Amina

Penulis

Senin, 28 Maret 2005 00:00 WIB

Sebuah persoalan yang pelik: bagaimana seorang muslimat akan bersikap terhadap ayat Qur'an yang mengizinkan suami memukul istrinya?

Tanggal 18 Februari 2005, di Noor Cultural Centre di Toronto, Kanada, Amina Wadud berbicara tentang "Qur'an, Perempuan, dan Kemungkinan-Kemungkinan Tafsir". Dan guru besar studi Islam di Virginia Commonwealth University itu menjawab: ada empat sikap yang bisa diambil.

Pertama: menafsirkannya secara harfiah. Kedua: membacanya dengan disertai pedoman legalistis yang membatasi cara ayat itu ditafsirkan. Ketiga: menafsir kembali berdasarkan pandangan alternatif. Dan keempat: berkata "tidak" kepada ayat Qur'an itu.

Amina tak menafikan kemungkinan seorang yang beriman akan berkata "tidak" kepada ayat itu. Jika ia jujur, ia sendiri akan menolak untuk rela bila seorang suami diberi hak untuk memukul istrinya. Katakanlah sang suami memukul karena si istri bersalah. Tapi bagaimana menentukan "bersalah"? Jika posisi laki-laki begitu tinggi, maka sang suamilah yang berhak jadi jaksa, hakim, dan sekaligus pelaksana hukuman. Dan si istri berdiri tanpa pembela, tanpa hak naik banding.

Amina merasa itu tak adil.

Advertising
Advertising

Tapi jika ia mengatakan "tidak" kepada ayat itu, begitulah ia berkata, tak berarti ia menampik Tuhan dan wahyu-Nya. "Justru Qur'an-lah," kata Amina Wadud, "yang memberi saya jalan untuk mengatakan tidak kepada Qur'an."

Mungkinkah? Seorang yang berkata "tidak" kepada satu ayat Qur'an tapi sementara itu menyatakan tak menampik Allah dan wahyu-Nya?

Ruangan itu penuh. Sekitar 300 orang mendengarkan. Begitu Amina Wadud selesai berbicara, seseorang minta kesempatan membantah. Ia menuduh Amina tak bisa berbahasa Arab dan hanya mengerti satu surah saja dalam Qur'an. Seorang lain berpidato bahwa Amina tak memahami Islam. Tapi ada yang mengakui ceramah Amina justru membebaskannya: "Sangat bagus jika kita bisa hidup dengan penjelasan harfiah dan legalistis. Saya tak bisa. Amina juga tak bisa, bukan karena ingin berbuat tak patut, tapi karena ingin mencoba jadi makhluk moral yang benar dan pelaksana amanat Allah."

Dari celah-celah hadirin seorang berteriak, "Agen CIA!"

Amina Wadud datang dari keluarga Kristen yang taat—ayahnya seorang pendeta—dan masuk Islam di tahun 1970-an, di masa gelombang kedua gerakan feminisme Amerika. Perempuan Afro-Amerika ini mempelajari agama di Universitas Al Azhar. Ia juga pernah tinggal di Libia.

"Saya seorang nigger," katanya. Memakai jilbab, ia tampak seperti seorang perempuan dari Asia Selatan. Tapi jika tampak rambutnya yang keriting, orang akan tahu ia seorang hitam. Orang akan bersikap lain. Di Toronto hari itu seseorang mengakui: "Jika ada laki-laki kulit putih yang masuk Islam, kita akan segera memintanya untuk jadi imam dalam salat. Jika yang masuk Islam seorang perempuan hitam, kita akan memintanya untuk mengurus anak-anak."

"Saya seorang nigger," kata Amina, suaranya bergetar. Ia bercerita kenapa ia begitu peka akan diskriminasi. Seorang "nigger" dan sekaligus seorang perempuan di Amerika adalah seseorang yang membawa sejarah penindasan lebih dari dua abad.

Amina menemukan dalam Islam sebuah harapan bahwa tak akan ada diskriminasi di lingkungan ini. Sejak mula, penganut Islam tak hanya terdiri dari satu kelompok etnis. Seorang pemeluk awal adalah Bilal, seorang hitam yang jadi tauladan.

Adapun terhadap perempuan….

"Jelas bagi saya," kata Amina suatu ketika, "Qur'an bertujuan menghilangkan semua pengertian tentang perempuan sebagai subhuman, belum-manusia." Qur'an tak bercerita bahwa wanita diciptakan buat Adam untuk jadi pembantu, setelah hewan-hewan tak ada yang cocok untuk peran itu—seperti disebutkan dalam Perjanjian Lama (Kejadian 2: 19-20): Sejak mula, kata Amina, "semua hal diciptakan berpasang-pasangan," seperti kata Qur'an (51:49). Begitu nafs proto-manusia dijadikan, ia sudah ada sandingannya (zawj) sebagai bagian dari desain Allah. Maka ketika Adam bersalah memakan buah terlarang, Qur'an tak hanya menyalahkan Hawa.

Tapi itu tafsir Amina Wadud, bukan? Bukankah dalam Qur'an juga sering disebut bahwa wanita tak setara dengan pria?

Betul, jawabnya. Tapi ia percaya Tuhan adil, dan Qur'an cerminan sifat adil itu. Amina Wadud seakan-akan menggemakan lagi suara Ibrahim ibn Sayyar al-Nazzam, theolog dari Basra di abad ke-9: "Tuhan, pintu keadilan, tak boleh digambarkan sebagai yang punya kuasa untuk bertindak tak adil."

Tapi salahkah Amina? Tiap tafsir selalu terbatas, mungkin subyektif, mungkin keliru, tapi tiap pembacaan (juga yang harfiah) tak ada yang "murni", bagian dari pergulatan untuk memahami Tuhan dengan keterbatasan manusia. Suatu saat konsensus mungkin terbentuk di antara para mujtahid dan dengan umat. Tapi seperti dipersoalkan Ibnu Rushd di abad ke-12, bagaimana konsensus atau ijma' tentang hal-hal yang teoretis akan sampai kepada kepastian final? Agar sampai ke situ, kita harus tahu opini semua ulama yang memenuhi syarat, dan membuat mereka mufakat, juga tentang hal-ihwal yang esoteris. Itu mustahil. Tiap ijma' hanyalah sebuah ikhtiar.

Tapi kemustahilan itulah yang tak diakui. Ada orang-orang yang gampang mengamini sebuah tasfir dan mengkafirkan tafsir yang lain. Konon dalam bukunya, Al-Kashf 'an Manahij al-Adilla fi 'Aqaid al-Milla, Ibnu Rushd menyebut itulah perilaku sebagian theolog: mereka memonopoli akses kepada kebenaran dan mengutuk "siapa saja yang tak setuju kepada mereka sebagai bid'ah atau kafir yang hak milik dan darahnya sah untuk dirampas".

Darah Amina Wadud mungkin juga akan terampas—jika kita percaya media di Amerika—setelah ia jadi imam salat Jumat di New York 18 Maret 2005. Tapi ia tak risau…. "Saya lebih menjaga kemurnian niat saya," katanya.

Goenawan Mohamad

Berita terkait

Pertamina Hulu Rokan Tambah Produksi Minyak dari Lapangan Minyak Tua

1 menit lalu

Pertamina Hulu Rokan Tambah Produksi Minyak dari Lapangan Minyak Tua

Pertamina Hulu Rokan menyebut lapangan minyak tua dan sempat tidak berfungsi dapat digunakan kembali dengan keuntungan yang banyak atau difungsikan sebagai kilang minyak lagi

Baca Selengkapnya

Cara Mengurangi Kesedihan buat yang Baru Kehilangan Ibu

2 menit lalu

Cara Mengurangi Kesedihan buat yang Baru Kehilangan Ibu

Untuk yang baru saja kehilangan ibu, berikut lima tips pakar untuk mengatasi emosi yang sulit sekaligus menyambut Hari Ibu Internasional pada 12 Mei.

Baca Selengkapnya

Guru Besar UGM Kembangkan Alat Skrining Pencegahan Malnutrisi Pasien di Rumah Sakit

6 menit lalu

Guru Besar UGM Kembangkan Alat Skrining Pencegahan Malnutrisi Pasien di Rumah Sakit

Guru Besar UGM, Profesor Susetyowati, mengembangkan sistem skrining untuk mencegah malnutrisi pasien dalam perawatan. Skrining hanya butuh 5 menit.

Baca Selengkapnya

Cina Minta Israel Berhenti Menyerang Rafah

7 menit lalu

Cina Minta Israel Berhenti Menyerang Rafah

Beijing menyerukan kepada Israel untuk mendengarkan seruan besar masyarakat internasional, dengan berhenti menyerang Rafah

Baca Selengkapnya

Mahfud Md: Pilpres 2024 Secara Hukum Sudah Selesai, tapi Secara Politik Belum

7 menit lalu

Mahfud Md: Pilpres 2024 Secara Hukum Sudah Selesai, tapi Secara Politik Belum

Mahfud Md mengatakan Pilpres 2024 secara hukum konstitusi sudah selesai, tapi secara politik belum karena masih banyak yang bisa dilakukan.

Baca Selengkapnya

Pemilik Bukanagara Coffee and Roastery Blak-blakan Usai Viral Diisukan Telat Bayar Gaji Karyawan

10 menit lalu

Pemilik Bukanagara Coffee and Roastery Blak-blakan Usai Viral Diisukan Telat Bayar Gaji Karyawan

Willawati, produser film layar lebar Budi Pekerti terseret di kasus dugaan tunggakan gaji karyawan kafe Bukanagara Coffee and Roastery yang viral.

Baca Selengkapnya

243 Orang Daftar ke Golkar untuk Pilkada Sumut, Ijeck Sebut Penjaringan Lewat 3 Tahapan Survei

16 menit lalu

243 Orang Daftar ke Golkar untuk Pilkada Sumut, Ijeck Sebut Penjaringan Lewat 3 Tahapan Survei

Golkar melakukan survei untuk mengetahui nama-nama tokoh yang punya peluang paling kuat untuk menang dalam Pilkada Sumut.

Baca Selengkapnya

Polda Papua sebut TPNPB Serang Polsek dan Koramil di Distrik Homeyo dari Berbagai Sisi

19 menit lalu

Polda Papua sebut TPNPB Serang Polsek dan Koramil di Distrik Homeyo dari Berbagai Sisi

Serangan terbaru TPNPB di Intan Jaya terjadi dalam dua hari berturut

Baca Selengkapnya

Soal Gibran Ikut Susun Kabinet, Pakar Hukum Tata Negara Sebut Wapres Hanya Ban Serep

22 menit lalu

Soal Gibran Ikut Susun Kabinet, Pakar Hukum Tata Negara Sebut Wapres Hanya Ban Serep

Feri Amsari menanggapi soal Wakil Presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka, yang disebut mengambil bagian dalam menyusun kabinet mendatang.

Baca Selengkapnya

Alasan Aktivitas Hyein NewJeans Jelang Comeback Dibatasi

22 menit lalu

Alasan Aktivitas Hyein NewJeans Jelang Comeback Dibatasi

Akibat cedera kaki, Hyein NewJeans tidak dapat mengikuti aktivitas promosi single baru

Baca Selengkapnya