Kenaikan Bertahap Harga BBM Bersubsidi

Penulis

Senin, 4 Agustus 2014 23:20 WIB

Pemerintah sepertinya tak memiliki peta jalan (roadmap) untuk mengatasi beban subsidi energi. Berbagai kebijakan untuk menyelesaikan masalah itu sangat parsial dan tidak dalam orkestrasi yang jelas. Kebijakan itu juga hanya memberikan dampak minimal.

Mulai awal Agustus ini, misalnya, Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) menerapkan pembatasan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, terutama solar. Pembatasan diberlakukan di Jakarta Pusat dan sejumlah kawasan, seperti daerah mulut tambang, perkebunan, dan industri. Jatah Premium di area peristirahatan jalan tol juga ditiadakan.

Kebijakan baru itu terlihat sebagai sebuah test to the water. Pemerintah tak langsung menyasar masalah pokoknya, yakni konsumsi BBM bersubsidi yang setiap tahun selalu melewati kuota yang ditetapkan dalam anggaran negara. Dampaknya, beban subsidi energi selalu lebih besar daripada yang dianggarkan.

Beleid baru itu juga tak sejalan dengan APBN Perubahan 2014 yang memangkas kuota BBM bersubsidi dari 48 juta kiloliter menjadi 46 juta kiloliter. Dengan waktu penerapan yang tinggal lima bulan, mustahil berbagai kebijakan baru itu bisa memberikan pengaruh yang signifikan dalam pengurangan konsumsi BBM bersubsidi.

Sebagai gambaran, sampai 31 Juli 2014, konsumsi solar bersubsidi sudah mencapai 9,12 juta kiloliter atau sekitar 60 persen dari jatah tahun ini. Data sementara konsumsi Premium juga tak jauh berbeda, yakni 17,1 juta kiloliter atau sekitar 58 persen dari total kuota APBN Perubahan 2014. Dengan demikian, pemerintah harus habis-habisan menjaga konsumsi BBM bersubsidi selama lima bulan ini agar tak melebihi kuota.

Advertising
Advertising

Padahal, kita tahu bahwa kenaikan konsumsi BBM merupakan keniscayaan karena penjualan mobil dan sepeda motor selalu naik setiap tahun. Dalam tiga tahun ini, penjualan mobil dan sepeda motor rata-rata mencapai 1 juta dan 7 juta unit. Artinya, dibutuhkan tambahan konsumsi BBM minimal 3,5 juta kiloliter (dengan asumsi sepeda motor mengkonsumsi 1 liter dan mobil 5 liter per hari, serta waktu pemakaian 300 kali per tahun).

Belum lagi ada faktor lain yang secara alamiah mendorong konsumsi energi (BBM dan listrik), yakni peningkatan kegiatan ekonomi. Salah satu sektor yang tumbuh pesat adalah bisnis properti, baik perumahan maupun komersial. Kerusakan infrastruktur yang parah di sejumlah daerah, seperti jalur Pantura Jawa, juga mengakibatkan kemacetan dan membuat konsumsi BBM naik.

Melihat kondisi di atas, jelas dibutuhkan kebijakan energi yang lebih berani dan memberikan dampak optimal. Salah satunya adalah menaikkan harga BBM bersubsidi secara bertahap. Pemerintah sebetulnya bisa belajar dari kenaikan tarif listrik pada 2013 sebesar 15 persen yang dilakukan secara bertahap setiap tiga bulan.

Kebijakan itu bisa dibilang sukses. Masyarakat tak banyak memprotes meskipun secara riil kenaikannya cukup besar. Pola ini juga tidak memicu spekulasi, sehingga inflasi praktis bisa dijaga dalam kisaran yang aman. Semestinya, pemerintah menjadikan kenaikan tarif listrik 2013 itu sebagai model untuk BBM bersubsidi.

Berita terkait

LPEM FEB UI Komentari Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tertinggi Sejak 2015

4 menit lalu

LPEM FEB UI Komentari Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tertinggi Sejak 2015

LPEM FEB UI memaparkan secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi masih cenderung stagnan.

Baca Selengkapnya

Hasil Liga Champions: Borussia Dortmund Lolos ke Babak Final, Singkirkan PSG dengan Agregat 2-0

19 menit lalu

Hasil Liga Champions: Borussia Dortmund Lolos ke Babak Final, Singkirkan PSG dengan Agregat 2-0

Borussia Dortmund lolos ke final Liga Champions 2023/2024. Mereka menang 1-0 di markas PSG, Rabu dinihari, 8 Mei 2024, dan melaju dengan agregat 2-0.

Baca Selengkapnya

Tinggalkan Gedung KPK Usai Diperiksa 9 Jam, Dirut PT Taspen Antonius Kosasih Berstatus Tersangka Investasi Fiktif

1 jam lalu

Tinggalkan Gedung KPK Usai Diperiksa 9 Jam, Dirut PT Taspen Antonius Kosasih Berstatus Tersangka Investasi Fiktif

KPK memeriksa Dirut PT Taspen Antonius Kosasih dalam kasus dugaan investasi fiktif. Ada beberapa tersangka lain dalam kasus ini.

Baca Selengkapnya

Ukraina Temukan Puing Rudal Balistik Korea Utara di antara Bukti Serangan Rusia

1 jam lalu

Ukraina Temukan Puing Rudal Balistik Korea Utara di antara Bukti Serangan Rusia

Jaksa penuntut negara Ukraina memeriksa puing-puing dari 21 dari sekitar 50 rudal balistik Korea Utara yang diluncurkan oleh Rusia.

Baca Selengkapnya

Tanah Longsor di Kota Padang, Dua Warga Dilaporkan Hilang Tertimbun

3 jam lalu

Tanah Longsor di Kota Padang, Dua Warga Dilaporkan Hilang Tertimbun

Tanah longsor terjadi di Padang Sumatera Barat akibat hujan deras mengguyur kota itu sejak Selasa siang. Akses jalan menuju Solok terputus.

Baca Selengkapnya

Vladimir Putin Kembali Dilantik sebagai Presiden Rusia untuk Periode Kelima

4 jam lalu

Vladimir Putin Kembali Dilantik sebagai Presiden Rusia untuk Periode Kelima

Vladimir Putin kembali menjabat sebagai presiden Rusia untuk periode kelima selama enam tahun ke depan. Bakal mengalahkan rekor Stalin.

Baca Selengkapnya

Studi: Marah 8 Menit Saja Bisa Tingkatkan Peluang Serangan Jantung

4 jam lalu

Studi: Marah 8 Menit Saja Bisa Tingkatkan Peluang Serangan Jantung

Efek akut marah-marah pada kerja pembunuh darah, yang mungkin menambah peluang serangan jantung dan stroke.

Baca Selengkapnya

Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Setelah 2 Kali Mangkir, Penyidik KPK Sempat Cek ke Rumah Sakit

5 jam lalu

Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Setelah 2 Kali Mangkir, Penyidik KPK Sempat Cek ke Rumah Sakit

KPK akhirnya menahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor setelah dua kali mangkir dari pemeriksaan. Tidak dilakukan jemput paksa.

Baca Selengkapnya

Lee Do Hyun Sebut Nama Lim Ji Yeon di Pidato Baeksang, Netizen Heboh

5 jam lalu

Lee Do Hyun Sebut Nama Lim Ji Yeon di Pidato Baeksang, Netizen Heboh

Pidato pendek yang dibacakan Lee Do Hyun langsung mendapat respons dari banyak pihak yang dinilai menunjukkan bucin ugal-ugalan ke Lim Ji Yeon.

Baca Selengkapnya

Pemkot Surabaya Rayakan HJKS ke-731

5 jam lalu

Pemkot Surabaya Rayakan HJKS ke-731

Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menggelar Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS) ke-731 pada 31 Mei 2024, dengan tema 'Satukan Tekad Surabaya Hebat'.

Baca Selengkapnya