--pengusung utama Prabowo--menawarkan banyak janji baru. Masalahnya, partai lain yang menyokongnya-Partai Persatuan Pembangunan, Partai Amanat Nasional, Partai Keadilan Sejahtera, Partai Golkar, dan Partai Demokrat-selama ini sudah berkuasa. Mereka tak mampu menyiapkan infrastruktur bagi kemajuan negeri. Di rezim sekarang pula, korupsi merajalela, dari korupsi impor daging sapi, proyek Hambalang, hingga korupsi pengelolaan ibadah haji.

Mudah dibayangkan pula, Prabowo akan sulit menuntaskan kasus pelanggaran hak asasi manusia. Ia bakal dibebani oleh kasus penculikan aktivis prodemokrasi pada 1997-1998. Gara-gara kasus ini pula Prabowo diberhentikan dari militer. Ia akan menghadapi masalah bila berhubungan dengan negara-negara yang menghormati HAM.

Advertising
Advertising

Joko Widodo alias Jokowi pun bukan figur sempurna. Mantan Wali Kota Solo yang kini menjadi gubernur nonaktif DKI Jakarta ini merupakan sosok yang jujur. Ia sanggup menginspirasi rakyat, tapi masih minim pengalaman internasional. Beruntung, ia didampingi Kalla, yang sudah kenyang pengalaman di pemerintahan. Sempat tergagap-gagap dan kurang meyakinkan pada adu debat di awal kampanye, Jokowi belakangan mulai bisa meladeni kemampuan bicara Prabowo. Ia juga semakin bisa mengartikulasikan idenya secara jelas.

Visi-misi kedua pasangan sebetulnya hampir sama. Prabowo-Hatta dan Jokowi- Kalla menawarkan banyak hal demi kemajuan Indonesia seperti yang disampaikan dalam serangkaian debat. Semua menjanjikan perbaikan perekonomian, kesejahteraan rakyat, dan pemberantasan korupsi. Masalahnya, pidato dan visi yang muluk-muluk tak selalu bisa dilaksanakan secara baik. Itulah yang terjadi pada pemerintah Susilo Bambang Yudhoyono.

Indonesia memerlukan pemimpin yang tak terbelit masalah lawas, mampu melaksanakan ide, sekaligus membawa perubahan yang signifikan. Kalau tak bisa menemukan sosok ideal, resep yang paling mudah: cobloslah pasangan yang lebih kecil mudaratnya bagi republik ini.

Berita terkait

Seri Poco F6 Kembali Kantongi Sertifikasi, Peluncurannya Semakin Dekat

4 menit lalu

Seri Poco F6 Kembali Kantongi Sertifikasi, Peluncurannya Semakin Dekat

Poco F6 muncul di sertifikasi dengan nomor model "24069PC12G".

Baca Selengkapnya

Vivo Y38 5G Resmi Dirilis di Taiwan, Ini Spesifikasinya

5 menit lalu

Vivo Y38 5G Resmi Dirilis di Taiwan, Ini Spesifikasinya

Vivo Y38 5G memiliki chipset Snapdragon 4 Gen 2 dan RAM LPDDR4x 8 GB dengan penyimpanan internal UFS 2.2 256 GB.

Baca Selengkapnya

Kasus Mayat dalam Koper Bali, Tersangka Sempat Berupaya Hilangkan Barang Bukti

5 menit lalu

Kasus Mayat dalam Koper Bali, Tersangka Sempat Berupaya Hilangkan Barang Bukti

Tersangka kasus mayat dalam koper di Bali berupaya menghilangkan barang bukti.

Baca Selengkapnya

Banjir Selutut Orang Dewasa Menggenangi Sepaku, Begini Penjelasan Otorita IKN

9 menit lalu

Banjir Selutut Orang Dewasa Menggenangi Sepaku, Begini Penjelasan Otorita IKN

Juru Bicara Otorita IKN Troy Pantouw membenarkan banjir menggenangi Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kaltim, Jumat, 3 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Alasan PDIP Sebut Oposisi Perlu Ada dalam Pemerintahan

14 menit lalu

Alasan PDIP Sebut Oposisi Perlu Ada dalam Pemerintahan

PDIP menilai oposisi diperlukan dalam sistem pemerintahan.

Baca Selengkapnya

Atasi Penerima KIP Kuliah yang Tidak Tepat Sasaran, Kemendikbud Minta Kampus Evaluasi

19 menit lalu

Atasi Penerima KIP Kuliah yang Tidak Tepat Sasaran, Kemendikbud Minta Kampus Evaluasi

Viralnya kasus dugaan penerima KIP Kuliah bergaya hedon, Kemendikbudristek akan mengambil langkah.

Baca Selengkapnya

Dubes RI Resmikan Pesantren Pertama NU di Jepang

26 menit lalu

Dubes RI Resmikan Pesantren Pertama NU di Jepang

Duta Besar Republik Indonesia untuk Jepang Heri Akhmadi meresmikan pesantren pertama Nahdlatul Ulama (NU)

Baca Selengkapnya

Mengintip Restoran Bintang Michelin Tempat Lisa Blackpink Kencan dengan Frederic Arnault

26 menit lalu

Mengintip Restoran Bintang Michelin Tempat Lisa Blackpink Kencan dengan Frederic Arnault

Bagi yang ingin mencoba pengalaman Lisa Blackpink, harga makanan di restoran ini mulai dari 190 euro atau Rp3,3 juta per hidangan.

Baca Selengkapnya

Jadwal Final Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Indonesia vs Cina, Simak Susunan Pemainnya

36 menit lalu

Jadwal Final Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Indonesia vs Cina, Simak Susunan Pemainnya

Tim bulu tangkis putri Indonesia akan menghadapi Cina pada partai final Piala Uber 2024. Simak jadwal dan susunan pemainnya.

Baca Selengkapnya

Taruna STIP Jakarta Tewas Dianiaya Senior, Polisi Ungkap Penyebabnya

37 menit lalu

Taruna STIP Jakarta Tewas Dianiaya Senior, Polisi Ungkap Penyebabnya

Polisi mengungkap penyebab terjadinya penganiyaan di Kampus STIP Jakarta yang menyebabkan seorang taruna tewas.

Baca Selengkapnya