Palagan Terakhir Jenderal Prabowo

Penulis

Jumat, 25 Juli 2014 00:47 WIB

Bekas calon presiden Prabowo Subianto telah memilih Mahkamah Konstitusi sebagai medan perangnya. Ia akan mengadukan kekalahannya dalam pemilihan presiden ke Mahkamah. Walaupun upaya tersebut merupakan opsi sah untuk Prabowo-Hatta Rajasa, langkah itu akan sia-sia dan tak berdampak signifikan terhadap perubahan jumlah suara. Mereka kalah telak, 8,4 juta suara, dari Joko Widodo-Jusuf Kalla. Karena itulah, semestinya kubu Prabowo legowo. Menggugat Komisi Pemilihan Umum dengan tuduhan yang mengada-ada hanya memperburuk citra mereka. Publik akan menertawai, Mahkamah Konstitusi juga bakal mementahkan.

Prabowo menyatakan menarik diri dari acara pemilihan presiden, menjelang KPU merampungkan rekapitulasi suara. Ia dan pasangannya, Hatta Rajasa, saat itu sudah kalah suara dari pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla. Pengumuman yang dihadiri sejumlah petinggi partai koalisi namun minus Hatta Rajasa itu berlanjut dengan aksi walk out saksi Prabowo-Hatta dari acara penghitungan suara di KPU. Langkah ini semula disangka sebagai pernyataan mundur Prabowo dari pemilihan presiden, yang memiliki konsekuensi hukum Prabowo tak bisa menggugat ke MK. Namun belakangan timnya menyatakan Prabowo hanya menarik dari penghitungan di KPU, bukan mundur dari pemilihan. Prabowo disebutkan akan membawa kasusnya ke MK.

Bila Prabowo jadi mengadu ke MK, ia harus membawa bukti-bukti yang meyakinkan. Sejauh ini, semua alasan yang sudah disampaikan Prabowo dan timnya telah dibantah KPU. Ada kesan bahwa kubu Prabowo cuma mencari-cari alasan. Ini karena semua kecurangan yang mereka klaim seharusnya bisa langsung diproses dalam setiap tahapan pemilu, dari tempat pemungutan suara (TPS), kelurahan/desa, kecamatan, hingga provinsi. Faktanya, sebagian besar keberatan itu tak pernah disampaikan dan yang sudah disampaikan pun telah diselesaikan KPU. Bahkan, beberapa hari setelah pemungutan suara, salah seorang anggota tim pemenangan Prabowo-Hatta masih memuji-muji keandalan sistem pemilu KPU.

Proses pemungutan dan penghitungan suara manual dalam pemilihan presiden memang nyaris muskil dicurangi, karena dilakukan berjenjang dari tingkat TPS, kecamatan, hingga provinsi. Kecurangan yang terjadi, sekecil apa pun, dapat dideteksi dan diantisipasi, baik oleh panitia pemilihan, para saksi, maupun masyarakat. Lagi pula, selain oleh KPU, formulir C dipegang oleh saksi dan Panwaslu. Peserta pemilihan pun hanya dua pasang kandidat, sehingga akurasi rekap suara lebih gampang dilakukan. Yang luar biasa, KPU pun mengunggah formulir perolehan suara di tingkat TPS yang jumlahnya hampir mencapai setengah juta ke Internet, sehingga publik bisa beramai-ramai mengawasi, memeriksa, dan bahkan ikut merekap hasilnya. Ini membuat tudingan bahwa telah terjadi kecurangan masif, terstruktur, dan sistematis berupa adanya 52 ribu formulir C1 invalid-yang setara dengan 25 juta suara-dengan segera diketahui sebagai tudingan yang mengada-ada.

Menimbang sistem rekapitulasi KPU yang sangat transparan itu, MK seharusnya dapat memproses aduan kubu Prabowo dengan cepat. Ini sungguh penting agar tidak terjadi kevakuman pemerintahan, karena pemerintahan Presiden Yudhoyono akan berakhir pada Oktober mendatang.

Advertising
Advertising

Bila saja Prabowo tak menggubris hasil sidang Mahkamah, publik pasti akan marah. Mereka bisa kembali turun dengan gerakan people's power seperti pada masa Soeharto. Partai-partai pendukung koalisi Prabowo sebaiknya juga mundur teratur bila mereka diajak melakukan gerakan inkonstitusional.

Berita terkait

Jadwal Proliga 2024 Jumat 3 Mei: 3 Laga Live, Termasuk Aksi Megawati Hangestri Bersama Jakarta BIN

4 menit lalu

Jadwal Proliga 2024 Jumat 3 Mei: 3 Laga Live, Termasuk Aksi Megawati Hangestri Bersama Jakarta BIN

Jadwal bola voli Proliga 2024 Jumat, 3 Mei, akan menampilkan 3 pertandingan, termasuk aksi Megawati Hangestri bersama Jakarta BIN.

Baca Selengkapnya

Dewan Pers Minta Wartawan yang Jadi Kontestan atau Tim Sukses di Pilkada 2024 Mundur

14 menit lalu

Dewan Pers Minta Wartawan yang Jadi Kontestan atau Tim Sukses di Pilkada 2024 Mundur

Insan media yang terlibat dalam kontestasi atau menjadi tim sukses pada Pilkada 2024 diminta mengundurkan diri sebagai wartawan

Baca Selengkapnya

Penemuan Mayat di Kosan Depok, Kepala Tertutup Bantal di Atas Kloset

14 menit lalu

Penemuan Mayat di Kosan Depok, Kepala Tertutup Bantal di Atas Kloset

Polisi telah mengamankan TKP, mencari dan menggali informasi penemuan mayat tersebut.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

17 menit lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Lagu MAESTRO SEVENTEEN Versi Orkestra Bakal Dirilis Hari Ini

30 menit lalu

Lagu MAESTRO SEVENTEEN Versi Orkestra Bakal Dirilis Hari Ini

Lagu MAESTRO SEVENTEEN versi aslinya bergenre dance R&B, versi orkestra ini akan lebih megah

Baca Selengkapnya

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

31 menit lalu

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

Pasien pembekuan darah pertama yang disebabkan oleh vaksin AstraZeneca adalah Jamie Scott.

Baca Selengkapnya

KKP Berkomitmen Tingkatkan Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

34 menit lalu

KKP Berkomitmen Tingkatkan Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Kementerian Kelautan dan Perikanan atau KKP berkomitmen meningkatkan jangkauan pasar tuna Indonesia.

Baca Selengkapnya

Timnas U-23 Indonesia Kalah dalam Perebutan Posisi Ke-3, Shin Tae-yong Ungkap Kunci Kemenangan Irak

42 menit lalu

Timnas U-23 Indonesia Kalah dalam Perebutan Posisi Ke-3, Shin Tae-yong Ungkap Kunci Kemenangan Irak

Pelatih Timnas U-23 Indonesia, Shin Tae-yong, mengungkap satu hal yang menjadi faktor kunci kemenangan Irak.

Baca Selengkapnya

Usai Penembakan oleh OPM, Polda Papua: Situasi Paniai Sudah Aman

42 menit lalu

Usai Penembakan oleh OPM, Polda Papua: Situasi Paniai Sudah Aman

Polda Papua menyatakan situasi di Kabupaten Paniai kembali aman paska penembakan OPM terhadap anggota TNI yang berpatroli.

Baca Selengkapnya

Kisah Jendela Wine di Restoran-restoran di Italia, Digunakan untuk Social Distancing pada Abad ke-15

44 menit lalu

Kisah Jendela Wine di Restoran-restoran di Italia, Digunakan untuk Social Distancing pada Abad ke-15

Jendela wine diperkenalkan pada 1600-an, pada saat wabah bubonic menyebar ke seluruh Florence. Kembali populer saat pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya