Kisruh Pemilihan Pimpinan DPR

Penulis

Sabtu, 1 November 2014 00:30 WIB

Kisruh pemilihan pimpinan komisi Dewan Perwakilan Rakyat yang berujung lahirnya pimpinan DPR tandingan sangat tidak produktif dan patut disesalkan. Jika politikus Senayan tak segera mencapai kesepakatan, kekisruhan itu bisa menyandera pemerintah Joko Widodo-Jusuf Kalla.

Dalam waktu dekat, banyak agenda yang harus diselesaikan pemerintah bersama DPR. Pada Januari tahun depan, pemerintah dan DPR harus membahas Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang tentang Pemilihan Kepala Daerah. Lalu, pada Maret, kajian Rancangan APBN 2015 sudah menunggu. Bila virus "menang-kalah" terus menjangkiti politikus Senayan, Presiden Jokowi akan kesulitan menjalankan berbagai program prioritasnya.

Jurus sapu bersih yang diperagakan koalisi pro-Prabowo Subianto dalam memborong kursi pimpinan komisi DPR jelas mengabaikan realitas pilihan politik di masyarakat. Pada pemilihan legislatif yang lalu, rakyat telah memutuskan PDI Perjuangan sebagai pemenang. Kemudian, mayoritas pemilih juga telah menahbiskan Jokowi sebagai Presiden. Ironisnya, gara-gara gagal melobi koalisi pro-Prabowo, koalisi pro-Jokowi tak meraih satu pun kursi pimpinan di parlemen. Setelah memborong lima kursi pimpinan DPR, koalisi pro-Prabowo pun menyikat semua paket pimpinan 11 komisi di DPR.

Pangkal kekisruhan ini tak lepas dari kegagalan koalisi fraksi pendukung Jokowi dalam mengawal lahirnya Undang-Undang tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD (MD3). Dalam dua siklus pemilu sebelumnya, kursi pimpinan DPR otomatis menjadi hak partai pemenang pemilu secara proporsional. Lewat Undang-Undang MD3 pengganti itu, kursi pimpinan DPR diperebutkan lagi dengan sistem paket.

Sulit membantah bahwa Undang-Undang MD3 memang dirancang untuk kepentingan mayoritas pembuat undang-undang-bukan untuk kepentingan rakyat kebanyakan. Faktanya, Undang-Undang MD3 disahkan sehari sebelum pemilu presiden, ketika koalisi pro-Prabowo berusaha mengantisipasi kekalahan total mereka. Undang-undang semacam ini jelas cacat secara etika politik.

Sejauh ini, sistem paket yang diatur Undang-Undang MD3 terbukti hanya mengobarkan pertarungan politik "menang-kalah". Ruang musyawarah tertutup. Permufakatan semu hanya bisa terjadi di antara sesama anggota satu koalisi. Dengan koalisi lawan, nyaris tak ada ruang berbagi pendapat.

Advertising
Advertising

Sistem paket juga telah merampas hak otonom setiap anggota DPR. Para legislator tak bisa lagi memilih pimpinan berdasarkan hati nurani mereka. Kalaupun pimpinan DPR ditentukan lewat pemilihan (voting) tertutup, anggota DPR hanya bisa memilih calon yang ditunjuk fraksi. Walhasil, penerapan sistem "one man one vote" pun tak punya signifikansi lagi.

Agar kisruh tak berkepanjangan, tak ada pilihan lain, kedua kubu harus duduk bersama membuka lagi pintu musyawarah. Berkukuh pada posisi masing-masing hanya memboroskan energi. Harus diingat, dalam sistem pemerintahan kita, posisi DPR bukan monster yang setiap saat bisa menyandera pemerintah. Lembaga legislatif semestinya menjadi penyeimbang yang sehat agar eksekutif bisa bekerja dan bekerja.

Berita terkait

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Penyebab Aplikasi UTBK Mati, Panitia UTBK Sediakan Kemeja, Janji Microsoft

4 menit lalu

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Penyebab Aplikasi UTBK Mati, Panitia UTBK Sediakan Kemeja, Janji Microsoft

Topik tentang kendala teknis mewarnai hari pertama pelaksanaan UTBK SNBT 2024 menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.

Baca Selengkapnya

Sempat Ditunda, Sidang Praperadilan Pimpinan Al Zaytun Panji Gumilang Digelar Hari Ini di PN Jaksel

8 menit lalu

Sempat Ditunda, Sidang Praperadilan Pimpinan Al Zaytun Panji Gumilang Digelar Hari Ini di PN Jaksel

Penyidik mempunyai bukti bahwa Panji Gumilang pada tahun 2019 telah menerima pinjaman dari bank sejumlah Rp 73 miliar.

Baca Selengkapnya

Belanda Jajaki Peluang Kerja Sama di IKN

8 menit lalu

Belanda Jajaki Peluang Kerja Sama di IKN

Sejumlah perusahaan dan lembaga penelitian di Belanda, telah memberikan dukungan kepada Indonesia, termasuk terkait IKN

Baca Selengkapnya

Kuartal Pertama 2024, Laba Bersih Bukit Asam Melorot 31,9 Persen

8 menit lalu

Kuartal Pertama 2024, Laba Bersih Bukit Asam Melorot 31,9 Persen

Bukit Asam membukukan laba bersih kuartal I 2024 sebesar Rp 790,9 miliar atau anjlok 31,9 persen secara tahunan dari Rp 1,16 triliun.

Baca Selengkapnya

Kisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda

8 menit lalu

Kisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda

Sebelum memperjuangkan pendidikan, Ki Hadjar Dewantara adalah wartawan kritis kepada pemerintah kolonial. Ia pun pernah menghajar orang Belanda.

Baca Selengkapnya

AJI Gelar Indonesia Fact Checking Summit dan Press Freedom Conference

9 menit lalu

AJI Gelar Indonesia Fact Checking Summit dan Press Freedom Conference

AJI menilai kedua acara ini jadi momentum awal bagi jurnalis di Indonesia dan regional untuk mempererat solidaritas.

Baca Selengkapnya

Cerita Sepupu saat Memandikan Jenazah Brigadir RA

14 menit lalu

Cerita Sepupu saat Memandikan Jenazah Brigadir RA

Sepupu Brigadir Ridhal Ali Tomi (Brigadir RA), Rudi Dagong, bercerita saat dia memeriksa jenazah hingga memandikannya

Baca Selengkapnya

Timnas U-23 Indonesia vs Irak di Perebutan Peringkat Ketiga Piala Asia U-23 2024, Rafael Struick Bisa Dimainkan Lagi

15 menit lalu

Timnas U-23 Indonesia vs Irak di Perebutan Peringkat Ketiga Piala Asia U-23 2024, Rafael Struick Bisa Dimainkan Lagi

Duel timnas U-23 Indonesia vs Irak pada perebutan peringkat ketiga Piala Asia U-23 2024 akan digelar Kamis, mulai 22.30 WIB.

Baca Selengkapnya

Proses Kesiapan Boyongan Puluhan Ribu ASN ke IKN

18 menit lalu

Proses Kesiapan Boyongan Puluhan Ribu ASN ke IKN

Adapun jumlah ASN yang diperlukan untuk berada di IKN pada prioritas pertama sebanyak 11.916 orang.

Baca Selengkapnya

Menpora Dito Ariotedjo Bahas Kerja Sama dengan Klub Al Nassr yang Diperkuat Cristiano Ronaldo

30 menit lalu

Menpora Dito Ariotedjo Bahas Kerja Sama dengan Klub Al Nassr yang Diperkuat Cristiano Ronaldo

Menpora RI Dito Ariotedjo membahas kerja sama olahraga dengan klub sepak bola Arab Saudi yang diperkuat Cristiano Ronaldo, Al Nassr.

Baca Selengkapnya