Sikap Presiden Soal Pilkada

Penulis

Selasa, 16 September 2014 01:32 WIB

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tak sepantasnya mendua. Jika dia memang tidak setuju penghapusan pemilihan kepala daerah (pilkada) secara langsung, seharusnya sejak awal hal itu tecermin dalam sikap Partai Demokrat yang dipimpinnya. Sebagai kepala pemerintahan, dia bahkan bisa menarik Rancangan Undang-Undang Pemilihan Kepala Daerah yang memuat aturan kontroversial itu.

Sikap tegas Presiden perlu ditunjukkan lantaran polemik mengenai RUU itu sudah berkepanjangan. Partai politik yang tergabung dalam Koalisi Merah Putih-pendukung Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dalam pemilihan presiden lalu-tampak ngotot menginginkan penghapusan pilkada langsung untuk gubernur, bupati, dan wali kota. Mereka mendorong pemilihan lewat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.

Koalisi Merah Putih berdalih perubahan itu akan menghemat anggaran. Tapi, sulit dimungkiri, koalisi ini amat diuntungkan bila RUU Pilkada disahkan menjadi undang-undang. Kelak koalisi yang amat dominan di banyak DPRD ini akan "memiliki" banyak kepala daerah.

Adapun partai politik yang berada pada kubu pasangan terpilih Joko Widodo-Jusuf Kalla bersikap berbeda. Mereka menolak tegas penghapusan pilkada langsung. Sikap serupa juga diperlihatkan oleh para kepala daerah dan kalangan penyokong otonomi daerah. Mereka berargumen, demokrasi seharusnya tidak dinilai dengan uang.

Pemilihan kepala daerah oleh DPRD dikhawatirkan pula akan memunculkan kartel politik yang mendikte kebijakan banyak daerah. Mekanisme ini juga rawan suap dan kongkalikong antara calon kepala daerah dan para anggota DPRD. Akibatnya, kepentingan rakyat akan diabaikan.

Advertising
Advertising

Pemerintah semestinya segera bersikap tegas dengan menarik lagi RUU itu. Tidak ada gunanya pembahasan RUU itu diteruskan karena akan sulit mencapai titik temu. Voting memang bisa dilakukan untuk mengambil keputusan. Masalahnya, tak ada keperluan mendesak untuk mengubah mekanisme pemilihan kepala daerah.

Sudah berkali-kali pemerintah mengevaluasi pemilihan langsung kepala daerah. Hasilnya, seperti yang tecermin dalam Naskah Akademik RUU Pilkada, hanya penghapusan pilkada langsung untuk gubernur yang direkomendasikan, dan bukan untuk bupati serta wali kota. Janggal bila Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi terkesan memaksakan pembahasan RUU itu oleh Dewan Perwakilan Rakyat sekarang.

Bila pemerintah menarik RUU itu, kita justru bisa mengevaluasi lagi pilkada secara lebih cermat. Betapa berbahaya bila keinginan ke arah sentralisasi itu dibiarkan. Kali ini soal pilkada langsung yang diperdebatkan, lain kali mungkin pemilihan presiden langsung yang digugat. Bukankah pemilihan presiden juga bisa dilakukan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat agar lebih praktis dan efisien?

Presiden Yudhoyono, yang cukup berhasil menjaga demokrasi selama 10 tahun memerintah, seharusnya tidak membiarkan republik ini kembali ke ala Orde Baru.

Berita terkait

Panglima Militer Ukraina Akui Terseok-seok Hadapi Serangan Rusia

3 menit lalu

Panglima Militer Ukraina Akui Terseok-seok Hadapi Serangan Rusia

Panglima Militer Ukraina mengakui pihaknya menghadapi kesulitan dalam memerangi Rusia.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Soal Putusan MK: Perjuangan Tidak Sia-sia

8 menit lalu

Anies Baswedan Soal Putusan MK: Perjuangan Tidak Sia-sia

Anies Baswedan menyatakan langkah barisannya melakukan gugatan dugaan kecurangan Pilpres 2024 ke Mahkamah Konstitusi (MK) bukanlah hal sia-sia.

Baca Selengkapnya

SAR Timika Hentikan Pencarian ABK KM Papua Jaya 2 yang Diduga Jatuh ke Laut, Empat Hari Tidak Ditemukan

13 menit lalu

SAR Timika Hentikan Pencarian ABK KM Papua Jaya 2 yang Diduga Jatuh ke Laut, Empat Hari Tidak Ditemukan

Penyisiran untuk mencari ABK KM Papua Jaya 2 itu dilakukan sesuai Sarmap Prediction Basarnas Command Center (BBC), namun hasilnya nihil.

Baca Selengkapnya

8 Kampus Swasta yang Menyediakan Beasiswa Pakai Skor UTBK SNBT

17 menit lalu

8 Kampus Swasta yang Menyediakan Beasiswa Pakai Skor UTBK SNBT

Gagal UTBK SNBT 2024? Manfaatkan skor UTBK di kampus swasta berikut ini.

Baca Selengkapnya

PPP Soal Arsul Sani Tangani Sengketa Pileg: Siapa yang Melarang?

27 menit lalu

PPP Soal Arsul Sani Tangani Sengketa Pileg: Siapa yang Melarang?

PPP tidak memiliki urusan apa pun dengan hakim MK Arsul Sani dalam gugatan Pileg 2024.

Baca Selengkapnya

Ketua Partai Patriot dari Prancis Curiga Bantuan untuk Ukraina Dikorupsi

33 menit lalu

Ketua Partai Patriot dari Prancis Curiga Bantuan untuk Ukraina Dikorupsi

Florian Philippot Ketua Partai Patriot dari Prancis menyebut sebagian besar bantuan dari negara - negara Barat digelapkan oleh pejabat-pejabat Ukraina

Baca Selengkapnya

Tinggi Peminat, Lokasi Konser Radwimps Pindah dari BCIS Ancol ke JCC Senayan

33 menit lalu

Tinggi Peminat, Lokasi Konser Radwimps Pindah dari BCIS Ancol ke JCC Senayan

Untuk mengakomodasi permintaan besar penggemar, lokasi konser Radwimps pindah ke Jakarta Convention Center (JCC), Senayan.

Baca Selengkapnya

Dampak Gempa Garut, Ratusan Rumah Rusak dan Puluhan KK Terdampak

34 menit lalu

Dampak Gempa Garut, Ratusan Rumah Rusak dan Puluhan KK Terdampak

Gempa berkekuatan magnitudo 6,2 mengguncang Kabupaten Garut, Jawa Barat pada Sabtu malam, 27 April 2024 sekitar jam 23.29 WIB. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) masih terus memantau dampak gempa di wilayah tersebut.

Baca Selengkapnya

Duel Indonesia vs Uzbekistan di Piala Asia U-23, Shin Tae-yong Waspadai Transisi Cepat Tim Serigala Putih

41 menit lalu

Duel Indonesia vs Uzbekistan di Piala Asia U-23, Shin Tae-yong Waspadai Transisi Cepat Tim Serigala Putih

Duel Timnas U-23 Indonesia vs Uzbekistan akan tersaji pada semifinal Piala Asia U-23 2024 di Stadion Abdullah bin Khalifa pada Senin, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

Indonesia vs Uzbekistan, Shin Tae-yong Percaya Diri Bawa Skuad Garuda ke Olimpiade Paris 2024

56 menit lalu

Indonesia vs Uzbekistan, Shin Tae-yong Percaya Diri Bawa Skuad Garuda ke Olimpiade Paris 2024

Duel Timnas U-23 Indonesia vs Uzbekistan akan tersaji pada babak semifinal Piala Asia U-23 2024. Shin Tae-yong mengaku tak alami tekanan. Mengapa?

Baca Selengkapnya