Kremus

Penulis

Selasa, 13 April 1999 00:00 WIB

Tanggal 13 Mei 1968, di tengah "Revolusi Kebudayaan", mereka menangkap Zhou dan membunuhnya. Seseorang memotong kepalanya dan kakinya. Seseorang lain kemudian menggantungkan kedua bagian tubuh itu di sebuah pohon, di jalan depan pasar Kota Wuxuan. Di kepala itu matanya masih terbuka dan di kaki itu daging bagian bawah betis belum direnggutkan dari tulang. Beribu-ribu orang menonton. Janda Zhou pun diseret ke sana untuk melihat. Perempuan itu disuruh berlutut. "Ini suamimu?" sang pemenang menunjuk ke kepala yang tergantung belum kering itu. "Ya," jawab janda Zhou. "Jahat dia?" "Ya," suaranya ketakutan. Perempuan yang sedang hamil tujuh bulan itu pun diperintahkan membuka baju. Ia menolak. Tapi seseorang menyentakkan pakaian itu dengan paksa dari belakang. Seseorang lain menghunus pisau. Tapi tak jadi dihunjamkan. "Terlalu kurus. Tak layak dimakan," ia berkata. Dimakan. Seperti halnya "diganyang" dan "dikremus", kata itu mengandung kekerasan, sebuah kiasan yang mencoba menggambarkan pengertian "dihabisi". Itukah yang dimaksud orang berpisau itu? Tahap akhir "Revolusi Kebudayaan" yang mengguncangkan Cina di paruh kedua tahun 1960-an itu memang ganas: keganasan fisik dan keganasan kata. Tetapi tak ada yang menyangka bahwa kata jadi aksi, dan metafor berubah jadi sesuatu yang harfiah. Akhirnya permusuhan antara "kita" dan "mereka", antara "kaum revolusioner" dan "kaum kontrarevolusioner", mirip ekspresi jiwa yang sakit: musuh itu bukan saja diganyang, tetapi juga disantap. Tentu saja siapa "musuh" tak pernah jelas lagi—indikasi berkecamuknya sebuah wabah kebringasan. Tahun 1966-1976, RRC praktis berada dalam sebuah perang saudara. Yang membedakannya dengan perang saudara lain ialah bahwa suasana totaliter telah melecut konflik berdarah itu jadi aksi massa. Di tengahnya, pekik dan perbuatan hanya berarti militansi. Lebih dari 20 tahun setelah masa yang gemuruh dan berdarah itu, seorang penulis Cina yang pernah dengan tulus melihat segi yang baik dari "Revolusi Kebudayaan" datang ke daerah Guangxi Zhuang, sebuah wilayah otonomi di tenggara. Ia pernah mendengar cerita kebuasan yang terjadi di sana ketika "revolusi" yang kacau itu berlangsung. Ia ingin membuktikannya. Ia menemui para pejabat dan membaca dokumentasi resmi, ia menemui korban dan juga pelaku, dan ia terkejut, dengan perut mual: di Guangxi, kanibalisme bukan hanya sebuah fantasi. Dengan nada marah Zheng Yi kemudian menulis Hung se chi nien pei, yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris menjadi Scarlet Memorial: Tales of Cannibalism in Modern China. Buku itu terbit di tahun 1996. Zheng Yi beruntung sebab bahkan di tengah wabah kebringasan itu ada orang yang menyaksikan dan mencatat dengan teliti peristiwa yang terjadi. Di dalam dokumen yang dikutip Zheng Yi bisa kita dapatkan kejadian yang seperti ini: "10 Juni 1968, sebuah rapat umum diselenggarakan di depan balai kota Shangjiang di Distrik Sanli. Rapat pengganyangan itu diarahkan kepada sejumlah orang yang tertuduh: Liao Tianglong, Liao Jinfu, Zhong Zhenquan, dan Zhing Shaoting. Segera massa memukuli keempat orang itu sampai mati. Daging tubuh mereka pun diteteli, dan dibawa ke depan kantor brigade, untuk dimasak dalam dua kuali besar. Dua puluh sampai 30 orang ikut serta dalam kanibalisme itu." "18 Juni 1968, juga di Distrik Sanli, ada parade di Jalan Huangmao. Tujuan orang ramai hari itu adalah 'mengkritik' Zhang Boxun, guru sekolah dasar di Desa Duzhai. Ketakutan, Zhang lari dan meloncat ke dalam sungai. Tapi seorang anggota milisia menariknya dari air. Zhang beramai-ramai dipukuli. Sebuah pisau kemudian mengakhiri hidupnya. Jantung dan hatinya dikerat keluar, dan dibagi-bagi. Ada yang berseru, 'Lihat jeroan Zhang Boxun! Gemuk sekali!' Orang yang menghunjamkan pisau ke tubuh Zhang kemudian membawa jeroan itu pulang untuk dimasak dan dimakan." Dari catatan yang dihimpun, ada 524 orang dibunuh di Kabupaten Wuxuan dan lebih dari 100 dijadikan sasaran kanibalisme. Setelah "Revolusi Kebudayaan" dinyatakan berakhir, dan Mao wafat dan Deng Xiao-p'ing berkuasa, catatan itu berguna karena pemerintah pusat bermaksud menyelidiki dan menghukum kebuasan di masa lampau di wilayah Guangxi itu. Tapi Scarlet Memorial mencatat hukuman itu tak pernah jatuh dengan jelas. Kebuasan itu seakan-akan tak terjangkau oleh argumentasi apa saja. Zheng Yi mencoba melihat sumbernya dalam sejarah Guangxi, yang konon pernah kenal kanibalisme di masa silam. Namun ada sesuatu yang lain di sini. Jika pun dulu ada kanibalisme, maka yang tewas—bagian dari alam roh—dihadapi dengan rasa gentar dan hormat. Itulah yang tak ada dalam "Revolusi Kebudayan" di Guangxi. Kanibalisme itu kebencian -- yakni kebencian yang ditebarkan dan dituai jadi ekspresi kroyokan. Totalitarianisme modern mampu menenggelamkan individu—pikirannya, kebimbangannya, dan rasa takutnya—ke dalam sebuah arus kolektif, arus yang dimasukkan ke sebuah medan laga yang terus-menerus: ia bringas menghadapi musuh di luar dan sikap lalai dari dalam. Orang tak sekadar dilecut untuk berlomba-lomba membenci. Orang dipacu untuk jadi paling murni dalam membenci. Kanibalisme abad ke-20 menegaskan kebencian yang paling murni. Dinistanya tubuh yang kalah dari lawan yang dihabisi. Di Guangxi ataupun di Sambas, dalam pengganyangan yang harfiah ataupun yang kiasan, ekspresi itulah yang berteriak. Apa yang tak akan dilakukan oleh kebencian, selain menang tanpa batas? Penggalan kepala yang dicemooh itu dan juga jeroan yang dikremus itu adalah sisa-sisa lawan yang dibikin tak bermartabat atau lumat selumat-lumatnya. Destruksi itu berkesinambungan. Salah satu sindrom patologis di abad ini ialah hasrat orang untuk mencapai yang komplet -- sempurna dalam kemenangan dan kekalahan -- tatkala sejarah berkata "tidak, tak mungkin". Goenawan Mohamad

Berita terkait

Kementerian Perhubungan Klaim Keselamatan Pelayaran Indonesia Diakui Dunia

48 detik lalu

Kementerian Perhubungan Klaim Keselamatan Pelayaran Indonesia Diakui Dunia

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengklaim bahwa keselamatan dan keamanan pelayaran kapal Indonesia telah diakui dunia internasional.

Baca Selengkapnya

Hasil Final Piala Thomas 2024: Anthony Sinisuka Ginting Dibungkam Shi Yu Qi, Indonesia Teringgal 0-1 dari Cina

14 menit lalu

Hasil Final Piala Thomas 2024: Anthony Sinisuka Ginting Dibungkam Shi Yu Qi, Indonesia Teringgal 0-1 dari Cina

Anthony Sinisuka Ginting tak mampu berbuat banyak dalam laga perdana final Piala Thomas 2024 melawan tunggal pertama Cina, Shi Yu Qi.

Baca Selengkapnya

Usai Bendesa Adat Tersangka Pemerasan, Kejati Bali Buka Peluang Koordinasi dengan Majelis Desa Adat

21 menit lalu

Usai Bendesa Adat Tersangka Pemerasan, Kejati Bali Buka Peluang Koordinasi dengan Majelis Desa Adat

Kejati Bali membuka peluang berkoordinasi dengan Majelis Desa Adat Bali usai menetapkan Bendesa Adat Berawa sebatersangka pemerasan investor.

Baca Selengkapnya

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki

23 menit lalu

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki

Asosiasi Persepatuan Indonesia menanggapi tutupnya pabrik sepatu Bata. Pengetatan impor mempersulit industri memperoleh bahan baku.

Baca Selengkapnya

KKP Tangkap Kapal Asing Vietnam di Laut Natuna, Nakhoda: Ikan di RI Masih Banyak

44 menit lalu

KKP Tangkap Kapal Asing Vietnam di Laut Natuna, Nakhoda: Ikan di RI Masih Banyak

Kapal asing Vietnam ditangkap di Laut Natuna. Mengeruk ikan-ikan kecil untuk produksi saus kecap ikan.

Baca Selengkapnya

Bersiap Hadapi Real Madrid di Leg 2 Semifinal Liga Champions, Begini Kondisi Skuad Bayern Munchen

51 menit lalu

Bersiap Hadapi Real Madrid di Leg 2 Semifinal Liga Champions, Begini Kondisi Skuad Bayern Munchen

Bek Bayern Munchen Raphael Guerreiro diragukan tampil pada pertandingan leg kedua semifinal Liga Champions melawan Real Madrid pada Rabu nanti.

Baca Selengkapnya

Warga Panama Selenggarakan Pemilihan Umum

58 menit lalu

Warga Panama Selenggarakan Pemilihan Umum

Warga Panama pada Minggu, 5 Mei 2024, berbondong-bondong memberikan hak suaranya dalam pemilihan umum untuk memilih presiden

Baca Selengkapnya

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

1 jam lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Polres Metro Jakarta Barat Sita 5,1 Kilogram Narkoba Jenis Sabu Sejak Maret-April 2024

1 jam lalu

Polres Metro Jakarta Barat Sita 5,1 Kilogram Narkoba Jenis Sabu Sejak Maret-April 2024

Dari total sabu yang berhasil diamankan, Polres Metro Jakarta Barat berhasil menyelamatkan sebanyak 51.480 jiwa dari dampak buruk narkoba.

Baca Selengkapnya

Hammersonic 2024 Malam Ini: Profil Atreyu yang Mengusung Metalcore

1 jam lalu

Hammersonic 2024 Malam Ini: Profil Atreyu yang Mengusung Metalcore

Atreyu merupakan band metal legendaris asal California Selatan. Mereka akan tampil pada hari kedua Festival Hammersonic 2024 malam ini.

Baca Selengkapnya