Garis

Penulis

Senin, 22 Desember 2014 01:21 WIB

Bagja Hidayat, @hidayatbagdja

JALANAN, kata orang, adalah miniatur peradaban.

Di sebuah perempatan di dekat pasar Kyoto, tak jauh dari istana kaisar zaman Edo, sepeda motor, sepeda angin, dan mobil-mobil kotak pengantar barang ke kios-kios berhenti di mulut jalan begitu para pejalan menyeberang. Tak ada klakson, tak ada yang memaju-mundurkan sepeda untuk meneror pejalan kaki yang lelet. Seorang sopir mobil kotak, saya lihat, malah membuka dan menulis buku catatannya di atas stir. Mereka baru bergerak begitu perempatan telah benar-benar kosong.

Tak ada lampu lalu lintas di perempatan dua meter itu, tak ada marka dan garis zebra, apalagi "pak ogah" atau polisi. Hukum positif dan hukum sosial seolah menyatu dan punya tangan tak terlihat untuk menggerakkan rem para pengendara begitu mereka lihat para pejalan hendak menyeberang. Mereka menunggu dengan sabar dan menjalankan kendaraannya pelan-pelan, seolah cemas akan ada penyeberang sembarangan di perempatan lain yang lebih sempit.

Di jalanan Jepang yang lebih besar, hukum hadir lewat garis dan marka, serta lampu-lampu penanda. Juga kesepakatan tak tertulis: di jalanan, hati-hati saja tak cukup karena mungkin akan ada pengendara lain yang ceroboh sehingga kecelakaan tak terhindarkan. Polisi tak berjaga dengan waspada mencari mereka yang melanggar hukum lalu lintas. Orang turut pada tanda, wakil-wakil hukum yang tak bisa menilang dan mendenda.

Di Jakarta, bahkan para polisi yang berdiri di ujung jalur busway tak lagi ditakuti. Trotoar yang tinggi dipanjat sepeda motor, apatah lagi pemisah jalan Transjakarta yang hanya batu bata. Kursi untuk ibu hamil, anak-anak, dan penumpang sakit di kereta diduduki oleh mereka yang muda untuk pura-pura tidur. Maka, di setiap ujung jalan perlu dipasang portal, perlu satpam di kereta untuk mengingatkan penumpang salah kursi. Betapa mahal ongkos ketertiban.

Mereka yang nyaman di jalan adalah yang punya uang dan kuasa, karena kemacetan bisa dibelah dengan voorijder, mobil-mobil menyisihkan sepeda motor atau, sebaliknya, sepeda motor menghalau para pejalan kaki dari jalur pedestrian. Hierarki ini seolah kesepakatan tak tertulis para pengguna jalan-jalan kita. Maka, pemerintah Jakarta melarang sepeda motor masuk jalan protokol untuk melapangkan jalur mobil-mobil.

Kita pun menemukan penyebabnya: ketidaktertiban diakibatkan ketidakbecusan pemerintah mengatur dan membangun sarana umum yang nyaman. Birokrasi amat lelet mengimbangi pertumbuhan ekonomi yang ditunjukkan oleh kehadiran sepeda motor dan mobil. Pemerintah menggenjot ekonomi sehingga orang punya pekerjaan dan uang untuk membeli dua alat transportasi itu, tapi lelet membangun jalan untuk menampungnya.

Kota-kota dibangun dan ditumbuhkan seraya melupakan ciri utama penghuninya, yakni gerak gegas dan ketergesaan. Di kota, waktu adalah uang dan peluang karena hidup diukur dari produktivitas yang dibatasi tenggat. Dan produktivitas ditentukan oleh seberapa banyak gerak gegas itu. Dengan kebutuhan yang menekan, ketidaktertiban menjadi pilihan karena ruang untuk gerak gegas kian sempit.

Masalahnya, yang ironis juga meruyak di mana-mana. Pemerintah membangun jalan yang nyaman dan mulus, tapi anak-anak muda memakainya untuk kebut-kebutan. Jalan mulus dan rapi itu pun dirusak kembali oleh kehadiran "polisi tidur". Kita pun berputar terus dalam lingkaran setan kekacauan….*


Berita terkait

Ada Proyek Pembangunan, Beban Jalan Kalimalang Bekasi Meningkat

15 April 2018

Ada Proyek Pembangunan, Beban Jalan Kalimalang Bekasi Meningkat

Pembangunan jalan tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu) di sekitar Caman sampai dengan Jakasampurna.

Baca Selengkapnya

Jalan Dewi Sartika Bekasi Berubah Jadi Dewi Persik di Google Maps  

7 Agustus 2017

Jalan Dewi Sartika Bekasi Berubah Jadi Dewi Persik di Google Maps  

Warga Bekasi kaget karena nama Jalan Dewi Sartika di Bekasi Timur berubah menjadi Jalan Dewi Persik di aplikasi Google Maps.

Baca Selengkapnya

DKI Kembangkan Area Pejalan Kaki Tersambung dengan MRT  

17 Juli 2017

DKI Kembangkan Area Pejalan Kaki Tersambung dengan MRT  

Yusmada Faizal mengatakan akan mengembangkan area pejalan kaki atau trotoar yang langsung tersambung dengan transportasi Transjakarta dan LRT.

Baca Selengkapnya

Sultan Minta Jalan-jalan Sirip Sekitar Malioboro Dibenahi

12 Juli 2017

Sultan Minta Jalan-jalan Sirip Sekitar Malioboro Dibenahi

Gubernur DIY Sri Sultan HB X meminta jalan-jalan sirip di kawasan Malioboro, Yogyakarta, ditata supaya tidak kumuh.

Baca Selengkapnya

Menteri Basuki Sebut Ruas Ciganea-Padalarang Mulai Diperbaiki

15 Maret 2017

Menteri Basuki Sebut Ruas Ciganea-Padalarang Mulai Diperbaiki

Bupati Dedi mengatakan perbaikan ruas jalan ini diperlukan karena kerusakan sudah berlangsung cukup lama dan mengganggu warga.

Baca Selengkapnya

Bayar BPJS, Ongkos Transpor Warga Gunung Mas Rp 500 Ribu

3 Oktober 2016

Bayar BPJS, Ongkos Transpor Warga Gunung Mas Rp 500 Ribu

Kesulitan transportasi, Bupati Gunung Mas meminta kelonggaran waktu membayar iuran BPJS bagi warganya agar tidak didenda.

Baca Selengkapnya

Gandeng Singapura, Bandung Terapkan Transportasi Sepeda Sewa

30 Agustus 2016

Gandeng Singapura, Bandung Terapkan Transportasi Sepeda Sewa

Pemerintah Kota Bandung melakukan inovasi dalam bidang transportasi publik ramah lingkungan dengan menerapkan sistem sepeda sewa.

Baca Selengkapnya

Liliyana Natsir Diusulkan Jadi Nama Jalan, Ini Alasannya  

30 Agustus 2016

Liliyana Natsir Diusulkan Jadi Nama Jalan, Ini Alasannya  

Nama Liliyana juga diusulkan menjadi nama salah satu maskot atau teladan Kota Manado.

Baca Selengkapnya

Kondisi Mulus, Jalur Selatan Siap Dilalui Pemudik  

12 Juni 2016

Kondisi Mulus, Jalur Selatan Siap Dilalui Pemudik  

Meski jalan sudah mulus, pemudik tetap diminta berhati-hati saat melintas di wilayah Gentong.

Baca Selengkapnya

Jokowi Janji Jalan Kalimantan-Malaysia Rampung 2019

22 Maret 2016

Jokowi Janji Jalan Kalimantan-Malaysia Rampung 2019

Presiden Joko Widodo menjanjikan pembangunan jalan lintas perbatasan di Pulau Kalimantan dengan perbatasan Malaysia rampung paling lambat pada 2019.

Baca Selengkapnya