Celah Mengusut Kasus Munir

Penulis

Kamis, 6 November 2014 21:01 WIB

Kesaksian Allan Nairn di hadapan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia harus dilihat sebagai celah baru untuk mengusut pembunuhan Munir Said Thalib. Wartawan investigasi dari Amerika Serikat itu mewawancarai Jenderal Abdullah Mahmud Hendropriyono dan mendapat pernyataan penting: Kepala Badan Intelijen Negara ketika aktivis hak asasi manusia itu dibunuh pada 2004 tersebut siap bersaksi di pengadilan.

Allan dipanggil ke Komnas HAM setelah ia menyiarkan hasil wawancaranya dengan Hendropriyono di Allannairn.org. Kesediaan Hendropriyono itu, yang disebutnya sebagai "tanggung jawab komando", cukup berarti karena pengusutan kasus tewasnya Munir berhenti pada eksekutor lapangan, yakni pilot pesawat Garuda Indonesia, Pollycarpus Budihari Priyanto. Polly-lah yang akhirnya dihukum 14 tahun penjara karena berperan menyusupkan racun arsenik ke makanan Munir di pesawat saat ia terbang untuk menempuh studi hukum di Utrecht Universiteit, Belanda.

Dari catatan persidangan, Polly adalah agen BIN. Ia ditugasi Garuda agar ikut terbang dalam pesawat yang ditumpangi Munir. Dan surat tugas itu terbit karena didorong oleh surat rekomendasi yang diterbitkan As'ad Ali, Wakil Kepala BIN. Maka sudah sewajarnya, demi keadilan, para petinggi BIN diusut dan dimintai keterangan.

Deputi Penggalangan Muchdi Purwopranjono memang menjadi terdakwa, tapi ia bebas karena polisi tak bisa membuktikan puluhan kali percakapannya dengan Polly sebagai perencanaan pembunuhan itu. Hendropriyono juga sempat diperiksa, tapi sebatas sebagai saksi di polisi yang hasilnya tak dipublikasikan. Nah, kini kasus Munir bisa dibuka lagi dengan memfokuskan pada peran bekas Kepala BIN ini.

Munir tewas menjelang peralihan politik dari Presiden Megawati Soekarnoputri ke Susilo Bambang Yudhoyono. Dan praktis Munir bukan lagi sosok berbahaya seperti pada 1998, ketika ia secara terbuka menentang tentara untuk melindungi para aktivis yang diculik. Pembunuhan Munir menjadi misterius ihwal alasan sebenarnya ia dilenyapkan.

Advertising
Advertising

Salah satu hal yang bisa dilakukan Komisi Hak Asasi adalah memanggil Hendropriyono untuk memverifikasi keterangan Allan Nairn. Kesaksian itu bisa menjadi novum atau bukti baru yang bisa ditindaklanjuti oleh polisi untuk mengembangkan pernyataan tersebut. Rekomendasi Komisi tak akan berbenturan dengan dalil nebis in idem, mengadili orang yang sama pada kasus yang sama, karena obyeknya bukan lagi Pollycarpus, melainkan petinggi BIN.

As'ad Ali bisa dimintai keterangan soal surat rekomendasi untuk Pollycarpus tersebut guna memastikan keterkaitannya dengan pembunuhan Munir. Di pengadilan, hakim mengabaikan bukti penting itu. Juga percakapan telepon Polly dengan BIN di sekitar hari pembunuhan, 7 September 2004, yang juga tak didalami jaksa dan hakim.

Indonesia akan terus menanggung beban sejarah karena tak tuntas membongkar dalang pembunuhan Munir. Presiden Joko Widodo harus menghapus beban tersebut dengan membuka kembali pengusutan kasus ini. *

Berita terkait

Ketua NATO Janjikan Aliran Senjata ke Ukraina akan Meningkat

2 menit lalu

Ketua NATO Janjikan Aliran Senjata ke Ukraina akan Meningkat

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menjanjikan aliran senjata dan amunisi yang meningkat kepada Ukraina.

Baca Selengkapnya

Nobar Timnas U-23 Indonesia Vs Uzbekistan di Lapangan Balai Kota Depok, Tersedia 2.500 Porsi Bakso

8 menit lalu

Nobar Timnas U-23 Indonesia Vs Uzbekistan di Lapangan Balai Kota Depok, Tersedia 2.500 Porsi Bakso

Wali Kota Depok menyediakan 2.500 porsi bakso dan doorprize saat nobar Timnas U-23 Indonesia Vs Uzbekistan di Piala Asia U-23.

Baca Selengkapnya

Komitmen untuk Pariwisata, Bandara Lombok Tetap Berstatus Internasional

16 menit lalu

Komitmen untuk Pariwisata, Bandara Lombok Tetap Berstatus Internasional

Bandara Lombok merupakan pintu masuk utama bagi wisatawan yang ingin berlibur ke Lombok dan destinasi lain di Nusa Tenggara Barat.

Baca Selengkapnya

Presiden Mahmoud Abbas Khawatir Israel Usir Warga Tepi Barat usai Perang

19 menit lalu

Presiden Mahmoud Abbas Khawatir Israel Usir Warga Tepi Barat usai Perang

Presiden Palestina Mahmoud Abbas khawatir, setelah menghancurkan Gaza, Israel mungkin mengusir warga Palestina di Tepi Barat ke Yordania.

Baca Selengkapnya

Pengguna Commuterline April 2024 23,5 Juta, H-9 Lebaran Tembus 1 Juta

20 menit lalu

Pengguna Commuterline April 2024 23,5 Juta, H-9 Lebaran Tembus 1 Juta

KAI Commuter mencatat pengguna commuterline sepanjang April 2024 mencapai 23.548.327 orang. Adapun volume pengguna tertinggi selama April tahun ini terjadi pada 1 April atau H-9 lebaran, sebanyak 1.041.750 orang.

Baca Selengkapnya

Macam Masalah pada Leher dan Cara Mengatasi

41 menit lalu

Macam Masalah pada Leher dan Cara Mengatasi

Pegal pada leher sering mengganggu aktivitas sehari-hari sehingga penting untuk mendeteksi penyebabnya terlebih dulu dengan memahami cara penanganan.

Baca Selengkapnya

Timnas U-23 Indonesia Witan Sulaeman Punya Ritual Telpon Orang Tua Sebelum Bertanding

44 menit lalu

Timnas U-23 Indonesia Witan Sulaeman Punya Ritual Telpon Orang Tua Sebelum Bertanding

Saat ini Witan Sulaeman dan para pemain timnas U-23 Indonesia tengah berlaga di Piala Asia U-23 2024.

Baca Selengkapnya

Pelindo Layani 2,2 Juta Orang Saat Mudik Lebaran 2024

46 menit lalu

Pelindo Layani 2,2 Juta Orang Saat Mudik Lebaran 2024

Sebanyak 2.260.360 orang tercatat menggunakan layanan kepelabuhanan PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo di 63 terminal penumpang selama periode libur panjang Lebaran, pada 26 Maret - 26 April 2024.

Baca Selengkapnya

2.089 Peserta Akan Ikuti UTBK SNBT di Itera, Ini Ketentuannya dari Panitia

56 menit lalu

2.089 Peserta Akan Ikuti UTBK SNBT di Itera, Ini Ketentuannya dari Panitia

Sebanyak 2.089 peserta akan mengikuti UTBK SNBT 2024 di Institut Teknologi Sumatera atau Itera, besok.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Pertanyakan Benih Padi Cina Mampu Taklukkan Lahan Kalimantan

1 jam lalu

Peneliti BRIN Pertanyakan Benih Padi Cina Mampu Taklukkan Lahan Kalimantan

BRIN sampaikan bisa saja padi hibrida dari Cina itu dicoba ditanam. Apa lagi, sudah ada beberapa varietas hibrida di Kalimantan. Tapi ...

Baca Selengkapnya