Menghemat Anggaran

Penulis

Senin, 10 November 2014 00:14 WIB

Sulit untuk tidak menyokong upaya Presiden Joko Widodo menghemat anggaran negara. Ia menekan biaya perjalanan dinas dan rapat para pejabat. Langkah ini penting untuk mengurangi defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2014. Diharapkan pula, Jokowi meneruskan kebijakan ini untuk anggaran tahun depan.

Penghematan itu dilakukan, antara lain, dengan menginstruksikan pejabat eselon I agar tidak menggunakan tiket pesawat kelas bisnis ketika melakukan perjalanan dinas. Mereka diperintahkan menggunakan tiket kelas ekonomi, yang lebih murah. Ketentuan ini juga berlaku bagi petinggi badan usaha milik negara. Rapat-rapat yang selama ini sering digelar di hotel kini cukup diadakan di kantor kementerian.

Kebijakan Presiden Jokowi tak bisa dielakkan karena defisit anggaran kita yang lumayan besar. Keadaan yang "besar pasak daripada tiang" ini disebabkan oleh membengkaknya subsidi bahan bakar minyak dan tidak tercapainya target penerimaan pajak 2014. Penerimaan pajak dalam APBN Perubahan 2014 ditargetkan mencapai Rp 1.072,38 triliun. Namun, hingga September 2014, penerimaan pajak baru mencapai Rp 663 triliun atau 62 persen dari target.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, sebelumnya, telah melakukan penghematan dengan memangkas anggaran sebesar Rp 43 triliun. Tapi penghematan tetap harus diteruskan untuk memenuhi ambang batas defisit sebesar Rp 241,5 triliun atau 2,40 persen dari produk domestik bruto (PDB). Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro optimistis bisa menekan defisit atau setidaknya memenuhi target itu. Menurut dia, pemerintah Jokowi sudah bisa menghemat Rp 1 triliun hanya dalam waktu dua pekan.

Jokowi juga perlu meneruskan kebijakan itu untuk anggaran tahun depan. Sekalipun ada rencana mengurangi subsidi BBM dengan menaikkan harga BBM, penghematan tetap perlu dilakukan demi menyehatkan anggaran. Apalagi defisit APBN 2015 diproyeksikan masih cukup besar, yakni 245,9 triliun atau 2,21 persen dari PDB. Angka ini pun diperoleh dengan mengasumsikan penerimaan pajak yang tinggi, yakni Rp 1.380 triliun atau naik 29 persen dibanding target tahun ini.

Advertising
Advertising

Langkah penghematan bisa menyelamatkan anggaran bila target penerimaan pajak tidak tercapai. Kalaupun penerimaan pajak ternyata melimpah-ruah, Presiden Jokowi bisa menggunakan kelebihan dana itu untuk proyek infrastruktur. Selama ini hanya sedikit anggaran untuk pembangunan jalan, jembatan, dan pembangkit listrik, sehingga perekonomian tidak tumbuh secara maksimal. Anggaran negara lebih banyak dihabiskan untuk membiayai gaji pegawai negeri dan kegiatan operasional birokrasi pemerintah.

Dalam APBN 2015, dana yang dialokasikan untuk kegiatan birokrasi masih sangat mencengangkan, yaitu Rp 15,5 triliun untuk biaya perjalanan dinas dan Rp 18 triliun untuk rapat-rapat di hotel atau di luar kota. Alangkah baiknya bila sebagian anggaran ini dihemat, lalu dialihkan untuk memperbaiki jalan atau jembatan yang rusak.

Berita terkait

Membawa Kuliner Sichuan ke Jakarta

2 jam lalu

Membawa Kuliner Sichuan ke Jakarta

Menikmati kuliner hotpot dan bbq dari Sichuan, Cina

Baca Selengkapnya

North West Bakal Tampil di Konser Musikal The Lion King Disney

4 jam lalu

North West Bakal Tampil di Konser Musikal The Lion King Disney

Dalam konser itu North West Heaher bergabung denagnHeadley, pemenang Oscar Lebo M, serta Jennifer Hudson

Baca Selengkapnya

Bank Danamon Belum Berencana Naikkan Suku Bunga KPR

4 jam lalu

Bank Danamon Belum Berencana Naikkan Suku Bunga KPR

Bank Danamon Indonesia belum berencana menaikkan suku bunga KPR meski suku bunga acuan BI naik menjadi 6,25 persen

Baca Selengkapnya

Tak Urus Sertifikasi Halal Sampai Oktober Mendatang, Pelaku Usaha Bisa Dapat Larangan Izin Edar

4 jam lalu

Tak Urus Sertifikasi Halal Sampai Oktober Mendatang, Pelaku Usaha Bisa Dapat Larangan Izin Edar

Kementerian Agama tengah menggodok pemberian sanksi untuk pelaku usaha yang belum melakukan sertifikasi halal. LPPOM MUI gencar fasilitas sertifikasi

Baca Selengkapnya

UKT UIN Jakarta Naik, Ini Hal yang Jadi Pertimbangan Kampus

4 jam lalu

UKT UIN Jakarta Naik, Ini Hal yang Jadi Pertimbangan Kampus

Zaenal menyebut bahwa kenaikan UKT itu juga sudah diatur pada Keputusan Menteri Agama RI Nomor 368 tahun 2024 tentang uang kuliah tunggal.

Baca Selengkapnya

Lupakan Keripik, Ini Alasan Anda Perlu Mengganti Camilan dengan Kismis

5 jam lalu

Lupakan Keripik, Ini Alasan Anda Perlu Mengganti Camilan dengan Kismis

Karena dibuat dari buah asli, kismis pun baik kesehatan karena mengandung tinggi serat yang baik buat pencernaan dan jantung

Baca Selengkapnya

Dapat Bantuan Pengobatan dari Tantowi Yahya dan Ikke Nurjanah, Hamdan ATT Menitikkan Air Mata

5 jam lalu

Dapat Bantuan Pengobatan dari Tantowi Yahya dan Ikke Nurjanah, Hamdan ATT Menitikkan Air Mata

Menurut Tantowi Yahya, atas usul Ikke Nurjanah, donasi dari hasil lelang lukisan itu dipakai untuk membantu pengobatan Hamdan ATT yang terkena stroke.

Baca Selengkapnya

3 Tips Efektif Jaga Keharmonisan Rumah Tangga

5 jam lalu

3 Tips Efektif Jaga Keharmonisan Rumah Tangga

Komunikasi antar pasangan kerap menjadi tantangan. Simak 3 tips efektif jaga keharmonisan rumah tangga.

Baca Selengkapnya

LRT Layani 10 Juta Penumpang Sejak Beroperasi Agustus Tahun Lalu

5 jam lalu

LRT Layani 10 Juta Penumpang Sejak Beroperasi Agustus Tahun Lalu

Pengguna tertinggi terjadi di bulan April 2024 sejak pertama kali LRT beroperasi, capai 1,4 juta penumpang.

Baca Selengkapnya

Harga Emas Pegadaian Terbaru 8 Mei 2024

5 jam lalu

Harga Emas Pegadaian Terbaru 8 Mei 2024

Bagi masyarakat yang ingin membeli logam emas yang aman dan nyaman, butik Galeri 24 bisa menjadi solusi karena bagian dari anak perusahaan dari PT Pegadaian.

Baca Selengkapnya