Perampingan Kabinet

Penulis

Selasa, 5 Agustus 2014 23:14 WIB

Rencana presiden terpilih, Joko Widodo, merampingkan kabinet merupakan langkah tepat. Gagasan ini sering diusulkan pula pada saat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono membentuk Kabinet Indonesia Bersatu I dan II, tapi tak pernah dilaksanakan. Kini, Jokowi harus berani melakukannya demi kinerja birokrasi yang efektif sekaligus efisien.

Keinginan itu disampaikan antara lain oleh juru bicara tim Jokowi-Jusuf Kalla, Hasto Kristiyanto. Ia mengungkapkan bahwa tim yang menyiapkan kabinet Jokowi tengah mempelajari perampingan kementerian. Rencana ini sesuai dengan janji Jokowi-Kalla ketika kampanye. Selain kabinet yang ramping, pasangan ini juga menjanjikan rekrutmen menteri-menteri yang profesional.

Penyederhanaan amat penting karena kabinet sekarang, yang terdiri atas 38 menteri dan pejabat setingkat, jelas amat gemuk. Di luar mereka masih terdapat 17 wakil menteri. Banyaknya pejabat tak membuat kinerja kabinet meningkat, melainkan justru menyulitkan koordinasi. Buat apa jabatan wakil menteri bila pada setiap kementerian sudah terdapat sekretaris jenderal?

Masalahnya bukan cuma jumlah menteri dan wakil menteri yang terlalu banyak, melainkan juga struktur di kementerian yang cenderung tambun. Banyak sekali direktorat yang sekadar menghabiskan anggaran negara untuk diri mereka sendiri, bukan untuk melayani masyarakat. Penyakit ini sudah lama dideteksi. Itu sebabnya, Presiden Yudhoyono mewajibkan setiap kementerian mencanangkan program reformasi birokrasi.

Sebagian program pembenahan birokrasi itu sudah berjalan, tapi belum maksimal. Gaji para pejabat dan pegawai negeri pun sudah dinaikkan. Hanya, hingga sekarang belum ada keberanian memangkas direktorat-direktorat yang mubazir atau tumpang-tindih dengan direktorat di kementerian lain. Padahal, jika dilakukan, hal itu akan menghemat anggaran. Wakil Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara, Eko Prasojo, memperkirakan Rp 40-50 triliun anggaran bisa dihemat lewat perampingan birokrasi.

Advertising
Advertising

Perampingan bisa dilakukan lewat layanan yang serba online dan penyederhanaan prosedur. Di zaman desentralisasi, tidak seharusnya pula pemerintah pusat memegang terlalu banyak urusan. Banyak pekerjaan teknis yang bisa dilimpahkan ke pemerintah provinsi dan kabupaten/kota. Pemerintah pusat lebih banyak berperan dalam merumuskan kebijakan dan mengawasi program.

Banyak sekali ahli bergelar doktor di kementerian yang selama ini tidak dimanfaatkan secara maksimal. Banyak pula pejabat yang berpengalaman di birokrasi disia-siakan karena tidak mendapat tempat. Mereka seharusnya dikirim ke daerah-daerah yang masih kekurangan sumber daya manusia.

Jika dipersiapkan secara baik, perampingan kementerian tak akan menimbulkan gejolak. Manfaatnya amat besar. Birokrasi akan lebih langsing dan sehat. Anggaran gaji dan pensiun yang selama ini membengkak bisa dialihkan untuk proyek infrastruktur yang berguna bagi rakyat.

Berita terkait

Jokowi Resmikan Jalan 5 Inpres di NTB Senilai Rp 211 Miliar: Anggaran yang Tidak Kecil

5 menit lalu

Jokowi Resmikan Jalan 5 Inpres di NTB Senilai Rp 211 Miliar: Anggaran yang Tidak Kecil

Jokowi meresmikan pelaksanaan Instruksi Presiden (Inpres) Jalan Daerah di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Kamis pagi, 2 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Komentar Jokowi dan Ma'ruf Amin Usai Timnas Indonesia Dikalahkan Uzbekistan

7 menit lalu

Komentar Jokowi dan Ma'ruf Amin Usai Timnas Indonesia Dikalahkan Uzbekistan

Timnas Indonesia kalah melawan Uzbekistan dalam semifinal Piala Asia U-23 2024. Ini komentar Jokowi dan Ma'ruf Amin.

Baca Selengkapnya

Presiden Jokowi dalam Sorotan Aksi Hari Buruh Internasional Kemarin

7 menit lalu

Presiden Jokowi dalam Sorotan Aksi Hari Buruh Internasional Kemarin

Aksi Hari Buruh Internasional pada Rabu kemarin menyoroti janji reforma agraria Presiden Jokowi. Selain itu, apa lagi?

Baca Selengkapnya

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

12 menit lalu

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

Efek polusi udara rumah tangga baru terlihat dalam jangka waktu relatif lama.

Baca Selengkapnya

Menjajal Atraksi Melangkah di Atas Atap Optus Stadium Perth yang Mendebarkan

20 menit lalu

Menjajal Atraksi Melangkah di Atas Atap Optus Stadium Perth yang Mendebarkan

Optus Stadium Perth, Australia menawarkan atraksi yang cukup ekstrem, melangkah di atas atap stadium dengan ketinggian 42 meter di atas permukaan tanah.

Baca Selengkapnya

Seribu Orang Kena PHK Efek Korupsi Timah

21 menit lalu

Seribu Orang Kena PHK Efek Korupsi Timah

PJ Gubernur Bangka Belitung menyebut sekitar seribu pekerja di lima smelter yang terkait korupsi timah terkena PHK

Baca Selengkapnya

Jadwal Proliga 2024 Kamis 2 Mei: Jakarta LavAni Allo Bank dan Jakarta STIN BIN Berduel, Berebut Puncak Klasemen

26 menit lalu

Jadwal Proliga 2024 Kamis 2 Mei: Jakarta LavAni Allo Bank dan Jakarta STIN BIN Berduel, Berebut Puncak Klasemen

Tim bola voli putra Jakarta LavAni Allo Bank dan Jakarta STIN BIN bertemu di pertandingan pekan kedua Proliga 2024 di GOR Jatidiri, Semarang, Kamis.

Baca Selengkapnya

6 Tips Alami Memutihkan Gigi

29 menit lalu

6 Tips Alami Memutihkan Gigi

Berikut enam tips alami memutihkan gigi menggunakan bahan-bahan yang mudah dijangkau.

Baca Selengkapnya

Gaga Muhammad Bebas Bersyarat, Ini Isi Tuntutan yang Membuatnya Divonis 4,5 Tahun Penjara

31 menit lalu

Gaga Muhammad Bebas Bersyarat, Ini Isi Tuntutan yang Membuatnya Divonis 4,5 Tahun Penjara

Setelah dua tahun mendekam di bui, kini Gaga Muhammad bebas bersyarat. Vonisnya 4,5 tahun penjara. Apa isi tuntutan saat itu?

Baca Selengkapnya

Penyidikan Kematian Brigadir RA Disetop, Ini Kata Kapolri

35 menit lalu

Penyidikan Kematian Brigadir RA Disetop, Ini Kata Kapolri

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo merespons perihal penghentian penyidikan kasus kematian Brigadir Ridhal Ali Tomi atau Brigadir RA

Baca Selengkapnya