Menghidupkan Konversi Energi

Penulis

Selasa, 18 November 2014 20:46 WIB

Kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi sebesar Rp 2.000 per liter yang berlaku mulai kemarin akan menghemat subsidi. Anggaran negara jauh lebih sehat. Presiden Joko Widodo bisa mengalihkan subsidi itu untuk kegiatan yang lebih produktif. Tapi pemerintah tetap harus memecahkan masalah energi.

Indonesia kini tengah menghadapi kekurangan pasokan BBM. Impor minyak mentah dan BBM terus meningkat dalam lima tahun terakhir. Jumlah shortage akan kian besar pada masa-masa mendatang akibat pertumbuhan penjualan kendaraan bermotor yang sulit dibendung. Ada tambahan lebih dari sejuta mobil dan hampir 8 juta sepeda motor per tahun. Peningkatan konsumsi listrik juga fantastis, lebih dari 7 persen per tahun. Kenaikan ini tentu tak bisa dihentikan, karena akan mengganggu laju perekonomian.

Sebaliknya, produksi minyak mentah terus menurun. Jika pun ada peningkatan, jumlahnya tak signifikan. Indonesia bisa saja mengandalkan Cepu, tapi produksi ladang minyak ini tak kunjung mencapai peak (puncak). Tambahan dari bekas ladang-ladang minyak yang disedot lagi pun tak cukup besar.

Tak ada pilihan selain mengembangkan energi alternatif. Biofuel atau biosolar tak bisa diandalkan. Harga komoditas yang naik-turun mengakibatkan para petani pemasok bahan biofuel juga enggan menanam bahan baku biofuel, seperti kelapa sawit atau jarak pagar. Harga keekonomiannya sulit dicapai.

Satu-satunya yang paling mungkin adalah gas. Cadangan gas kita diperkirakan bisa diproduksi sampai 59 tahun. Indonesia bisa mencontoh India, yang dapat memecahkan sebagian masalah energi. Negara itu sukses menjalankan program konversi energi untuk transportasi. Mobil-mobil di sana sudah mengganti bahan bakarnya dengan CNG (compressed natural gas).

Banyak keuntungan yang diperoleh dari penggunaan gas. Harganya sangat murah. Harga CNG di Indonesia hanya berkisar Rp 3.200 per liter setara Premium. Emisi gas buangnya pun sangat rendah. Lapangan gas Indonesia juga tersebar merata di seluruh Indonesia, sehingga bisa menghilangkan kendala pengangkutan.

Advertising
Advertising

Sayangnya, program konversi energi ini mandek. Program ini sudah dicanangkan sejak akhir 1980-an, tapi jumlah stasiun pengisian bahan bakar gas di Indonesia hingga kini tak lebih dari 20 buah. Pada pertengahan 1990-an, taksi diminta memakai gas. Namun kemudian satu per satu kembali memakai Premium. Belakangan, bus kota juga harus memakai gas, tapi SPBG terbatas.

Harus diakui, memang masih banyak kendala untuk menghidupkan kembali program konversi energi, mulai dari hulu (pasokan gas) sampai hilir (SPBG). Tapi Presiden Jokowi memiliki modal cukup besar. Penghematan pasca-kenaikan harga BBM sebesar Rp 120 triliun itu semestinya bisa dialokasikan untuk program konversi.

Jika ingin meninggalkan warisan yang dikenang orang, Jokowi-Kalla harus memulainya dari sekarang. Lima tahun bukan waktu yang panjang untuk program raksasa seperti konversi energi.*

Berita terkait

PKB dan PPP Siapkan Lawan Khofifah di Pilkada Jawa Timur

2 menit lalu

PKB dan PPP Siapkan Lawan Khofifah di Pilkada Jawa Timur

PKB dan PPP siap untuk berkoalisi di Pilkada Jawa Timur. Kedua partai siap menghadirkan figur untuk melawan Khofifah Indar Parawansa.

Baca Selengkapnya

PPP Minta Dukungan PKB agar Lolos Ambang Batas Parlemen di Sengketa Pileg 2024

3 menit lalu

PPP Minta Dukungan PKB agar Lolos Ambang Batas Parlemen di Sengketa Pileg 2024

PPP dan PKB juga membahas hubungan kerja sama yang akan dijalin keduanya di gelaran Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

SEVENTEEN Comeback, Rilis Best Album, Tampil di Festival Musik Dunia Hingga Tur Baru

3 menit lalu

SEVENTEEN Comeback, Rilis Best Album, Tampil di Festival Musik Dunia Hingga Tur Baru

SEVENTEEN yang akan meryakaan ulang tahun debut ke-10 tahun ini, memiliki beragam aktivitas untuk bertemu penggemarnya

Baca Selengkapnya

Bamsoet Dukung Rencana Kerjasama Lemigas dan Konsorsium Korea

6 menit lalu

Bamsoet Dukung Rencana Kerjasama Lemigas dan Konsorsium Korea

Hubungan Indonesia dengan Korea sudah terjalin lama di berbagai bidang.

Baca Selengkapnya

Bahlil Sebut Izin Freeport Diperpanjang sampai 2061, Tunggu Revisi PP Minerba

9 menit lalu

Bahlil Sebut Izin Freeport Diperpanjang sampai 2061, Tunggu Revisi PP Minerba

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengatakan proses perpanjangan izin Freeport, yang habis pada 2041, hampir selesai.

Baca Selengkapnya

Gerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok

14 menit lalu

Gerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok

Gerindra menggugat di MK, karena perolehan suaranya di DPR RI dapil Papua Tengah menghilang.

Baca Selengkapnya

Suasana Jokowi, Budi Arie, hingga Bahlil Nobar Timnas U-23 vs Uzbekistan

15 menit lalu

Suasana Jokowi, Budi Arie, hingga Bahlil Nobar Timnas U-23 vs Uzbekistan

Jokowi tampak antusias melihat tayangan besar yang menempel di dinding ruang utama Istana Negara.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Penuhi Lapangan Balai Kota Depok Nobar Timnas U-23 Indonesia Vs Uzbekistan

19 menit lalu

Ribuan Warga Penuhi Lapangan Balai Kota Depok Nobar Timnas U-23 Indonesia Vs Uzbekistan

Ribuan warga Depok memenuhi Lapangan Balai Kota Depok untuk nobar semi final Piala Asia U-23 2024 antara Timnas U-23 Indonesia Vs Uzbekistan.

Baca Selengkapnya

Ketua NATO Janjikan Aliran Senjata ke Ukraina akan Meningkat

21 menit lalu

Ketua NATO Janjikan Aliran Senjata ke Ukraina akan Meningkat

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menjanjikan aliran senjata dan amunisi yang meningkat kepada Ukraina.

Baca Selengkapnya

Nobar Timnas U-23 Indonesia Vs Uzbekistan di Lapangan Balai Kota Depok, Tersedia 2.500 Porsi Bakso

27 menit lalu

Nobar Timnas U-23 Indonesia Vs Uzbekistan di Lapangan Balai Kota Depok, Tersedia 2.500 Porsi Bakso

Wali Kota Depok menyediakan 2.500 porsi bakso dan doorprize saat nobar Timnas U-23 Indonesia Vs Uzbekistan di Piala Asia U-23.

Baca Selengkapnya