Ayo, Polri, Maju Terus!

Penulis

Senin, 26 Januari 2015 01:17 WIB

Reza Indragiri Amriel, Alumnus Psikologi Forensik The University of Melbourne

Rivalitas kepolisian versus Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memanas kembali, seiring dengan penangkapan terhadap Bambang Widjojanto. Situasi itu alamiah, bahkan keniscayaan, cerminan asumsi Presiden Sukarno bahwa tidak ada satu pun organisasi yang sudi kekuasaannya diambil organisasi lain. Fungsi KPK, yang seakan mensubordinasi Polri dalam pemberantasan korupsi, bisa dibayangkan menciptakan goresan pada martabat Polri. Apalagi ketika kemudian khalayak jatuh hati kepada KPK, Polri secara karikatural merasa “sakitnya tuh di sini, di sini, di sini”.

Masyarakat sepatutnya tidak apriori terhadap langkah hukum yang Polri ambil terhadap Wakil Ketua KPK itu. Meskipun khalayak salut atas kinerja KPK, tapi kurang baik apabila dukungan bagi KPK ditegakkan secara “membabi-buta”. KPK harus terus dikawal secara kritis. Demikian pula sikap kontra terhadap Polri tidak boleh dibangun di atas kebencian gelap mata. Polri patut terus diberikan semangat untuk maju.

Sebagai lembaga penegakan hukum, Polri perlu diberi kesempatan untuk menuntaskan penin­­dakan yang telah dilancarkannya terhadap Bambang Widjojanto yang kadung ditetapkan sebagai tersangka. Bermodalkan tiga alat bukti sebagai pendahuluan, Polri semestinya mampu mematahkan sentimen apriori masyarakat lewat terselenggaranya persidangan atas Bambang.

Tapi sebaliknya, apabila Polri gagal membuktikan tuduhannya terhadap Bambang, bahkan justru mempermalukan diri sendiri seiring terkuaknya berbagai rekayasa hukum, maka sudah saatnya institusi tersebut dijatuhi sanksi berat.

Ganjaran paling keras adalah pembubaran institusi Polri, sebagaimana yang dipraktekkan pemerintah Veracruz (Meksiko) empat tahun lalu. Di sana, dalam rangka mencabut korupsi hingga ke akar-akarnya, seluruh jajaran kepolisian diberhentikan. Militer mengambil alih peran polisi.

Mantan polisi dapat menduduki pekerjaan kembali, setelah melewati tahapan seleksi yang jauh lebih ketat. Selama itu belum berhasil direalisasi, tentara terus bertugas sebagai “polisi”.

Selama 1990-an, ada tiga puluhan institusi kepolisian lokal yang juga dibubarkan. Penyebab utamanya adalah penyalahgunaan kewenangan yang kronis oleh kepolisian (institutional reason), di samping keterbatasan anggaran (contingency reason). Langkah tegas serupa diambil Gubernur Hong Kong, Sir Henry Pottinger, sekian ratus tahun silam.

Langkah revolusioner sedemikian rupa memang dapat berisiko pada meningginya frekuensi, variasi, dan intensitas kejahatan. Namun, jika militer memiliki kesiapan untuk mengantisipasi rangkaian pro­­blem susulan tersebut, pem­­­vakuman lembaga kepolisian untuk sementara waktu tetap merupakan sebuah opsi yang patut dipertimbangkan guna memurnikan organisasi tersebut.

Pembubaran institusi kepolisian adalah keputusan dengan harga mahal. Amat sangat mahal. Tapi kesimpulan penelitian Jennifer Marek (2013) bisa memperkuat nyali. Bahwa penilaian masyarakat akan korupnya lembaga kepolisian bertali-temali dengan pandangan publik bahwa pemerintah mereka pun berasyik-masyuk dengan kerusakan yang sama. Pemerintahan Joko Widodo akan dapat mematahkan simpulan Marek di atas jika ia, bersama DPR, memiliki daya untuk menunjukkan sikap tegas dan konsistensinya.


Berita terkait

Setyo Wasisto: Jangan Adu Domba Polri dan KPK, Ini Tahun Politik

10 Oktober 2018

Setyo Wasisto: Jangan Adu Domba Polri dan KPK, Ini Tahun Politik

Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri Inspektur Jenderal Setyo Wasisto mengimbau agar polemik yang terjadi antara Polri dan KPK tak diperpanjang.

Baca Selengkapnya

Kapolri Tito: Densus Tipikor Dibentuk Setelah Pansus KPK Reda

29 Desember 2017

Kapolri Tito: Densus Tipikor Dibentuk Setelah Pansus KPK Reda

Rencana Kapolri membentuk Detasemen Khusus (Densus) Antikorupsi akan dilanjutkan setelah perseteruan KPK dengan DPR mereda.

Baca Selengkapnya

Ditanya Soal Cicak vs Buaya Jilid 4, Jubir KPK: Fokus Masing-Masing Saja

10 November 2017

Ditanya Soal Cicak vs Buaya Jilid 4, Jubir KPK: Fokus Masing-Masing Saja

Menurut Febri dalam tugas KPK menangani kasus-kasus besar, ada kemungkinan terganggu dengan berbagai hal baik isu hukum maupun non hukum.

Baca Selengkapnya

SPDP Pimpinan KPK, Direktur LBH: Indikasi Cicak Vs Buaya Jilid 4

10 November 2017

SPDP Pimpinan KPK, Direktur LBH: Indikasi Cicak Vs Buaya Jilid 4

Direktur LBH Jakarta Alghiffari Aqsa mengatakan terbitnya SPD dua pimpinan KPK merupakan adanya indikasi Cicak versus Buaya jilid 4.

Baca Selengkapnya

SPDP Bos KPK Akan Picu Cicak vs Buaya 4: Kapolri Tito Menjawab

9 November 2017

SPDP Bos KPK Akan Picu Cicak vs Buaya 4: Kapolri Tito Menjawab

Tito Karnavian menyampaikan komitmen tidak ingin membuat gaduh antara Polri dan KPK.

Baca Selengkapnya

Polri Minta Rencana Pendirian Densus Antikorupsi Tak Jadi Polemik

26 September 2017

Polri Minta Rencana Pendirian Densus Antikorupsi Tak Jadi Polemik

Menurut Syafruddin, keberadaan Densus Antikorupsi akan menopang kinerja KPK, sebab fokus KPK adalah memicu pemberantasan korupsi.

Baca Selengkapnya

Aktivis Anti Korupsi Usul Direktur Penyidikan KPK Dicopot  

30 Agustus 2017

Aktivis Anti Korupsi Usul Direktur Penyidikan KPK Dicopot  

Aktivis mencatat tiga pelanggaran yang dilakukan Direktur Penyidikan KPK Brigjen Pol Aris Budiman.

Baca Selengkapnya

Penjelasan Kapolri Soal Telegram Rahasia

26 Desember 2016

Penjelasan Kapolri Soal Telegram Rahasia

Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan jika ada yang berbuat satu, ada yang bermasalah satu, maka akan mempengaruhi citra institusi.

Baca Selengkapnya

Telegram Rahasia yang Dianggap Langkah Mundur Polisi

26 Desember 2016

Telegram Rahasia yang Dianggap Langkah Mundur Polisi

Sumber Tempo menyebutkan surat telegram itu diterbitkan lantaran sejumlah polisi sedang terjerat masalah hukum di KPK.

Baca Selengkapnya

Bebas, Akankah Antasari Azhar Terjun ke Politik?  

10 November 2016

Bebas, Akankah Antasari Azhar Terjun ke Politik?  

Antasari Azhar menyatakan ingin menjadi wartawan. "Biar kita saling tulis," katanya.

Baca Selengkapnya