Jauhkan Anak dari Kekerasan

Penulis

Selasa, 14 Oktober 2014 01:31 WIB

Hanya orang berhati batu yang tak terkejut melihat adegan di video itu. Seorang bocah perempuan, masih dengan seragam sekolah dasarnya, berdiri tak berdaya di sudut ruangan. Lalu, satu demi satu, teman laki-laki sekelasnya bergantian menyiksa.

Ada yang memukul, ada yang menendang dengan lompatan ala kungfu. Si korban hanya bisa menangis. Siksaan itu berlangsung terus-menerus dalam rekaman video sepanjang hampir dua menit.

Apa yang terjadi pada anak-anak kita? Adegan tersebut adalah kisah nyata. Anak-anak sebuah SD di Bukittinggi, Sumatera Barat, itu seolah dengan bangga memamerkan penyiksaan yang mereka lakukan. Tragisnya, kejadian itu dilihat sang guru. Guru, yang seharusnya mencegah, justru membiarkan kejadian itu berlangsung. Kabarnya, penyiksaan dipicu oleh ejekan korban ke temannya. Karena solider, teman-teman yang lain beramai-ramai ikut mengeroyok. Kejadian itu menghebohkan karena rekaman penyiksaan beredar luas di media sosial.

Peristiwa itu bukanlah yang pertama. Kekerasan di kalangan anak-anak sudah sering terjadi. Bukan hanya anak SMA atau SMP yang saling tawur dan merisak, tapi juga sudah merambah ke siswa SD. Kita masih ingat, pada April lalu, bocah kelas IV SDN 09 Makasar, Jakarta Timur, tewas digebuki kakak kelasnya hanya gara-gara es pisang. Setahun sebelumnya, anak kelas I SD di Bekasi tewas dikeroyok teman-temannya gara-gara uang Rp 1.000.

Sederet kejadian itu hanyalah puncak gunung es. Budaya kekerasan di masyarakat kita sudah merebak di semua umur. Fenomena mencemaskan ini tak cukup hanya diatasi dengan mempidanakan guru yang lalai, atau memecat kepala sekolah. Menghukum guru dan sekolah bukan jaminan kekerasan serupa tak terulang di tempat lain.

Advertising
Advertising

Kekerasan anak-anak terjadi karena banyak sebab. Salah satunya, lingkungan yang kian toleran terhadap kekerasan. Lihatlah acara-acara di stasiun televisi. Riset Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia menemukan, acara untuk anak-anak hanya 2,7-4,5 persen dari seluruh program stasiun televisi. Itu pun diwarnai kekerasan, misalnya dari film kartun. Acara selebihnya adalah sinetron, film, bahkan berita kriminal. Maka, bagi anak-anak, kekerasan adalah "dunia normal".

Di sekolah pun, energi agresif tak mendapat penyaluran. Jam olahraga kian berkurang, beban kurikulum kian menumpuk, lalu guru yang "mengajar" bukannya mendidik. Semuanya menyumbang tumbuhnya kekerasan. Makin sempurna ketika, di rumah, orang tua mengajarkan kekerasan dengan menghukum anak secara fisik atau kata-kata merendahkan.

Semua itulah yang harus diperbaiki. Sekolah dan guru hanya menyumbang sepertiga dari pembentukan kepribadian anak. Selebihnya adalah tanggung jawab orang tua, masyarakat, dan pemerintah. Orang tua harus mengubah pola asuhnya dan mengawasi tayangan anak-anak di stasiun televisi. Masyarakat pun harus lebih aktif bersikap kritis terhadap berbagai tontonan berbau kekerasan. Kekerasan tak bisa dihentikan total. Tapi, dengan kampanye melibatkan semua masyarakat, budaya toleran terhadap kekerasan bisa dikurangi.

Berita terkait

Hadiri Penetapan Caleg Terpilih di Solo, Gibran Berharap Bisa Merangkul Semua Kekuatan Politik

1 menit lalu

Hadiri Penetapan Caleg Terpilih di Solo, Gibran Berharap Bisa Merangkul Semua Kekuatan Politik

Gibran berharap Pemerintah Kota Solo dapat menjalin kerja sama yang baik dengan anggota DPRD setelah dilantik.

Baca Selengkapnya

Israel Ancam Balas Dendam terhadap Palestina Jika ICC Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu

6 menit lalu

Israel Ancam Balas Dendam terhadap Palestina Jika ICC Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu

Israel mengancam melakukan pembalasan terhadap Otoritas Palestina jika ICC mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Benjamin Netanyahu dan menteri-menterinya.

Baca Selengkapnya

Bryan Domani Perankan Sena di Film Temurun, Sebut Karakternya Jomplang dengan Kenyataan

10 menit lalu

Bryan Domani Perankan Sena di Film Temurun, Sebut Karakternya Jomplang dengan Kenyataan

Bryan Domani menyebut perannya sebagai kakak Yasamin Jasem di film Temurun berbeda jauh dengan kesehariannya dengan Megan Domani.

Baca Selengkapnya

Muhaimin Sebut 2 Kader Golkar Ini Daftar di PKB untuk Pilkada 2024

12 menit lalu

Muhaimin Sebut 2 Kader Golkar Ini Daftar di PKB untuk Pilkada 2024

Dua kader Golkar ini melamar jadi calon gubernur Banten dan Jakarta lewat PKB. Muhaimin Iskandar sebut belum jamin akan berkoalisi.

Baca Selengkapnya

Kemendikbud Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Sejumlah Daerah Terdampak Bencana

14 menit lalu

Kemendikbud Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Sejumlah Daerah Terdampak Bencana

Bencana alam melanda sejumlah wilayah di Tanah Air dalam sebulan terakhir.

Baca Selengkapnya

Merangsek ke Segmen Ponsel Fotografi, Segini Harga Vivo V30e di Indonesia

17 menit lalu

Merangsek ke Segmen Ponsel Fotografi, Segini Harga Vivo V30e di Indonesia

Vivo V30e yang menggunakan sensor kamera dari Sony resmi meluncur di pasar Indonesia mulai hari ini, Kamis, 2 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Dahyun TWICE Bakal Debut Film Indie Berjudul Sprint

20 menit lalu

Dahyun TWICE Bakal Debut Film Indie Berjudul Sprint

Dahyun TWICE akan beradu akting dengan Ha Seok Jin dan Lee Shin Young

Baca Selengkapnya

Indonesia vs Irak, Ini 5 Tips Bikin Nobar Makin Seru

24 menit lalu

Indonesia vs Irak, Ini 5 Tips Bikin Nobar Makin Seru

Semakin banyak masyarakat yang menggelar kegiatan nonton bareng alias nobar untuk memberikan semangat kepada para timnas Indonesia.

Baca Selengkapnya

Piala Asia U-23: Kapten Irak Muntadher Mohammed Bilang Timnas Indonesia adalah Tim Kuat, tapi...

26 menit lalu

Piala Asia U-23: Kapten Irak Muntadher Mohammed Bilang Timnas Indonesia adalah Tim Kuat, tapi...

Kapten Timnas U-23 Irak Muntadher Mohammed ingin menebus kekalahan dari Jepang dan mengamankan tiket Olimpiade saat menghadapi Timnas Indonesia.

Baca Selengkapnya

Pesan Cak Imin untuk Bakal Calon Kepala Daerah dari PKB pada Pilkada 2024

37 menit lalu

Pesan Cak Imin untuk Bakal Calon Kepala Daerah dari PKB pada Pilkada 2024

Cak Imin mengatakan pilkada perlu dijadikan momentum mewujudkan perbaikan dan perubahan di setiap lini.

Baca Selengkapnya