Mimpi yang Menular

Penulis

Jumat, 1 Agustus 2014 22:28 WIB

Karena tak ingin dianggap sebagai pemasok teroris, jihadis, atau mujahidin ke wilayah konflik di Timur Tengah, maka tiada jalan lain, pemerintah harus menghentikan, setidaknya menghambat, aliran sukarelawan dari Tanah Air.

Indonesia telah menjadi sasaran rekrutmen mujahidin, dan itu dilakukan secara terbuka. Dalam sebuah video berdurasi sepanjang delapan menit yang beredar melalui situs YouTube, seseorang yang mengaku Abu Muhammad al-Indunisi menyeru dalam bahasa Indonesia yang fasih. Ia meminta warga Indonesia mendukung perjuangan ISIS dan menjadi bagian dari Daulah Khilafiah Islamiyah.

ISIS, singkatan dari Negara Islam Irak dan Suriah, adalah kelompok sempalan, pecahan Al-Qaidah yang, di bawah kepemimpinan Syekh Abu Bakar al-Baghdadi, telah memproklamasikan sebuah kekhalifahan Islam bulan lalu. Daulah Islamiyah, dengan wilayah yang membentang dari selatan Irak hingga utara Suriah. Becermin dari kekhalifahan utsmaniyah di Turki, ISIS membayangkan satu peradaban baru Islam.

Popularitas ISIS yang menanjak secepat kilat setelah keberhasilannya merebut kota-kota di Irak, seperti Mosul, ini telah memukau tak sedikit orang. Beberapa bulan yang lalu, di sebuah ruang pertemuan di kampus Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Ciputat, Jakarta, juga di sebuah masjid di perkebunan tebu di Dusun Sempu, Desa Gading Kulon, Kecamatan Dau, Kota Malang, sebuah deklarasi dukungan terhadap ISIS dinyatakan.

Gerakan profetik itu tidak pernah ragu memutar kembali jarum waktu ke masa lalu. Mereka seperti Taliban yang menghancurkan patung Buddha terbesar di Bamyan, Afganistan. Atau-pada ekstrem sebaliknya-seperti Khmer Merah di Kamboja yang menghalalkan pembantaian warganya untuk membangun masyarakat baru tanpa kelas.

Di wilayah yang dikuasainya, eksperimentasi kelompok Sunni garis keras ini berlangsung cukup mengerikan. Demi pemurnian agama, mereka membantai orang-orang Syiah, menghancurkan situs makam Nabi Yunus di Mosul, bahkan-kalau mungkin-berhasrat menghancurkan Ka'bah, bangunan yang dianggap telah membuat orang menyembah bentuk kubus itu ketimbang menyembah Allah.

Advertising
Advertising

Kalau dipikir dengan tenang, Indonesia bukanlah habitat yang tepat bagi kelompok ekstrem seperti ISIS. Kelompok ini menghimpun simpati dari pelbagai pelosok dunia internasional, dari negara yang gagal, kisruh, atau kalut. ISIS mendapatkan tempat berpijak yang kuat di Suriah yang diroyan perang saudara dan di Irak yang mengalami instabilitas sepeninggal tentara Amerika Serikat.

Patut disyukuri, perubahan besar yang menimpa kita sejak reformasi 1998-dengan seribu satu kesulitan yang dihadapi-tak kemudian membuat Indonesia menjadi negara gagal. Karena itulah, konflik politik yang tengah berlangsung hingga detik ini harus diselesaikan secara damai. Tanpa daya tahan dan stabilitas seperti ini, kelompok ekstrem akan menggunakan setiap kesempatan untuk berusaha menghadirkan masa lalu yang telah ditinggalkan zaman.

Berita terkait

Fakta Menarik Met Gala 2024, Angkat Isu Sustainable Fashion

1 menit lalu

Fakta Menarik Met Gala 2024, Angkat Isu Sustainable Fashion

Met Gala 2024 fokus pada dibutuhkannya sistem sustainable fashion dengan mengusung tema Sleeping Beauties: Reawakening Fashion.

Baca Selengkapnya

Cerita Prestasi Lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Jember, Raih Nilai Tes Nasional Tertinggi 2023

13 menit lalu

Cerita Prestasi Lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Jember, Raih Nilai Tes Nasional Tertinggi 2023

Lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Jember diharapkan tetap profesional dalam bekerja di masyarakat nanti.

Baca Selengkapnya

Pabik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin: Rugi atau Strategi Bisnis?

19 menit lalu

Pabik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin: Rugi atau Strategi Bisnis?

Kementerian Perindustrian mengaku belum mengetahui penyebab tutupnya pabrik sepatu Bata di Purwakarta, Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Polisi Usut Perayaan Kelulusan Siswa SMA Dogiyai Pakai Atribut Bintang Kejora

20 menit lalu

Polisi Usut Perayaan Kelulusan Siswa SMA Dogiyai Pakai Atribut Bintang Kejora

Foto dan video konvoi siswa berseragam motif bintang kejora beredar di media sosial.

Baca Selengkapnya

Bertemu Pemerintah Belanda, JATAM Kaltim Beberkan Dugaan Pelanggaran HAM di IKN

20 menit lalu

Bertemu Pemerintah Belanda, JATAM Kaltim Beberkan Dugaan Pelanggaran HAM di IKN

JATAM Kaltim berharap negara lain tak menanam modal di IKN lantaran menilai pembangunan IKN telah banyak melanggar HAM.

Baca Selengkapnya

SK Rektor soal UKT Belum Terbit, BEM UI: Nasib Mahasiswa Baru Terkatung-katung

30 menit lalu

SK Rektor soal UKT Belum Terbit, BEM UI: Nasib Mahasiswa Baru Terkatung-katung

Ketua BEM UI Verrel Uziel mengaku menerima banyak laporan dari mahasiswa baru yang diterima lewat jalur SNBP dan talent scouting yang belum mengetahui soal biaya kuliah.

Baca Selengkapnya

UKT Naik, Ini Biaya Kuliah UI 2024/2025 Jalur SNBP, SNBT, dan Seleksi Mandiri

30 menit lalu

UKT Naik, Ini Biaya Kuliah UI 2024/2025 Jalur SNBP, SNBT, dan Seleksi Mandiri

Rincian biaya UKT jalur SNBP, SNBT, PPKB, SJP, dan SIMAK UI tahun akademik 2024.

Baca Selengkapnya

Sepak Terjang Grup EXO yang Pernah Gondol Billboard Music Awards

33 menit lalu

Sepak Terjang Grup EXO yang Pernah Gondol Billboard Music Awards

Sejak resmi dibentuk pada 8 April 2012, EXO telah memenangkan berbagai gelar bergengsi, termasuk Penghargaan Musik Mnet Asian, Golden Disk Awards, dll

Baca Selengkapnya

Daftar 16 Pemain Timnas Guinea U-23 yang Merumput di Liga Eropa

35 menit lalu

Daftar 16 Pemain Timnas Guinea U-23 yang Merumput di Liga Eropa

Beberapa pemain Timnas Guinea diketahui bermain di liga Eropa, siapa saja?

Baca Selengkapnya

Tim Piala Thomas dan Piala Uber 2024 yang Meraih Perak Tiba di Jakarta, Disambut Menpora

36 menit lalu

Tim Piala Thomas dan Piala Uber 2024 yang Meraih Perak Tiba di Jakarta, Disambut Menpora

Para atlet bulu tangkis dari tim Piala Thomas dan Piala Uber Indonesia, yang sama-sama meraih perak, telah kembali ke Tanah Air.

Baca Selengkapnya