Ujian bagi KPU

Penulis

Kamis, 17 Juli 2014 20:33 WIB

Keberhasilan Komisi Pemilihan Umum menggelar pemilihan presiden yang berlangsung relatif lancar patut dipuji. Tapi kini datang ujian terakhir, yakni menghitung perolehan suara. Publik masih menanti siapa pemenang resmi: pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa ataukah Joko Widodo-Jusuf Kalla? Diharapkan Komisi mampu bekerja cermat dan bebas dari tekanan siapa pun.

Harapan itu perlu disampaikan lantaran Komisi terkesan kurang percaya diri. Di tengah proses rekapitulasi suara, Ketua KPU Husni Kamil Manik menyatakan bahwa pemberi keputusan final pemenang pemilu bukan lembaganya, melainkan Mahkamah Konstitusi. Pernyataan ini tidaklah pantas diucapkan oleh seorang Ketua KPU.

Sikap Husni akan mengundang spekulasi bahwa hasil pemilu kali ini akan kacau sehingga harus dibawa ke MK. Padahal adalah tugas Komisi untuk menghitung secara akurat sehingga kedua pihak bisa menerima hasil pemilu. Harus diakui, tugas penghitungan suara kali ini cukup berat lantaran selisih suara penentu kemenangan diperkirakan kurang dari 5 persen. Tapi kedua kubu dan publik akan mau menerima apa pun hasilnya andai kata sejak awal KPU memperlihatkan cara kerja yang transparan.

Transparansi sebetulnya bisa dilakukan dengan cara mengadakan penghitungan sementara dan menyiarkannya setiap hari. Cara yang dulu pernah dilakukan ini bisa mengurangi rasa penasaran dan kecurigaan masyarakat. Apalagi Komisi telah menampung hasil pindai formulir C1--berisi hasil penghitungan di seluruh tempat pemungutan suara. Jika masyarakat bisa menggelar penghitungan sementara seperti ditayangkan di situs kawalpemilu.org, seharusnya KPU mampu pula melakukannya. Dengan adanya penyiaran hasil penghitungan sementara secara bertahap, niscaya publik akan sedikit tenang.

Peran sebagai peredam ketegangan itulah yang kurang dimainkan oleh pimpinan KPU. Lembaga ini belum mampu menjadi wasit yang baik di tengah pertarungan yang sengit antara kubu Prabowo dan Joko Widodo alias Jokowi sejak kampanye hingga sekarang. Kampanye yang seharusnya menjadi ajang untuk adu program dan membuka rekam jejak kandidat itu justru menjadi perang propaganda yang tak sehat.

Setelah pemungutan suara dilakukan, publik kemudian disuguhi polemik mengenai hasil hitung cepat. Sebagian politikus bahkan masih mempertanyakan hasil hitung cepat lembaga yang cukup kredibel, termasuk hitung cepat versi Radio Republik Indonesia. Padahal hitung cepat amat penting sebagai patokan terhadap hasil perolehan suara yang resmi sekaligus mencegah kecurangan. Jika hitung cepat yang dilakukan RRI masih disepelekan, orang tentu menjadi curiga: jangan-jangan ada upaya merekayasa hasil pemilu.

KPU mesti membuktikan bahwa kecurigaan itu tidak beralasan. Caranya tentu saja dengan melakukan penghitungan suara secara teliti. Para komisioner seharusnya optimistis bahwa hasil penghitungannya bisa diterima oleh kedua kubu dan tak perlu dipersengketakan di mahkamah.

Advertising
Advertising

Berita terkait

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Tiba di KPK, Jalani Pemeriksaan sebagai Tersangka Kasus Korupsi BPPD Sidoarjo

9 menit lalu

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Tiba di KPK, Jalani Pemeriksaan sebagai Tersangka Kasus Korupsi BPPD Sidoarjo

Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali alias Gus Muhdlor memenuhi panggilan pemeriksaan penyidikan Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK.

Baca Selengkapnya

Google Maps Bakal Hadirkan Tampilan Baru, Edisi Awal Diujicoba untuk Pengguna Android

9 menit lalu

Google Maps Bakal Hadirkan Tampilan Baru, Edisi Awal Diujicoba untuk Pengguna Android

Google sedang mengembangkan desain antarmuka baru dari Google Maps. Masih diujicoba untuk pengguna Android.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut Impor Produk Elektronik Bikin Defisit hingga Rp 30 Triliun Lebih

15 menit lalu

Jokowi Sebut Impor Produk Elektronik Bikin Defisit hingga Rp 30 Triliun Lebih

Jokowi menyayangkan perangkat teknologi dan alat komunikasi yang digunakan di Tanah Air saat ini masih didominasi oleh barang-barang impor.

Baca Selengkapnya

Kronologi Warga Bubarkan Mahasiswa Katolik saat Ibadah Doa Rosario di Tangsel

17 menit lalu

Kronologi Warga Bubarkan Mahasiswa Katolik saat Ibadah Doa Rosario di Tangsel

Acara pembacaan doa rosario oleh sekelompok mahasiswa Universitas Pamulang (UNPAM) dibubarkan paksa sejumlah warga di Tangsel

Baca Selengkapnya

Hasto PDIP Bilang Begini soal Peluang Duet Ahok-Anies di Pilgub DKI Jakarta

18 menit lalu

Hasto PDIP Bilang Begini soal Peluang Duet Ahok-Anies di Pilgub DKI Jakarta

Nama Ahok dan Anies digadang-gadang untuk maju di Pilgub DKI Jakarta. Apa kata Hasto PDIP?

Baca Selengkapnya

Tips Perawatan Lensa Kontak

23 menit lalu

Tips Perawatan Lensa Kontak

Lensa kontak menjadi salah satu pilihan alat bantu penglihatan yang kian populer di kalangan masyarakat. Ini tips perawatan lensa kontak.

Baca Selengkapnya

Tak Ingin Pikun Usia Muda? Lakukan Tips Berikut

24 menit lalu

Tak Ingin Pikun Usia Muda? Lakukan Tips Berikut

Gaya hidup membantu untuk mengurangi resiko pikun sampai demensia alzheimer.

Baca Selengkapnya

Batal Tampil Sederhana, Rihanna Absen di Met Gala 2024 karena Sakit

27 menit lalu

Batal Tampil Sederhana, Rihanna Absen di Met Gala 2024 karena Sakit

Rihanna mendadak absen di Met Gala 2024 karena flu. Sebelumnya dia berencana untuk tampil sangat sederhana tahun ini.

Baca Selengkapnya

Muhammadiyah Jawab Soal Kursi Menteri Pendidikan di Kabinet Prabowo

31 menit lalu

Muhammadiyah Jawab Soal Kursi Menteri Pendidikan di Kabinet Prabowo

Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Abdul Mu'ti buka suara terkait jatah kursi menteri di Kabinet Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Apa katanya?

Baca Selengkapnya

BNPT Lakukan Monitoring Standar Pengamanan di Bandara Ngurah Rai

33 menit lalu

BNPT Lakukan Monitoring Standar Pengamanan di Bandara Ngurah Rai

Kehadiran BNPT merupakan tindak lanjut dari asesmen yang pernah dilakukan di Bandara Ngurah Rai

Baca Selengkapnya