Moratorium KTP Elektronik

Penulis

Kamis, 20 November 2014 21:28 WIB

Pernyataan Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo soal kartu tanda penduduk elektronik amat mengagetkan. Ia menyebutkan bahwa server yang digunakan untuk menyimpan data 250 juta penduduk Indonesia disimpan di luar negeri.

Jika benar, tentu persoalan ini amat serius. Pihak asing bisa menyalahgunakan data rahasia yang ada di server e-KTP untuk kepentingan mereka. Data perbankan, asuransi, bahkan hingga penerima program jaminan kesejahteraan masyarakat, seperti Kartu Indonesia Sehat, pun bisa diselewengkan.

Pejabat Kementerian Dalam Negeri belakangan meralat ucapan sang bos dengan mengatakan server penyimpan data berada di Jakarta dan Batam, Kepulauan Riau. Tapi tim dari Desk Keamanan dan Ketahanan Informasi Cyber Nasional di bawah Kementerian Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan menemukan bahwa pemasok cip e-KTP itu berasal dari India dan si pemasok memiliki password terhadap seluruh data tersebut.

Temuan tim ini menunjukkan bahwa, meski server penyimpan data berada di Indonesia, bukan tidak mungkin terjadi penyalahgunaan atas data diri penduduk. Hal ini lantaran si pemasok bebas mengakses server dari luar negeri dengan dalih untuk kegiatan pemeliharaan. Munculnya KTP elektronik palsu di India dan Prancis baru-baru ini juga memperkuat dugaan itu. Si pemalsu berkebangsaan India dalam kasus itu diduga pernah ikut mengerjakan proyek e-KTP di Kementerian Dalam Negeri.

Dengan adanya temuan tersebut, wajar jika kemudian Menteri Dalam Negeri memutuskan untuk menghentikan sementara program KTP elektronik selama dua bulan. Pemerintah bahkan harus segera bergerak cepat mengaudit sistem keamanan data kependudukan. Tim ahli harus diterjunkan untuk memeriksa apakah vendor asing pemasok dan pemelihara server KTP elektronik itu pernah menyalin atau membocorkan database yang amat penting tersebut.

Kerahasiaan negara bagaimanapun harus dijamin. Pemerintah, dalam masa evaluasi program KTP elektronik yang pendek itu, mesti memperjelas duduk soal server dan kasus pemalsuan tersebut. Jangan sampai cita-cita memiliki sistem identitas tunggal yang amat bermanfaat bagi penataan administrasi kependudukan nasional justru berakhir amburadul.

Advertising
Advertising

Penerapan identitas tunggal melalui KTP elektronik jelas akan mengikis kecurangan seperti yang pernah dilakukan terpidana mafia pajak Gayus Tambunan: memiliki KTP ganda dan paspor palsu. Munculnya pemilih ganda atau fiktif dalam pemilihan umum juga bisa tereduksi. Setiap orang hanya akan memiliki satu seri nomor yang bisa digunakan untuk KTP, paspor, kartu jaminan sosial, surat izin mengemudi, rekening listrik dan bank, hingga nomor pokok wajib pajak.

Langkah moratorium dari pemerintah itu selayaknya juga direspons Komisi Pemberantasan Korupsi dengan mengintensifkan pengusutan kasus dugaan korupsi pada tender proyek senilai Rp 6 triliun yang diduga melibatkan anggota DPR dan kerabat pejabat negara tersebut. Kasus korupsi itulah yang sesungguhnya menjadi hulu dari pelbagai sengkarut program KTP elektronik selama ini. *

Berita terkait

Sikap PDIP dan Demokrat Soal Perlunya Oposisi di Pemerintahan Prabowo

3 menit lalu

Sikap PDIP dan Demokrat Soal Perlunya Oposisi di Pemerintahan Prabowo

Demokrat menilai perlu ada partai yang menjadi oposisi di pemerintahan baru agar terjadi mekanisme checks and balances.

Baca Selengkapnya

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Sudah Dua Kali Mangkir, KPK: Penyidik Bisa Menangkap Kapan Saja

7 menit lalu

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Sudah Dua Kali Mangkir, KPK: Penyidik Bisa Menangkap Kapan Saja

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengatakan jemput paksa terhadap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor tak perlu harus menunggu pemanggilan ketiga.

Baca Selengkapnya

Prediksi Cuaca Jakarta dan Sekitarnya Pagi, Siang, dan Malam Ini

17 menit lalu

Prediksi Cuaca Jakarta dan Sekitarnya Pagi, Siang, dan Malam Ini

Prediksi cuaca BMKG menyebutkan Jakarta cerah berawan Senin pagi ini, 6 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Hilangkan Praktik Calo SIM, Satlantas Polres Metro Depok Imbau Masyarakat Ikuti Prosedur

18 menit lalu

Hilangkan Praktik Calo SIM, Satlantas Polres Metro Depok Imbau Masyarakat Ikuti Prosedur

Kasatlantas Polres Metro Depok mengimbau masyarakat percaya kemampuan sendiri dan ikut prosedur dan tidak meminta bantuan ke calo SIM.

Baca Selengkapnya

Kementerian BUMN Lakukan Perbaikan Keuangan di PT Indofarma Tbk

18 menit lalu

Kementerian BUMN Lakukan Perbaikan Keuangan di PT Indofarma Tbk

Kementerian BUMN melakukan rasionalisasi dan perbaikan terhadap keuangan PT Indofarma Tbk untuk meningkatkan kinerja perusahaan

Baca Selengkapnya

Gerindra Ungkap Ada Pihak Klaim Kerja Relawan Ingin Dapat Jabatan: Toxic yang Sesungguhnya

25 menit lalu

Gerindra Ungkap Ada Pihak Klaim Kerja Relawan Ingin Dapat Jabatan: Toxic yang Sesungguhnya

Kata Gerindra soal politik toksik.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Perjalanan Bisnis Sepatu Bata hingga Tutup Pabrik, Kawasan IKN Kebanjiran

33 menit lalu

Terpopuler: Perjalanan Bisnis Sepatu Bata hingga Tutup Pabrik, Kawasan IKN Kebanjiran

Terpopuler: Perjalanan bisnis sepatu Bata yang sempat berjaya hingga akhirnya tutup, kawasan IKN kebanjiran.

Baca Selengkapnya

Damainya Desa Giethoorn di Belanda yang Dijuluki Venesia dari Utara, Tak Ada Mobil dan Jalan Raya

33 menit lalu

Damainya Desa Giethoorn di Belanda yang Dijuluki Venesia dari Utara, Tak Ada Mobil dan Jalan Raya

Wisatawan bisa menjelajahi desa dengan perahu, mencicipi masakan Belanda, atau sekadar menikmati suasana damai yang tak terlupakan.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia; Gedung Putih Sebut Tel Aviv Siap-siap Serang Rafah

33 menit lalu

Top 3 Dunia; Gedung Putih Sebut Tel Aviv Siap-siap Serang Rafah

Top 3 dunia, di urutan pertama berita tentang Pemerintah Israel yang bersikukuh akan menyerang Rafah.

Baca Selengkapnya

Teguh Prakosa Daftar Maju Pilkada Solo dari PDIP

33 menit lalu

Teguh Prakosa Daftar Maju Pilkada Solo dari PDIP

Teguh Prakosa akan menyerahkan syarat pendaftaran tahap penjaringan bakal calon wali kota dan wakil wali kota di PDIP Kota Solo pada 18 Mei 2024.

Baca Selengkapnya