Kian Terpuruk di Kancah Olahraga

Penulis

Sabtu, 4 Oktober 2014 01:36 WIB

Empat medali emas perolehan Indonesia dalam Asian Games 2014 di Incheon, Korea Selatan, menunjukkan bahwa kita makin jauh tertinggal dalam kancah olahraga tingkat Asia. Tim Merah Putih hanya mampu meraih posisi ke-16, bahkan di bawah bangsa serumpun Asia Tenggara, yakni Thailand, Malaysia, dan Singapura.

Emas dari Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari (ganda putri bulu tangkis) Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan (ganda putra bulu tangkis), Maria Natalia Londa (lompat jauh putri), dan Juwita Niza Wasmi (wushu) ini jauh di bawah target. Menteri Olahraga Roy Suryo sebelumnya menyebutkan target kita adalah sembilan medali emas dan masuk 10 besar.

Ada yang menggembirakan, atau malah menyedihkan: para juara ini lahir nyaris tanpa campur tangan pemerintah. Mereka digembleng oleh klub dan kemudian induk cabang olahraga. Bahkan Maria Londa berlatih di lapangan sederhana di Badung, Bali, karena harus tetap bekerja. Para lifter angkat besi, penyumbang perak dan perunggu, adalah hasil gemblengan di Lampung. Sedangkan para pemain bulu tangkis sudah lama hidup dari hadiah di kejuaraan internasional.

Pemerintah hanya memberi dana minim untuk olahraga. Dalam setahun, anggaran pelatihan hingga memberangkatkan atlet 20 cabang Olimpiade ke luar negeri hanya sekitar Rp 250 miliar. Ini bahkan lebih kecil dibanding dana pembinaan cabang renang Australia.

Sebagai perbandingan, anggaran olahraga kita hanya 0,08 persen dari pendapatan negara. Sedangkan Thailand 0,2 persen, bahkan Singapura 4,2 persen. Sebuah studi oleh konsultan olahraga menyebutkan, Indonesia perlu dana Rp 3,1 triliun per tahun untuk bisa kembali menjadi juara SEA Games, masuk lima besar Asian Games, dan 10 besar Olimpiade.

Advertising
Advertising

Benar, peningkatan prestasi olahraga tidak bisa hanya dibebankan ke pemerintah. Masyarakat juga harus berperan. Hal ini sudah dilakukan banyak keluarga, yang mengirim anak-anak mereka berlatih di klub-klub. Sayangnya, pembinaan usia dini ini tidak berlanjut ketika anak-anak beranjak dewasa. Mereka kebanyakan memilih serius kuliah karena masa depan sebagai atlet tidak menjanjikan.

Tidak sedikit atlet berprestasi yang kemudian hidup susah di masa tua. Kita masih ingat bagaimana juara dunia tinju Ellyas Pical harus menyambung hidup sebagai penjaga keamanan diskotek di Jakarta setelah gantung sarung tinju.

Pemerintah mesti mendorong pembinaan dengan menciptakan banyak kompetisi dari tingkat klub sampai nasional secara rutin dan berjenjang. Pekan Olahraga Nasional yang digelar empat tahun sekali itu tidak cukup. Pembinaan terhadap atlet juga harus dibarengi pemberian bekal keterampilan dan pengetahuan, yang kelak bisa digunakan setelah mereka pensiun. Insentif besar bagi cabang mandiri seperti bulu tangkis, misalnya berupa keringanan pajak atau subsidi untuk gaji pelatih, juga perlu dipikirkan.

Langkah cepat perlu segera dilakukan karena Indonesia akan menjadi tuan rumah Asian Games 2018. Peningkatan prestasi atlet harus menjadi prioritas utama. Jangan sampai atlet kita hanya menjadi penonton di kandang sendiri. Empat tahun bukan waktu yang lama.

Berita terkait

Harga Naik, Toko Ritel Batasi Penjualan Gula Pasir

2 menit lalu

Harga Naik, Toko Ritel Batasi Penjualan Gula Pasir

Sejumlah toko ritel melakukan pembatasan penjualan gula pasir imbas dari naiknya harga gula.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Akan Evakuasi 9 Ribu Warga Imbas Erupsi Gunung Ruang

3 menit lalu

Pemerintah Akan Evakuasi 9 Ribu Warga Imbas Erupsi Gunung Ruang

Pemerintah akan mengevakuasi 9.083 warga yang berada di Pulau Tagulandang dalam radius 7 km dari pusat erupsi Gunung Ruang.

Baca Selengkapnya

Profil dan Bedah Kekuatan Guinea, Lawan Timnas U-23 Indonesia dalam Playoff Perebutan Tiket Olimpiade 2024

12 menit lalu

Profil dan Bedah Kekuatan Guinea, Lawan Timnas U-23 Indonesia dalam Playoff Perebutan Tiket Olimpiade 2024

Timnas U-23 Indonesia sudah mengakhiri kiprah di Piala Asia U-23 2024. Perjuangan selanjutnya melawan Guinea dalam playoff perebutan tiket Olimpiade.

Baca Selengkapnya

Universitas Jember Raih Dua Penghargaan Bergengsi dari Kemendikbudristek

13 menit lalu

Universitas Jember Raih Dua Penghargaan Bergengsi dari Kemendikbudristek

Penghargaan itu diharapkan akan semakin memotivasi keluarga besar Universitas Jember untuk menjadi yang lebih baik lagi.

Baca Selengkapnya

Wali Kota Depok Bicara Pembebasan Lahan Warga Terdampak Banjir Kali Pesanggrahan

14 menit lalu

Wali Kota Depok Bicara Pembebasan Lahan Warga Terdampak Banjir Kali Pesanggrahan

Bila anggaran mencukupi, Pemkot Depok akan melakukan pembebasan lahan warga terdampak banjir menggunakan anggaran belanja tambahan (ABT).

Baca Selengkapnya

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

25 menit lalu

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

Retno Marsudi menilai situasi Timur Tengah telah mendesak Indonesia untuk mempersiapkan diri jika situasi semakin memburuk, termasuk pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

Jadwal Indonesia vs Thailand di Perempat Final Piala Uber 2024 Hari Ini, Berikut Susunan Pemain yang Dimainkan

38 menit lalu

Jadwal Indonesia vs Thailand di Perempat Final Piala Uber 2024 Hari Ini, Berikut Susunan Pemain yang Dimainkan

Duel Gregoria Mariska Tunjung vs Ratchanok Intanon akan mengawali pertandingan Indonesia vs Thailand di perempat final Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

54 menit lalu

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

Sektor manufaktur tunjukan tren kinerja ekspansif seiring Ramadhan dan Idul Fitri 2024. Sementara itu, inflasi masih terkendali.

Baca Selengkapnya

Agenda Setelah Pelaksanaan UTBK SNBT 2024: Unduh Sertifikat Hingga Jadwal Seleksi Mandiri

55 menit lalu

Agenda Setelah Pelaksanaan UTBK SNBT 2024: Unduh Sertifikat Hingga Jadwal Seleksi Mandiri

Pelaksanaan UTBK SNBT 2024 tengah berlangsung hingga akhir bulan Mei. Setelahnya, peserta yang lolos bisa mengunduh sertifikat. Apa setelah itu?

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Aksi Mahasiswa UGM Tuntut Transparansi, IPK 4,00 Hahasiswa Kedokteran Universitas Jember, 5 Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia

55 menit lalu

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Aksi Mahasiswa UGM Tuntut Transparansi, IPK 4,00 Hahasiswa Kedokteran Universitas Jember, 5 Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia

Topik tentang mahasiswa UGM menggelar aksi menuntut tranparansi biaya pendidikan menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.

Baca Selengkapnya