Polisi di Jaringan Narkoba

Penulis

Kamis, 4 September 2014 00:39 WIB

Ditangkapnya dua anggota Polri lantaran diduga menjadi pengedar sabu-sabu di Malaysia seharusnya menjadi alarm bahaya bagi Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Sutarman. Kasus ini sekali lagi membuktikan betapa buruk dan lemahnya pengawasan di lingkup internal Polri.

Ini menambah panjang daftar perwira polisi nakal yang tersandung kasus narkoba. Sabtu lalu, Ajun Komisaris Besar Polisi Idha Endi Franstyono dan Brigadir Harahap dicokok di sebuah hotel di Kuching, Sarawak, Malaysia. Polis Diraja Malaysia punya bukti bahwa Idha memiliki koneksi dengan bandar narkoba. Polisi Malaysia mengendus kedua perwira polisi ini sebagai sindikat mafia narkoba Malaysia-Indonesia-Filipina. Ini merupakan pengembangan atas tertangkapnya seorang tersangka pengedar narkoba di bandara Kuala Lumpur, Malaysia.

Sungguh aneh kepolisian bisa kecolongan soal Idha. Polisi itu sudah masuk dalam daftar polisi hitam. Pada 2013, Idha dimutasikan gara-gara kasus penghilangan barang bukti narkotik di Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat. Ia juga kerap meninggalkan markas tanpa izin. Pekan lalu, ia mangkir dari tugas dan ditangkap Polis Diraja Malaysia. Menurut Pasal 39B Undang-Undang Antinarkotika Malaysia, Idha dan Harahap terancam hukuman gantung.

Sangat disayangkan tak ada tindakan tegas yang diambil Kepala Polri Sutarman. Penjelasannya soal Idha dan Harahap sangat cekak, bahkan terkesan ingin melindungi Idha dan Harahap. Sutarman semestinya justru berterima kasih kepada Polis Diraja Malaysia dan bekerja sama membongkar sindikat narkoba. Selama ini banyak narkoba jenis baru di Indonesia yang masuk dari Malaysia.

Kasus Idha dan Harahap seharusnya melecut Sutarman untuk bekerja keras membersihkan Polri. Khalayak saat ini melihat fenomena polisi "berdagang" narkoba, dan kasus seperti ini sudah menjadi hal yang jamak. Sebelum Idha dan Harahap, sudah banyak kasus serupa. Beberapa pekan lalu, misalnya, di Bandung, terbongkar dua perwira anggota kepolisian kedapatan menerima suap lebih dari Rp 6,5 miliar dari tiga pelaku judi online. Pada 2010, juga ditemukan adanya rekening gendut oleh Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan.

Advertising
Advertising

Kritik membangun, seperti yang dilontarkan Komisioner Komisi Kepolisian Nasional Adrianus Meliala bahwa divisi reserse kriminal ibarat ATM polisi, malah dianggap sebagai penghinaan. Alih-alih berusaha membuktikan dan menelusuri kritik tersebut, kepolisian malah mempidanakan Adrianus.

Tak perlulah Kapolri berusaha membela mati-matian institusi yang dipimpinnya jika memang terbukti terjadi penyimpangan. Kritik sepedas apa pun semestinya diterima dengan lapang dada. Bila kasus hitam terus berulang, sulit bagi orang untuk tidak melihat dengan sinis terhadap salah satu lembaga penegak hukum di Tanah Air ini. Polisi perlu belajar dari penyelenggara negara lain yang sigap memecat anak buah nakal pada bulan-bulan pertama mereka masuk kantor.

Berita terkait

Kapolri Diminta Usut Kematian Brigadir RA, Teman Merasa Ada yang Janggal, Teringat Kasus Ferdy Sambo

9 menit lalu

Kapolri Diminta Usut Kematian Brigadir RA, Teman Merasa Ada yang Janggal, Teringat Kasus Ferdy Sambo

Kematian Brigadir Ridhal Ali Tomi atau Brigadir RA menjadi perhatian. Sahabatnya teringat kasus kematian Brigadir J yang dibunuh Ferdy Sambo

Baca Selengkapnya

Kemenag Luncurkan Gerakan Senam Haji Jaga Ketahanan Fisik Jemaah

12 menit lalu

Kemenag Luncurkan Gerakan Senam Haji Jaga Ketahanan Fisik Jemaah

Gerakan Senam Haji dikemas untuk menjaga kebugaran dan ketahanan fisik jemaah.

Baca Selengkapnya

Sekolah di Bangladesh Dibuka Kembali Walau Gelombang Panas

13 menit lalu

Sekolah di Bangladesh Dibuka Kembali Walau Gelombang Panas

Perubahan iklim telah berkontribusi pada gelombang panas yang semakin sering, semakin buruk dan semakin panjang selama musim panas di Bangladesh.

Baca Selengkapnya

Timnas Indonesia Dapat Dukungan Rp 23 Miliar dari Pengusaha, Erick Thohir: Sepak Bola Pemersatu Bangsa

31 menit lalu

Timnas Indonesia Dapat Dukungan Rp 23 Miliar dari Pengusaha, Erick Thohir: Sepak Bola Pemersatu Bangsa

Timnas Indonesia mendapat dukungan finansial Rp 23 miliar dari para pengusaha yang diinisiasi oleh Kadin Indonesia Komite Tiongkok (KIKT)

Baca Selengkapnya

Minta Parpol Pendukung Anies dan Ganjar Tak Gabung KIM, Pengamat: Hormati Suara Rakyat yang Tak Pilih Prabowo-Gibran

44 menit lalu

Minta Parpol Pendukung Anies dan Ganjar Tak Gabung KIM, Pengamat: Hormati Suara Rakyat yang Tak Pilih Prabowo-Gibran

Ray Rangkuti menyinggung partai non-koalisi KIM yang hendak bergabung dengan pemerintahan Prabowo-Gibran. Hal itu dianggap tidak menghormati rakyat

Baca Selengkapnya

Prediksi Cuaca BMKG untuk Jabodetabek Hari Ini, Waspada Potensi Hujan di Mana?

53 menit lalu

Prediksi Cuaca BMKG untuk Jabodetabek Hari Ini, Waspada Potensi Hujan di Mana?

BMKG memprediksi seluruh wilayah Jakarta memiliki cuaca cerah berawan sepanjang pagi ini, Senin 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

Hasil Proliga 2024: Giovanna Milana Menang Lagi, Bantu Jakarta Pertamina Enduro Kalahkan Gresik Petrokimia

56 menit lalu

Hasil Proliga 2024: Giovanna Milana Menang Lagi, Bantu Jakarta Pertamina Enduro Kalahkan Gresik Petrokimia

Tim bola voli putri Jakarta Pertamina Enduro memberi kekalahan kedua untuk Gresik Petrokimia Pupuk Indonesia di Proliga 2024.

Baca Selengkapnya

Rilis Kajian soal Demokrasi Otoriter, BEM UI: Peringatan bagi Pemerintah, Hentikan Sikap Niretika dan Nepotisme

59 menit lalu

Rilis Kajian soal Demokrasi Otoriter, BEM UI: Peringatan bagi Pemerintah, Hentikan Sikap Niretika dan Nepotisme

Kajian BEM UI menyinggung penetapan presiden dan wakil presiden terpilih Prabowo-Gibran sebagai langkah menuju iklim demokrasi otoriter

Baca Selengkapnya

Sandiaga Uno dan Gibran Dijadwalkan Hadiri Solo Menari 2024, Masyarakat Antusias Ikuti Pre-event

1 jam lalu

Sandiaga Uno dan Gibran Dijadwalkan Hadiri Solo Menari 2024, Masyarakat Antusias Ikuti Pre-event

Solo Menari 2024 digelar di tiga tempat, Taman Sriwedari, Solo Safari, dan Balai Kota Solo. Rencananya akan dihadiri Sandiaga Uno dan Gibran.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

1 jam lalu

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

Zulkifli Hasan mengungkap asal mula ditemukannya baja ilegal produksi pabrik milik Cina.

Baca Selengkapnya