Larangan Mobil Jakarta Masuk Bogor

Penulis

Sabtu, 20 September 2014 02:11 WIB

Sikap Pemerintah Kota Bogor yang melontarkan wacana sehari tanpa kendaraan pelat B amat janggal. Larangan itu tak didasari pertimbangan matang, dan malah bisa menjadi bumerang bagi Bogor.

Rencana yang pertama kali disampaikan Wakil Wali Kota Bogor Usmar Hariman itu bersandar pada argumen yang sangat dangkal. Hariman berang melihat kemacetan kerap terjadi di kotanya. Kekesalannya bertambah saat di akhir pekan banyak kendaraan berpelat B memadati kota yang memang menjadi tujuan tetirah warga Jakarta, Bekasi, atau Tangerang itu. Lalu muncullah ide kontroversial itu: melarang kendaraan dari luar masuk Kota Bogor.

Rencana pelarangan itu kontan menyulut berbagai protes. Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama langsung berencana menemui Wali Kota Bogor Bima Arya. Wali Kota Bekasi juga ikut menyesalkan. Protes paling keras datang dari warga Bogor sendiri dan kalangan pengusaha Bogor. Pengurus Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia Cabang Kota Bogor khawatir wacana itu berpotensi membunuh pelan-pelan industri wisata di Bogor. Belakangan, ide Wakil Wali Kota Bogor itu dibantah sendiri oleh Wali Kota Bima Arya.

Wacana serupa sempat diusulkan kalangan Pemerintah Kota Bandung. Mereka kesal karena setiap akhir pekan kota Parijs van Java itu selalu disesaki mobil-mobil berpelat B. Bahkan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil juga sempat menemui Wakil Gubernur DKI Jakarta untuk mencari solusi.

Pemerintah Kota Bogor ataupun Bandung seharusnya menyelami persoalan kemacetan dengan lebih jernih. Sumber kemacetan di dua kota itu berbeda. Di Bogor, penyebab utama kemacetan adalah jumlah angkutan kota (angkot) yang terus membengkak. Saking banyaknya, Bogor bahkan dijuluki "kota sejuta angkot". Kota sekecil itu memiliki 3.412 angkot plus 4.000 lainnya dari Kabupaten Bogor. Kemacetan diperparah lagi karena banyak warga Bogor yang memiliki kendaraan pelat B untuk bekerja di Jakarta atau wisatawan luar Bogor yang datang ke kota itu.

Advertising
Advertising

Keruwetan lalu lintas merupakan buah dari telatnya pemerintah daerah membangun sistem transportasi massal. Bogor, Depok, Tangerang, atau Bekasi mengidap penyakit itu. Saban tahun, yang ada di pikiran pemerintah setempat hanya menambah angkot. Tak ada upaya sungguh-sungguh membangun transportasi publik massal seperti menyediakan bus pengumpan ke stasiun kereta atau bus ke Jakarta.

Mereka seharusnya meniru langkah Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. Risma menggandeng PT Kereta Api Indonesia membangun trem di dalam Kota Surabaya. Hebatnya, proyek sepanjang 17 kilometer itu tak memakai Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, melainkan didanai oleh PT Kereta Api Indonesia (Persero). Bandung menyusul dengan rencana membangun monorel.

Betapa gamblang solusi mengatasi kemacetan. Tidak selayaknya pemerintah daerah cuma menyalahkan mobil dari luar kota sebagai biang kemacetan. Mereka harus membangun sistem transportasi massal yang menjangkau seluruh sudut kota, bukan hanya memperbanyak angkot atau taksi. Jika hal ini tak dilakukan, kota-kota itu akan mengalami kemacetan yang semakin kronis.

Berita terkait

Prabowo Tiba di Kantor PBNU, Karpet Merah Digelar

1 menit lalu

Prabowo Tiba di Kantor PBNU, Karpet Merah Digelar

Prabowo disambut oleh Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf dan Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas.

Baca Selengkapnya

Berpulang Sehari Sebelum Hari Puisi Nasional, Berikut Perjalanan Kepenyairan Joko Pinurbo

3 menit lalu

Berpulang Sehari Sebelum Hari Puisi Nasional, Berikut Perjalanan Kepenyairan Joko Pinurbo

Nama Joko Pinurbo mulai dikenal luas saat menerbitkan buku antologi puisi Celana pada 1999.

Baca Selengkapnya

Rokok Elektrik dan Konvensional Miliki Bahaya yang Sama

4 menit lalu

Rokok Elektrik dan Konvensional Miliki Bahaya yang Sama

Tim IDI Medan mengatakan risiko penggunaan rokok elektrik serupa dengan rokok konvensional. Keduanya memiliki bahaya ketergantungan yang sama.

Baca Selengkapnya

Jenis Ikan yang Perlu Rutin Disantap, Sahabat Kesehatan dan Jantung

8 menit lalu

Jenis Ikan yang Perlu Rutin Disantap, Sahabat Kesehatan dan Jantung

Tak semua ikan punya kandungan nutrisi super yang sama sehingga disarankan untuk memilih yang tepat. Berikut saran ahli diet.

Baca Selengkapnya

Piala Thomas 2024: Fajar Alfian Ingin Tim Bulu Tangkis Indonesia Lebih Kompak dan Saling Percaya

14 menit lalu

Piala Thomas 2024: Fajar Alfian Ingin Tim Bulu Tangkis Indonesia Lebih Kompak dan Saling Percaya

Fajar Alfian memiliki tekad untuk bisa mengantarkan Indonesia menjadi juara Piala Thomas 2024.

Baca Selengkapnya

Gibran Tiba di PBNU, Disambut Yahya Cholil dengan Karpet Merah

19 menit lalu

Gibran Tiba di PBNU, Disambut Yahya Cholil dengan Karpet Merah

Gibran lalu disambut Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf dan Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas.

Baca Selengkapnya

Peserta JDM Funday Mandalika 2024 Menelusuri Keindahan Mandalika

20 menit lalu

Peserta JDM Funday Mandalika 2024 Menelusuri Keindahan Mandalika

JDM Funday Mandalika Time Attack 2024 digelar pada 28 April - 1 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Eks Penyidik KPK Heran Nurul Ghufron Tak Paham Soal Trading In Influence Karena Minta Kerabatnya Dimutasi

20 menit lalu

Eks Penyidik KPK Heran Nurul Ghufron Tak Paham Soal Trading In Influence Karena Minta Kerabatnya Dimutasi

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron pernah meminta Kementan untuk memutasi kerabat atau keluarganya dari Jakarta ke Malang. Bakal jalani sidang etik.

Baca Selengkapnya

Klasemen Piala Thomas dan Piala Uber 2024: Tim Putra Indonesia di Puncak Usai Kalahkan Inggris 5-0

29 menit lalu

Klasemen Piala Thomas dan Piala Uber 2024: Tim Putra Indonesia di Puncak Usai Kalahkan Inggris 5-0

Tim bulu tangkis Indonesia memuncaki klasemen sementara Grup C Piala Thomas dan Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Hari Ini 75 Tahun Kepergian Chairil Anwar, Sastrawan Pelopor Angkatan 45

30 menit lalu

Hari Ini 75 Tahun Kepergian Chairil Anwar, Sastrawan Pelopor Angkatan 45

Menurut Abdul Hadi WM dalam ceramahnya Peringatan 30 Tahun Wafatnya Penyair Chairil Anwar mengatakan penamaan Angkatan 45 datang dari Chairil Anwar.

Baca Selengkapnya