Plus-Minus Kabinet Jokowi

Penulis

Minggu, 26 Oktober 2014 22:11 WIB

Presiden Joko Widodo akhirnya mengumumkan kabinetnya. Sulit mengatakan bahwa nama-nama menteri yang dimaklumatkan kemarin itu cukup ideal. Jokowi tampak terlalu banyak mengakomodasi kepentingan kalangan partai politik, sehingga memunculkan sejumlah kelemahan.

Deretan menteri yang memimpin bidang perekonomian sebetulnya lumayan. Sofyan Djalil, yang diangkat menjadi Menteri Koordinator Perekonomian, merupakan figur yang berpengalaman. Pada era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, ia menjadi Menteri Badan Usaha Milik Negara. Begitu pula Bambang Sumantri Brodjonegoro, yang memimpin Kementerian Keuangan. Ia juga tidak butuh belajar lama, karena selama ini telah menjadi Wakil Menteri Keuangan.

Hanya, di sektor ini, Presiden Jokowi masih mengusung Rini Soemarno-figur yang mengundang kontroversi-sebagai Menteri BUMN. Nama Rini dianggap sebagai titipan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri. Rini banyak disorot dalam soal pembelian pesawat Sukhoi di era Presiden Megawati. Saat itu ia menjadi Menteri Perindustrian dan Perdagangan.

Tampilnya Puan Maharani sebagai Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan juga mencengangkan. Putri Megawati yang kurang berpengalaman dan diragukan kapasitasnya ini harus memimpin bidang yang amat penting. Ia mesti mengkoordinasikan berbagai pos, seperti Kementerian Agama, Kementerian Ristek dan Perguruan Tinggi, serta Kementerian Kesehatan.

Besarnya kepentingan partai yang harus diakomodasi jelas menyulitkan Jokowi. Mirip dengan kabinet Presiden Yudhoyono, akhirnya cukup banyak orang partai yang masuk kabinet. Jumlahnya saja yang berbeda. Pada era Yudhoyono, politikus yang masuk kabinet mencapai sekitar 18 orang. Sedangkan kali hanya sekitar 14 orang dari 34 pos kementerian. Jatah kalangan partai ini tampaknya dibagikan secara proporsional kepada partai penyokong Jokowi-Kalla, yakni PDIP, Partai NasDem, Partai Kebangkitan Bangsa, dan Partai Hati Nurani Rakyat.

Advertising
Advertising

Perbedaan yang lain, Jokowi melibatkan Komisi Pemberantasan Korupsi serta Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan dalam menyeleksi para menteri. Cara ini bagus dan diharapkan diberlakukan juga untuk jabatan-jabatan lain di luar kabinet. Sejumlah figur yang "kurang bersih" semula sempat masuk bursa calon menteri, tapi akhirnya terpental gara-gara ditandai dengan stabilo merah oleh KPK. Masalah ini pula yang membuat pengumuman kabinet tertunda karena Jokowi harus mencari calon pengganti.

Betapa sulit menginginkan kabinet yang benar-benar "presidensial" karena, secara politik, Jokowi bergantung pada partai pendukungnya. Prinsip bahwa pengangkatan menteri merupakan wewenang penuh presiden, seperti digariskan dalam konstitusi, tak pernah bisa dilaksanakan seutuhnya. Hanya, kelemahan ini bisa ditutupi bila Presiden Jokowi bisa memacu anggota kabinet untuk bekerja dan bekerja seperti yang ia janjikan.

Berita terkait

Pemkot Surabaya Rayakan HJKS ke-731

8 menit lalu

Pemkot Surabaya Rayakan HJKS ke-731

Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menggelar Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS) ke-731 pada 31 Mei 2024, dengan tema 'Satukan Tekad Surabaya Hebat'.

Baca Selengkapnya

61 Kepala Daerah Jadi Tersangka Korupsi pada 2021-2023, ICW: Lingkaran Setan Sejak Awal

9 menit lalu

61 Kepala Daerah Jadi Tersangka Korupsi pada 2021-2023, ICW: Lingkaran Setan Sejak Awal

Peneliti ICW mengatakan mayoritas modus korupsi itu berkaitan dengan suap-menyuap dan penyalahgunaan anggaran belanja daerah.

Baca Selengkapnya

Film KHD tentang Ki Hadjar Dewantara Baru Tayang 2026 Mendatang, Ini Alasan Gina S. Noer

12 menit lalu

Film KHD tentang Ki Hadjar Dewantara Baru Tayang 2026 Mendatang, Ini Alasan Gina S. Noer

Gina juga mengatakan, film biopik yang ia garap memang cenderung lama, termasuk film KHD ini.

Baca Selengkapnya

Pembunuhan Pengusaha Kerajinan Tembaga di Boyolali, Korban dan Pelaku Terlibat Hubungan Sesama Jenis

16 menit lalu

Pembunuhan Pengusaha Kerajinan Tembaga di Boyolali, Korban dan Pelaku Terlibat Hubungan Sesama Jenis

Irwan, tersangka pembunuhan pengusaha kerajinan tembaga di Boyolali terlibat hubungan sesama jenis. Irwan murka karena tak dituruti minta Rp 500 ribu.

Baca Selengkapnya

Saldi Isra Minta KPU Tandai Kantor Hukum yang Sering Ajukan Renvoi Alat Bukti

17 menit lalu

Saldi Isra Minta KPU Tandai Kantor Hukum yang Sering Ajukan Renvoi Alat Bukti

Saldi meminta kepada komisioner KPU, Mochammad Afifuddin, untuk menandai kantor masing-masing kuasa hukum karena seringnya mengajukan renvoi.

Baca Selengkapnya

Ciri Pasangan Suka Mengontrol, Bikin Anda Tak Berdaya dan Kehilangan Harga Diri

35 menit lalu

Ciri Pasangan Suka Mengontrol, Bikin Anda Tak Berdaya dan Kehilangan Harga Diri

Pasangan gemar mengontrol. Anda dibuat tak berdaya dan hanya bisa menuruti kemauannya karena takut berpisah, ditinggalkan atau diusir dari rumah.

Baca Selengkapnya

ICW Sebut Bansos hingga Ketidaknetralan ASN Bakal Marak di Pilkada 2024

37 menit lalu

ICW Sebut Bansos hingga Ketidaknetralan ASN Bakal Marak di Pilkada 2024

ICW mengungkap beberapa kerentanan yang mungkin terjadi di Pilkada 2024. Berkaca dari pengalaman Pilpres.

Baca Selengkapnya

Tak Hadir di Met Gala 2024, Katy Perry Bikin Ibunya dan dan Penggemar Terkecoh

43 menit lalu

Tak Hadir di Met Gala 2024, Katy Perry Bikin Ibunya dan dan Penggemar Terkecoh

Katy Perry mengunggah beberapa foto sambil memberi tahu penggemarnya alasan tidak hadir di Met Gala

Baca Selengkapnya

KPU Sangkal Ada Pergeseran Suara dari NasDem ke Hanura di Pileg DPRD Sintang

49 menit lalu

KPU Sangkal Ada Pergeseran Suara dari NasDem ke Hanura di Pileg DPRD Sintang

"Tidak terjadi perubahan atau pergeseran suara Partai Hanura," kata kuasa hukum KPU Ali Nurdin di gedung MK.

Baca Selengkapnya

Perkumpulan Penyelenggara Jasa Boga Perjuangkan Pembuatan Produk Kuliner Khas Nusantara untuk Ekspor

55 menit lalu

Perkumpulan Penyelenggara Jasa Boga Perjuangkan Pembuatan Produk Kuliner Khas Nusantara untuk Ekspor

PPJI berharap ke depan ada produk-produk kuliner jenis lainnya yang bisa diekspor seperti halnya rendang.

Baca Selengkapnya