Irfan

Penulis

Senin, 1 Mei 2000 00:00 WIB

ANAK muda itu, yang diberi nama Irfan—tokoh dalam novel Mehmet Efe, Mizraksis Ilmihal— bercerita tentang sebuah gairah yang menghidupkan pelbagai hal besar dan mematikan beberapa hal kecil. Ia adalah mahasiswa Fakultas Sejarah Universitas Istanbul. Tapi ia datang dari sebuah kota agak di udik. Ia datang dari keluarga lapisan bawah kelas menengah. Ia orang pertama dalam keluarganya yang masuk ke universitas, anjungan pertama untuk naik jenjang sosial di Turki. Dan di Kota Istanbul yang hiruk, beragam, membingungkan, mempesona, dan sekaligus melelahkan itu, ia menemukan sebuah komunitas: sebuah jemaah, juga sebuah cita-cita yang agung.

Inilah definisi dirinya yang ia nyatakan sendiri: "Seorang muslim, soleh, Islamis, pejuang revolusi yang radikal, fundamentalis, pro-Iran, sufi, dsb.… seseorang yang ada di antara semua itu." Ia ikut dalam pertemuan-pertemuan agama, dalam demonstrasi anti-Israel dan anti-Amerika, mendengarkan diskusi panel, mendatangi toko buku Islam, dan di koridor universitasnya menyatakan, "Kamilah pelaku, pahlawan dari citra yang tumbuh dalam mimpi kami, yang dibangkitkan oleh revolusi Iran."

Anak muda itu, yang diberi nama Irfan (yang saya ketahui dari tulisan Nilüfer Göle dalam jurnal Dædalus nomor musim dingin tahun 2000), agaknya bukan orang yang sangat asing bagi kita. Mungkin ia—seperti layaknya tokoh novel gagal yang cuma menarik untuk jadi sebuah tesis—adalah sebuah contoh soal. Nilüfer Göle, guru besar sosiologi di Universitas Bogazici di Istanbul, memang tidak sedang membahas sebuah karya sastra. Dan tampaknya Mizraksis Ilmihal juga lebih sesuai untuk jadi sarana bagi sebuah risalah: bagaimana politik "Islamis" hidup di tepian modernitas.

Dalam novel Mehmet Efe ini, Irfan semula hanya memautkan diri dengan hal-hal besar: pembebasan, perubahan masyarakat secara revolusioner, keselamatan dunia dan akhirat, cita-cita tentang dunia yang ideal. Baginya, gairah untuk itu begitu penting, hingga kenikmatan-kenikmatan diri terasa mengganggu. Dirinya sendiri dalam ruang privat harus ditiadakan. Hubungan yang dekat jadi soal yang kecil. Mungkin mengacau. Tapi novel menjadi novel karena sesuatu berubah. Irfan ketemu seorang gadis.

Sudah bisa diduga: Irfan akan tertarik dan ia akan terganggu. Bukankah baginya "seorang muslim tidak jatuh cinta kepada seorang perempuan, melainkan kepada Allah"?

Tapi ada yang penting dalam Mizraksis Ilmihal: mahasiswa yang baru datang itu, juga seorang muslimah, bukan saja menggugat Irfan karena soal lelaki dan perempuan, tapi juga menjadi soal antara cita-cita besar dan diri yang "kecil". Ia datang ke kampus buat mendaftar. Hari itu para aktivis "Islamis" sedang memprotes larangan atas jilbab. Irfan mengajaknya untuk ikut dalam aksi boikot. Tapi gadis itu menolak. "Pernahkah kalian sebelumnya tanya pendapatku? Kalian laki-laki yang berpidato, dan kami cuma dekor, he?"

Kemudian kita tahu lebih banyak tentang gadis itu, dari catatan hariannya. Ia melihat para aktivis itu berlalu-lalang di koridor seakan-akan revolusi akan terjadi besok. Ada yang menyesalkan bahwa "laki-laki muslim terlalu pasif." Tiap orang dengan segera siap melakukan "penjantanan" atau maskulinisasi (erkekselesiyor). Mereka pun memberinya buku-buku—yang menyerukan agar ia jadi idealis, pejuang, gerilyawan, untuk mengubah segala hal dari dasar. Dan tiba-tiba ia seperti dituding: "Saya kecil. Saya lemah. Saya cewek. Saya cewek…. CEWEK."

Tiba-tiba pula ia menemukan kembali identitasnya. Cewek, lemah, kenapa tidak? Dari sini, ia pun menampik peran kolektif yang disiapkan di pundaknya. Secara ironis, ketika ia kembali menemukan "kelemahannya", ia menemukan dirinya, dan juga sebuah daya. Dari sini ia mampu mengecam ambisi "Islamis" untuk mengubah dunia secara radikal.

Irfan juga berubah. Cinta dan soal-soal kecil bukan lagi mengacaunya. Justru sebaliknya: membebaskan. "Aku akan hidup bukan dengan permusuhanku, tapi dengan persahabatanku…. Aku akan puas dengan hal-hal kecil. Aku tak sanggup menanggungkan hal-hal universal lagi."

Dengan itu, dunia tak hendak diubahnya lagi dengan akar yang dicabut. Persoalan yang belum dikemukakan Irfan adalah bagaimana dengan teman-temannya dulu, yang militan itu. Ketika Islam hidup di sebuah ruang yang plural, orang-orang "sekuler" memang sering mencemooh, seperti ketika mereka mencibir jilbab. Tapi haruskah Islam menampik dunia yang "sekuler" itu, yang plural itu, dengan mempertahankan batas yang gagah dan total? Bukankah hidup tak bisa mengelakkan hal-hal kecil, yang wajar tapi juga sering tak diduga—dan sebab itu batas yang total hanya garis imajiner yang datang karena ketakutan?

Di akhir novel, Irfan punya imajinasi lain: ia membelikan saputangan sutra buat si pacar, ia menikahinya, memasak bersama dengannya, membaca bersama…. Yang dibangunnya akhirnya sebuah hidup yang bersahaja tapi berarti, bukan sebuah kanal besar untuk ke kesempurnaan, seperti Kanal Laut Putih yang dibangun Stalin, sebuah saluran untuk membuktikan bahwa alam bisa dikalahkan oleh ide—dan untuk itu ratusan ribu orang bisa dikorbankan.

Goenawan Mohamad

Berita terkait

Duel Maut Antarsesama Manusia Silver di Prambanan Klaten Tewaskan 2 Orang, Pelaku Masih Diburu

5 menit lalu

Duel Maut Antarsesama Manusia Silver di Prambanan Klaten Tewaskan 2 Orang, Pelaku Masih Diburu

Duel maut terjadi di wilayah Prambanan, Jawa Tengah, Selasa petang, yang telah mengakibatkan dua orang meregang nyawa. Identitasnya belum diketahui.

Baca Selengkapnya

Dua Pernyataan Jokowi soal Pilkada: Tak Ajukan Percepatan serta Peluang Kaesang di Bekasi

8 menit lalu

Dua Pernyataan Jokowi soal Pilkada: Tak Ajukan Percepatan serta Peluang Kaesang di Bekasi

Apa kata Presiden Jokowi soal kepastian jadwal Pilkada hingga peluang orang-orang terdekat dalam pemilihan kepala daerah?

Baca Selengkapnya

Dipamerkan Lewat iPad Pro Terbaru, Apa Saja Kehebatan Chip M4 Buatan Apple?

20 menit lalu

Dipamerkan Lewat iPad Pro Terbaru, Apa Saja Kehebatan Chip M4 Buatan Apple?

Apple memamerkan kekuatan chip M4 melalui iPad Pro teranyar. Diklaim paling efisien dibanding semua gawai berfitur AI yang pernah ada.

Baca Selengkapnya

Jaksa KPK Akan Panggil Keluarga Syahrul Yasin Limpo di Persidangan untuk Konfirmasi Temuan

24 menit lalu

Jaksa KPK Akan Panggil Keluarga Syahrul Yasin Limpo di Persidangan untuk Konfirmasi Temuan

Jaksa KPK Meyer Simanjuntak menyebut institusinya akan menghadirkan keluarga bekas Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo sebagai saksi.

Baca Selengkapnya

Alasan UIN Jakarta Naikkan UKT: Harga-harga di Pasar Cenderung Naik

26 menit lalu

Alasan UIN Jakarta Naikkan UKT: Harga-harga di Pasar Cenderung Naik

UIN Jakarta memperpanjang masa pembayaran UKT bagi mahasiswa baru hingga 10 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Jadwal Proliga 2024 Kamis 9 Mei: 3 Laga Live di Palembang, Megawati Hangestri dan Jakarta BIN Berjuang Bangkit

29 menit lalu

Jadwal Proliga 2024 Kamis 9 Mei: 3 Laga Live di Palembang, Megawati Hangestri dan Jakarta BIN Berjuang Bangkit

Jadwal Proliga 2024 akan kembali hadir pada Kamis, 9 Mei 2024. Tiga pertandingan pekan ketiga akan hadir di GOR PSCC Palembang.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Diusulkan Jadi Calon Gubernur DKI Jakarta, Bagaimana Tanggapannya?

29 menit lalu

Sri Mulyani Diusulkan Jadi Calon Gubernur DKI Jakarta, Bagaimana Tanggapannya?

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI Perjuangan) DKI mengusulkan Menteri Keuangan Sri Mulyani sebagai calon Gubernur DKI Jakarta.

Baca Selengkapnya

Aliran Modal Asing Rp 19,77 T, Terpengaruh Kenaikan BI Rate dan SRBI

33 menit lalu

Aliran Modal Asing Rp 19,77 T, Terpengaruh Kenaikan BI Rate dan SRBI

Kenaikan suku bunga acuan atau BI rate menarik aliran modal asing masuk ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Prediksi Cuaca Jabodetabek Hari Ini, Hujan Berpotensi Kembali Hadir di Jakarta

36 menit lalu

Prediksi Cuaca Jabodetabek Hari Ini, Hujan Berpotensi Kembali Hadir di Jakarta

Setelah absen beberapa lama, peringatan dini cuaca kembali diberikan BMKG untuk Jakarta pada hari ini, Kamis 9 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Jadwal Final Liga Champions 2023/2024: Borussia Dortmund vs Real Madrid

46 menit lalu

Jadwal Final Liga Champions 2023/2024: Borussia Dortmund vs Real Madrid

Pertandingan babak semifinal Liga Champions 2023/2024 telah berakhir. Borussia Dortmund dipastikan akan menghadapi Real Madrid di babak final.

Baca Selengkapnya