Dilema Perampingan Kabinet

Penulis

Kamis, 28 Agustus 2014 21:15 WIB

Presiden terpilih Joko Widodo mesti serius mempersiapkan perampingan kabinet. Gagasan bagus ini, bila tak matang diperhitungkan, bisa mengurangi kecepatan pelaksanaan program yang ia janjikan dalam kampanye. Risiko semakin besar bila perubahan dilakukan secara serampangan sekaligus mengabaikan sama sekali aspirasi partai politik penyokongnya.

Keadaan yang dilematis itu tergambar dari perbedaan pendapat antara tim Joko Widodo alias Jokowi dan wakilnya, Jusuf Kalla. Tim Jokowi mengusulkan perampingan kabinet secara cukup signifikan, dari 34 kementerian saat ini menjadi hanya 27 atau bahkan 24 kementerian. Tapi Kalla memandang tak perlu ada perubahan yang terlalu besar.

Bagi Kalla, restrukturisasi besar memerlukan waktu lama sehingga akan mengganggu roda pemerintahan. Ia juga berargumen jumlah menteri yang banyak bukanlah masalah, karena negara kita cukup luas. Kalla lebih menginginkan perampingan di lingkup internal kementerian, misalnya dengan menghapus jabatan eselon III, untuk memangkas rentang birokrasi.

Tak harus dilihat sebagai konflik, perbedaan pendapat itu justru bisa semakin mematangkan rencana perampingan kabinet. Bagaimanapun, restrukturisasi pada masa awal pemerintahan jauh lebih mudah dibanding perombakan di tengah jalan. Tak akan ada menteri yang tersinggung karena kementeriannya dilebur. Hanya, dampak dari peleburan kementerian tetap perlu diperhitungkan secara cermat sehingga tak mengganggu kinerja, apalagi sampai menimbulkan gonjang-ganjing.

Gagasan Jokowi sebetulnya juga sesuai dengan hasil pengkajian pemerintah selama ini. Wakil Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Eko Prasojo, telah merekomendasikan penyederhanaan kabinet menjadi hanya terdiri atas 30 atau 27 kementerian. Ia mengusulkan, misalnya, agar Kementerian Pertanian digabung dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan. Adapun Kementerian Lingkungan Hidup bisa dilebur dengan Kementerian Kehutanan.

Advertising
Advertising

Perampingan diharapkan tidak hanya menghemat anggaran, tapi juga memudahkan koordinasi. Kementerian akan semakin gesit bila kemudian diikuti penghapusan eselon III seperti yang diusulkan Kalla. Bahkan pegawai negeri yang kurang diperlukan bisa dipindahkan ke berbagai daerah yang masih memerlukan pegawai.

Roda pemerintahan akan berjalan lebih efektif bila perampingan itu diikuti upaya menciptakan budaya birokrasi modern dan serba online. Pelayanan publik diharapkan akan lebih cepat dan memuaskan. Dalam soal ini, harus diakui, birokrasi pemerintah-apalagi pemerintah daerah--jauh tertinggal oleh swasta.

Itulah pentingnya keinginan Jokowi. Hanya, ia perlu meyakinkan kalangan partai politik pendukungnya, termasuk pasangannya, Jusuf Kalla. Apalagi sang presiden terpilih juga ingin merekrut banyak profesional sebagai menteri. Jangan sampai partai politik penyokongnya merasa ditinggalkan lantaran tak mendapat jatah kursi di kabinet yang ramping.

Berita terkait

Pertama Sejak 7 Oktober, Amerika Serikat Sempat Tunda Pengiriman Amunisi ke Israel

1 menit lalu

Pertama Sejak 7 Oktober, Amerika Serikat Sempat Tunda Pengiriman Amunisi ke Israel

Amerika Serikat sempat menunda pengiriman amunisi senjata ke Israel pekan lalu hingga membuat para pejabat Israel khawatir

Baca Selengkapnya

Rayakan HUT Ke-105 Damkar, Bupati Sukabumi:Tingkatkan Layanan

7 menit lalu

Rayakan HUT Ke-105 Damkar, Bupati Sukabumi:Tingkatkan Layanan

Sepanjang 2023 DPKP mengatasi 579 kebakaran dan 517 non-kebakaran 517.

Baca Selengkapnya

Jokowi Beri Dua Catatan di Rapat Evaluasi Mudik Lebaran 2024

15 menit lalu

Jokowi Beri Dua Catatan di Rapat Evaluasi Mudik Lebaran 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya mengatakan 242 juta masyarakat melakukan perjalanan mudik lebaran tahun ini.

Baca Selengkapnya

Bupati Sukabumi Minta Semua Pihak Teruskan Pembentukan Karakter Siswa

17 menit lalu

Bupati Sukabumi Minta Semua Pihak Teruskan Pembentukan Karakter Siswa

Pembentukan karakter juga tanggung jawab seluruh elemen masyarakat, termasuk orang tua.

Baca Selengkapnya

XDefiant, Game Shooter Saingan Call of Duty Siap Rilis Bulan Ini

19 menit lalu

XDefiant, Game Shooter Saingan Call of Duty Siap Rilis Bulan Ini

Ubisoft akan merilis musim pertama Xdefiant, game tembak menembak berkelompok, melalui Ubisoft Connect.

Baca Selengkapnya

Jelajah Lokasi Syuting Baby Reindeer dari Edinburgh hingga London

21 menit lalu

Jelajah Lokasi Syuting Baby Reindeer dari Edinburgh hingga London

Baby Reindeer tidak hanya menarik dari sisi cerita, lokasi syutingnya seolah mengajak penonton berkeliling Edinburgh hingga London

Baca Selengkapnya

Konser B.I di Jakarta 15 Juni 2024: Harga Tiket dan Benefitnya

23 menit lalu

Konser B.I di Jakarta 15 Juni 2024: Harga Tiket dan Benefitnya

Rapper Korea Selatan, Kim Han Bin atau B.I akan kembali konser di Jakarta. Tiket dijual dengan harga mulai Rp 1 jutaan dengan beragam benefit.

Baca Selengkapnya

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Siap Lancarkan Serangan Darat

23 menit lalu

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Siap Lancarkan Serangan Darat

Tentara Israel pada Senin 6 Mei 2024 mengusir ratusan ribu warga Palestina di Kota Rafah, selatan Jalur Gaza.

Baca Selengkapnya

Muhammadiyah Klaim Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo soal Kursi Menteri

25 menit lalu

Muhammadiyah Klaim Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo soal Kursi Menteri

Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti menanggapi soal jatah kursi menteri di Kabinet Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Proliga 2024 Sudah Lewati Pekan Kedua: Simak Rekap Hasil, Klasemen, dan Jadwal Berikutnya

31 menit lalu

Proliga 2024 Sudah Lewati Pekan Kedua: Simak Rekap Hasil, Klasemen, dan Jadwal Berikutnya

Kompetisi bola voli Proliga 2024 sudah melewati pekan kedua. Simak rekap hasil, jadwal berikut, dan klasemennya.

Baca Selengkapnya