Siap Bersaing di ASEAN

Penulis

Kamis, 13 November 2014 20:51 WIB

Sungguh mencemaskan menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang akan diberlakukan pada awal tahun depan. Merujuk berbagai survei ekonomi dan bisnis yang dilakukan sejumlah lembaga internasional, Indonesia tampaknya hanya siap menjadi pasar.

Perdagangan bebas sesungguhnya bukan hal baru bagi Indonesia. Dibanding negara ASEAN lainnya, Indonesia bisa dibilang sebagai negara yang paling liberal. Nyaris tak ada sektor yang diharamkan untuk pemain asing. Sektor penting seperti perbankan dan pertanian sudah lama terbuka bagi investasi asing.

Terminologi "hanya menjadi penonton belaka" mungkin terlalu merendahkan. Tapi Indonesia diyakini akan ngos-ngosan menghadapi kompetisi dengan Singapura, Malaysia, Thailand, dan mungkin juga Vietnam. Berbagai survei itu menunjukkan bahwa Indonesia dianggap masih berada di bawah tiga negara ASEAN tersebut.

Dalam persepsi kalangan investor dan perusahaan asing, Indonesia dinilai kalah bersaing dibanding negara tetangga. Peringkat tiga negara tadi, juga Vietnam dan Filipina, hampir selalu di atas Indonesia. Parameter itu antara lain daya saing, praktek bisnis yang ramah (doing business), biaya logistik, dan produktivitas sumber daya manusia.

Yang paling menyesakkan adalah parameter sumber daya manusia. Menurut ASEAN Productivity Organization, dari seribu tenaga kerja Indonesia, hanya 4,3 persen yang terampil. Bandingkan dengan Filipina yang mencapai 8,3 persen, atau Malaysia yang sudah di angka 32,6 persen, dan Singapura 34,7 persen.

Advertising
Advertising

Kekalahan ini sesungguhnya bukan sekadar dalam survei. Pada kenyataannya, Indonesia memang kalah bersaing. Di sektor otomotif, misalnya, Indonesia masih di bawah Thailand. Indonesia juga kalah kelas dibanding Singapura dan Malaysia di sektor perbankan, atau dengan Filipina dalam hal ekspor tenaga kerja.

Selain itu, modal Indonesia untuk bersaing masih "terbatas" pada sektor primer, seperti perkebunan dan tambang. Celakanya, dalam tiga tahun terakhir, harga komoditas cenderung turun. Sebaliknya, Malaysia dan Thailand mengandalkan sektor industri pengolahan, serta Singapura dan Filipina di sektor jasa, yang memiliki nilai tambah tinggi.

Apalagi pertumbuhan industri pengolahan di Indonesia stagnan. Bahkan para ekonom sepakat Indonesia sedang menghadapi fase deindustrialisasi. Banyak perusahaan tutup atau merelokasi pabriknya. Sumbangan manufaktur pada Produk Domestik Bruto Indonesia mandek di angka 23 persen, sementara Malaysia sudah di kisaran 48 persen.

Karena itu, Presiden Joko Widodo harus bergegas membenahi berbagai kelemahan, terutama infrastruktur dan ekonomi biaya tinggi. Dua hal itu sangat penting untuk menarik investasi asing dan domestik. Perubahan arah investasi Jepang dari Cina ke ASEAN, misalnya, harus dimanfaatkan seoptimal mungkin untuk membangkitkan kembali sektor industri.

Penampilan menarik Presiden Joko Widodo di berbagai forum internasional dalam sepekan terakhir tak akan ada gunanya jika hanya berhenti dalam presentasi belaka. Konsep tol laut, poros maritim, dan seterusnya harus segera direalisasi untuk memecahkan kebuntuan selama satu dekade terakhir. *

Berita terkait

Jokowi Percaya Prabowo akan Perkuat Kerja Sama Indonesia-Singapura

1 menit lalu

Jokowi Percaya Prabowo akan Perkuat Kerja Sama Indonesia-Singapura

Presiden Jokowi menyoroti pergantian posisi Perdana Menteri Singapura, dari Lee Hsien Loong ke Lawrence Wong.

Baca Selengkapnya

UI Cetak Sejarah dalam Kompetisi Pemrograman ICPC 2023, Peringkat Setara Stanford dan KAIST

6 menit lalu

UI Cetak Sejarah dalam Kompetisi Pemrograman ICPC 2023, Peringkat Setara Stanford dan KAIST

Peringkat UI menjadi yang tertinggi di Asia Tenggara bersama Nanyang Technological University (NTU).

Baca Selengkapnya

Gugat Hasil Pemilu ke MK, Caleg PAN Soroti Oligarki Partainya

13 menit lalu

Gugat Hasil Pemilu ke MK, Caleg PAN Soroti Oligarki Partainya

Caleg petahana DPR RI dari PAN, Sungkono, menyoroti oligarki dalam tubuh partainya lewat permohonan sengketa pileg.

Baca Selengkapnya

5 Destinasi Wisata yang Jadi Sarang Copet di Eropa Menurut Survei Baru, Turis Harus Hati-hati

21 menit lalu

5 Destinasi Wisata yang Jadi Sarang Copet di Eropa Menurut Survei Baru, Turis Harus Hati-hati

Atraksi terkenal adalah salah satu tempat beraksi bagi pencopet karena perhatian wisatawan cenderung terganggu.

Baca Selengkapnya

Profil Arkhan Fikri, Pemain Muda Asal Sumatera Utara yang Perkuat Timnas U-23 Indonesia di Piala Asia U-23 2024

23 menit lalu

Profil Arkhan Fikri, Pemain Muda Asal Sumatera Utara yang Perkuat Timnas U-23 Indonesia di Piala Asia U-23 2024

Arkhan Fikri sempat jadi sorotan warganet setelah gagal mencetak gol saat adu penalti timnas U-23 Indonesia vs Korea Selatan di Piala Asia U-23 2024.

Baca Selengkapnya

PM Singapura Sebut Jokowi Berkontribusi bagi Kawasan

30 menit lalu

PM Singapura Sebut Jokowi Berkontribusi bagi Kawasan

Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong mengakui kontribusi Presiden Jokowi, baik bagi Indonesia maupun kawasan.

Baca Selengkapnya

Pj. Bupati Banyuasin Tinjau Langsung Kondisi Jalan Poros Kecamatan Air Salek

32 menit lalu

Pj. Bupati Banyuasin Tinjau Langsung Kondisi Jalan Poros Kecamatan Air Salek

Penjabat (Pj) Bupati Banyuasin, Hani Syopiar Rustam, meninjau langsung jalan Desa Srikaton menuju ke Jalan Perambahan, pada Minggu, 28 April 2024.

Baca Selengkapnya

Sebut Lobster Komoditas Unggul Indonesia, Trenggono Terimakasih ke Vietnam

33 menit lalu

Sebut Lobster Komoditas Unggul Indonesia, Trenggono Terimakasih ke Vietnam

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan bahwa setidaknya ada lima komoditas di sektor perikanan dan kelautan Tanah Air yang unggul. Ia menyebut lima komoditas itu di antaranya udang, rumput laut, tilapia, lobster, dan kepiting.

Baca Selengkapnya

Bahlil Prioritaskan Investor Lokal untuk Investasi di IKN: Asing Masuk Klaster Dua

35 menit lalu

Bahlil Prioritaskan Investor Lokal untuk Investasi di IKN: Asing Masuk Klaster Dua

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengatakan pemerintah memprioritaskan pengusaha dalam negeri untuk berinvestasi di Ibu Kota Nusantara (IKN).

Baca Selengkapnya

Bahlil Siapkan Lahan untuk Investasi Sukanto Tanoto di IKN

43 menit lalu

Bahlil Siapkan Lahan untuk Investasi Sukanto Tanoto di IKN

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengklaim siapkan lahan untuk investasi pengusaha Indonesia Sukanto Tanoto di IKN.

Baca Selengkapnya