Bukan Pelanduk di Tengah Gajah

Penulis

Rabu, 12 November 2014 21:20 WIB

Agar tak menjadi pelanduk yang mati di tengah-tengah, Indonesia harus memahami kekuatan sendiri ketika menghadapi kontestasi Amerika-Cina yang semakin panas. KTT APEC di Cina yang baru berakhir kental dengan nuansa menggantikan ketegangan dengan kerja sama di kawasan Asia-Pasifik. Inilah kawasan yang sangat menjanjikan, tapi juga sarat potensi konflik. Namun, dalam perkembangannya, persaingan dua adikuasa--Cina dan Amerika--juga antara Cina dan negara-negara ASEAN, semakin tajam.

Dalam pertemuan tingkat tinggi para kepala negara itu, optimisme Presiden Joko Widodo menyembul. Dari sesi foto bersama yang mendudukkan Jokowi pada posisi diapit dua presiden, yakni Presiden Amerika Barack Obama dan Presiden Cina Xi Jinping, muncul wacana "poros tengah" . Wacana yang menyimbolkan Indonesia yang netral, tidak berpihak ke Amerika ataupun Cina, melainkan berdiri di antara keduanya.

Sesungguhnya Indonesia bukanlah pelanduk yang bakal menjadi korban perkelahian kedua gajah itu. Indonesia tidak masuk gelanggang dengan tangan hampa. Dengan posisi lautnya yang luar biasa strategis, pertumbuhan konsumen kelas menengahnya yang menakjubkan, dan peluang investasi pembangunan infrastruktur yang besar, sebenarnya Indonesia bisa berkata banyak.

Jokowi menafsirkan sesi foto itu dengan nada optimistis: Indonesia telah menjadi "rebutan" dua raksasa. Namun mengambil kesimpulan seperti ini bisa juga berarti mengecilkan tuan rumah Cina. Bukankah posisi para kepala negara dalam sesi foto diatur dan diputuskan protokoler Cina? Jadi, bukan tak mungkin Cina-lah yang membutuhkan Indonesia sebagai negara ketiga yang dapat berperan sebagai "medium" tatkala hubungannya dengan Amerika menemui jalan buntu.

Tentu, ada perbedaan besar antara Indonesia yang tengah tumbuh berkembang dan adidaya Amerika Serikat. Namun, sejak pekik reformasi mengudara pada 1998 dan Indonesia menjadi negara demokrasi terbesar kelima di dunia, kesenjangan Amerika Serikat-Indonesia perlahan-lahan menyurut. Hal ini terjadi paling tidak pada satu hal, yaitu keduanya ber-"bahasa" yang sama: demokrasi. Berbeda dengan Indonesia, demokratisasi yang terjadi di Cina berawal dari puncak pemerintahan (top-down) dan sudah pasti mengandung banyak kepentingan elite. Amerika, misalnya, terus curiga terhadap pemberantasan korupsi di Cina, kendati Cina-lah yang telah mengusulkan deklarasi antikorupsi dalam KTT APEC barusan. Amerika masih menganggap pemberantasan korupsi di Cina "tebang pilih".

Satu lagi, Cina juga dapat mengharapkan uluran tangan Indonesia untuk menjadi "penengah" di kala hubungannya dengan negara-negara ASEAN yang ikut mengklaim Kepulauan Spratly di Laut Cina Selatan memburuk. Indonesia bisa menjadi "jangkar stabilitas" yang menentukan di kawasan ini.

Advertising
Advertising

Indonesia dapat memainkan peran lebih besar di ASEAN. Namun semua ini harus berpulang pada pertimbangan ada-tiadanya kepentingan nasional dalam menjalankan peran sebagai mediator. Tanpa kepentingan nasional yang terakomodasi, kita hanya mengulang kegagalan proyek mercusuar dulu.

Berita terkait

Warga Tangsel Tepis Pembubaran Mahasiswa UNPAM karena Ibadah Doa Rosario

4 menit lalu

Warga Tangsel Tepis Pembubaran Mahasiswa UNPAM karena Ibadah Doa Rosario

Warga Tangsel mengklaim pembubaran terhadap mahasiswa Universitas Pamulang (UNPAM) tidak terkait dengan ibadah doa rosario yang sedang berlangsung

Baca Selengkapnya

Pakar Sebut Sikap Oposisi Ganjar Bisa Mewakili PDIP

5 menit lalu

Pakar Sebut Sikap Oposisi Ganjar Bisa Mewakili PDIP

PDIP dinilai lebih realistis jika mengambil sikap oposisi di pemerintahan Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Pimpin Forkopimda, Gubernur Sulut Olly Lihat Langsung Dampak Erupsi Gunung Ruang

10 menit lalu

Pimpin Forkopimda, Gubernur Sulut Olly Lihat Langsung Dampak Erupsi Gunung Ruang

Pemerintah Daerah sudah menyiapkan lahan, nanti (rumah) 301 KK itu akan dibangun oleh PUPR.

Baca Selengkapnya

10 Hal yang Perlu Dipersiapkan dalam Hadapi UTBK SNBT Gelombang 2

12 menit lalu

10 Hal yang Perlu Dipersiapkan dalam Hadapi UTBK SNBT Gelombang 2

Beberapa hal yang perlu dipersiapkan calon mahasiswa baru yang akan menghadapi UTBK SNBT di antaranya adalah peserta telah mendaftar akun SNPMB Siswa dan peserta adalah SMA/SMA/MA kelas 12 pada tahun 2024.

Baca Selengkapnya

Kritik Uang Pangkal, Mahasiswa Universitas Riau Dipolisikan Rektor Atas Tuduhan Pencemaran Nama Baik

12 menit lalu

Kritik Uang Pangkal, Mahasiswa Universitas Riau Dipolisikan Rektor Atas Tuduhan Pencemaran Nama Baik

Seorang mahasiswa Universitas Riau dilaporkan oleh rektornya sendiri. Khariq dilaporkan kasus pencemaran nama baik di UU ITE.

Baca Selengkapnya

Indonesia vs Guinea, Shin Tae-yong Fokus Jaga Kondisi Pemain Agar Tetap Bugar

13 menit lalu

Indonesia vs Guinea, Shin Tae-yong Fokus Jaga Kondisi Pemain Agar Tetap Bugar

Pelatih Timnas Indonesia U-23 Shin Tae-yong mengatakan para pemain mulai alami kelelahan psikologis menjelang laga Indonesia vs Guinea.

Baca Selengkapnya

Keras, Arab Saudi Ultimatum Israel Agar Tak Serang Rafah

14 menit lalu

Keras, Arab Saudi Ultimatum Israel Agar Tak Serang Rafah

Arab Saudi menekan Israel agar tak menyerang Rafah.

Baca Selengkapnya

Debut Stray Kids di Met Gala 2024 dalam Balutan Busana Tommy Hilfiger

16 menit lalu

Debut Stray Kids di Met Gala 2024 dalam Balutan Busana Tommy Hilfiger

Stray Kids grup K-pop pertama yang tampil lengkap di Met Gala

Baca Selengkapnya

NasDem dan PAN Berebut Kursi Keenam di Sengketa Pileg, Saldi Isra: Dari Pilpres Sudah Berbeda

24 menit lalu

NasDem dan PAN Berebut Kursi Keenam di Sengketa Pileg, Saldi Isra: Dari Pilpres Sudah Berbeda

PAN dan NasDem bersengketa soal kursi keenam di sidang PHPU pileg. Saldi menilai peselisihan itu unik karena mereka tak memperebutkan kursi terakhir.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pesan Jokowi ke Bos Apple dan Microsoft hingga Kisruh Penutupan Pabrik Sepatu Bata

25 menit lalu

Terkini: Pesan Jokowi ke Bos Apple dan Microsoft hingga Kisruh Penutupan Pabrik Sepatu Bata

Berita terkini ekonomi dan bisnis pada Selasa siang, 7 Mei 2024, dimulai dari pesan Presiden Jokowi saat bertemu dengan bos Apple dan Microsoft.

Baca Selengkapnya