Sang Pasar

Penulis

Senin, 18 September 2000 00:00 WIB

Sang Pasar tak pernah pingsan sendirian. Sebuah bom meledak di Bursa Efek Jakarta pada pertengahan September 2000. Kaca-kaca pecah, tembok berlubang, lebih dari 10 orang tewas. Tak ada erang yang panjang untuk yang mati dan luka. Yang lebih keras adalah teriak, "Aduh, Sang Pasar terkena." Para pengusaha, para menteri, para pejabat tinggi, para aktivis politik, dan para teknokrat di IMF dan Bank Dunia secara serentak kecut hati. Setidaknya selama beberapa belas jam. Esok pagi mereka akan mencari koran dan menatap layar televisi, menyimak suratan grafik dari menit ke menit: angka yang merosot di semua portfolio, harga saham yang berjatuhan, nilai rupiah yang limbung. Kita dinujum dengan nada yang gelap. Sang Pasar dalam keadaan gawat. Kita cemas, sebab sejak tiga dasawarsa ini Sang Pasar dinobatkan jadi sebuah kekuatan ampuh yang tak kasat mata. Jika ada tangan magis yang bisa mengarahkan ke mana hidup bersama akan terbawa, itulah dia. Jika ada daya yang mampu memberi isyarat di mana kekayaan dan kekuasaan akan berubah dan bergerak, itulah dia. Dialah yang merangsang perekonomian tumbuh. Dia juga yang agaknya membuat sejarah. Negara, pemerintahan, birokrasisemua itu, seluruh jaring-jaring itu, tak akan dapat mengalahkannya. Di Indonesia bahkan orang mengukur baik-buruknya sebuah kabinet dari sejauh mana ia "disukai Pasar". Tapi bom meledak di Bursa Efek dan kita bisa mempunyai sebuah cerita yang lain. Eksplosi yang mematikan itu menunjukkan bahwa Sang Pasardengan segala kesaktiannyajuga perlu proteksi. Perlindungan itu baru berarti jika ia datang dari sesuatu yang terkait erat dengan birokrasi: agar bom tak jahanam lagi, agar si teroris dapat ditangkap, agar dokumen tak musnah dan komputer aman, Sang Pasar membutuhkan sesuatu yang punya organisasi efektif, luas jangkauannya, teratur cara bekerjanyadan berada dalam posisi yang tak tersentuh oleh Sang Pasar itu sendiri. Daftarnya bisa panjang: sepasukan penjinak bom, intelijen, batalyon yang bersenjata, penjaga dan administrator rumah tahanan, sederet jaksa, sejumlah hakim, dan mungkin pula sebuah regu tembak. Mereka itu harus diletakkan di satu tempat di mana mereka bukan sejumlah komoditi. Sebab, Sang Pasar membutuhkan ruang yang aman. Pada akhirnya ia memerlukan apa yang bisa disebut sebagai birokratisasi kekerasan. Ia tak akan bisa bertahan di kancah kekerasan yang merusak secara tak terduga-duga, seperti bom di Bursa Efek itu. Para perompak lanun di Laut Cina Selatan yang membajak barang perniagaan di kapal-kapal, para penggarong bank di kota-kotasemua itu adalah bentuk kekerasan yang justru semakin menakutkan, dan semakin destruktif, karena salah satu sendinya adalah ketak-pastian. Tentu, Sang Pasar pintar menari dalam ketak-pastian: Bursa Efek jadi hidup karena ada nilai saham yang turun dan ada yang naik. Transaksi berlangsung justru karena itu. Tanpa fluktuasi, spekulasi tak akan bergerak dan orang tak bisa menambah untung. Dengan kata lain, setiap hari adalah hari yang bisa mengandung kejutan. Saya ingat lelucon Mark Twain tentang bursa. Oktober, katanya, adalah bulan yang penuh risiko buat bermain di pasar modal. Begitu juga bulan Mei, Juli, September, Maret, April, November, Agustus, Februari, Juni, Desember, Januari.... Tapi dalam ketak-pastian yang terus-menerus itu manusia mau tak mau ingin memperkecil risiko. Kekerasan yang tak terduga-duga harus dibuat untuk bisa masuk hitungan. Dan birokratisasi pun berkembang. Italia Utara, tahun 1176. Di Legnano, satu pasukan para kesatria Jerman yang hidup sebagai garong datang menyerbu untuk menjarah kota itu. Tapi, berbeda dengan di tempat lain, di Legnano ternyata para penyerbu dapat dikalahkan oleh warga yang mempersenjatai diri dan bersiap-siaga. Sebuah tindak sukarela. Kemudian zaman berubah. Kekuatan pertahanan macam itu tak memadai lagi. Pasukan warga seperti di Legnano hanya bisa efektif bila ada disiplin dan ada pertalian yang tumbuh dari rasa ikut memiliki. Namun, ketika perdagangan ramai, ikatan primer di dalam tubuh masyarakat pun retak: ada yang miskin dan ada yang kaya, ada majikan dan ada penjual tenaga. Kota-kota makin rentan oleh konflik di dalam kancahnya sendiri. Maka orang pun terpaksa menyewa tenaga orang lain buat pertahanan dan kontrak pun dibuat dan lahirlah condotierri (dari kata condotta, kontrak). Tenaga kontrakan ini akhirnya bukan saja menghendaki ketrampilan individual, tapi juga manajemen. Birokratisasi kekerasan lahir, juga pemegang monopoli kekerasan: hadirlah angkatan perang profesional. Tapi bersamaan dengan itu sebuah masyarakat memerlukan seperangkat perlengkapan yang membuat sebuah negara disusun: ada kantor pajak, peradilan, pembuat aturan dan undang-undang, dan ada kekuatan penjaga keseimbangan. Sang pemegang monopoli kekerasan harus bisa tetap tunduk kepada warga yang membayar pajak dan membiayai ongkos birokratisasi itu. Bedil harus punya tuannya. Dengan demikian, Sang Pasar diharapkan bebas dan tak menyentuh prasarana itu. Komersialisasi harus berhenti di wilayah ini. Tentara tak boleh digerakkan oleh penawar upah yang paling mahal. Nasib buruk akan menimpa sebuah kota bila Sang Pasar juga merasuk kemari, dan negara tak lagi berlaku sebagai negara, melainkan sebagai sebuah ruang bursa yang gelap: para jenderal menawarkan servis militer ke para peminat yang ingin menggunakan kekerasanmungkin seorang yang ingin menagih utang, mungkin seorang pemilik kasino gelap dan bordil, mungkin seorang pemasok narkoba, mungkin pula seorang tokoh yang sakit hati. Akhirnya siapa yang tak mampu tak akan terlindungi. Persis seperti sopir-sopir yang tewas oleh ledakan bom di Bursa Efek Jakarta di hari itu: sang korban bahkan tak dibicarakan lagi beberapa jam setelah televisi dimatikan. Goenawan Mohamad

Berita terkait

Jadwal Final Thailand Open 2024 Hari Ini, Ana / Tiwi Hadapi Wakil Tuan Rumah Unggulan Pertama

4 menit lalu

Jadwal Final Thailand Open 2024 Hari Ini, Ana / Tiwi Hadapi Wakil Tuan Rumah Unggulan Pertama

Pertandingan Ana / Tiwi akan menghadapi Jongkolphan Kititharakul / Rawinda Prajonjai di final Thailand Open 2024 akan dimainkan di partai keempat.

Baca Selengkapnya

1.500 Orang Badui Jalani Ritual Seba di Serang

15 menit lalu

1.500 Orang Badui Jalani Ritual Seba di Serang

Ritual Seba merupakan tradisi masyarakat adat Suku Badui, sebagai wujud rasa syukur atas hasil panen yang berlimpah.

Baca Selengkapnya

Oleksandr Usyk Peluk Istri usai Kalahkan Tyson Fury dan Menjadi Juara Sejati Tinju Kelas Berat, Simak yang Dia Katakan

20 menit lalu

Oleksandr Usyk Peluk Istri usai Kalahkan Tyson Fury dan Menjadi Juara Sejati Tinju Kelas Berat, Simak yang Dia Katakan

Petinju Ukraina Oleksandr Usyk menjadi juara sejati atau tak terbantahkan tinju dunia di kelas berat dengan mengalahkan Tyson Fury.

Baca Selengkapnya

Pembukaan World Water Forum Ke-10 Digelar di KEK Kura-kura Bali

51 menit lalu

Pembukaan World Water Forum Ke-10 Digelar di KEK Kura-kura Bali

Pemerintah Bali bersama Panitia World Water Forum ke-10 dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menjalankan upacara Segara Kerthi.

Baca Selengkapnya

7 Tradisi Umat Buddha Rayakan Waisak, Mengenakan Pakaian Putih Hingga Mandi Sang Buddha

52 menit lalu

7 Tradisi Umat Buddha Rayakan Waisak, Mengenakan Pakaian Putih Hingga Mandi Sang Buddha

Pada Hari Raya Waisak, umat Buddha akan mengunjungi kuil-kuil lokal maupun kuil besar untuk melakukan doa. Umat Buddha juga umumnya melakukan perenungan akan diri dan kehidupan secara tenang.

Baca Selengkapnya

Kalahkan Tyson Fury, Oleksandr Usyk Menjadi Juara Sejati Tinju Dunia Kelas Berat

57 menit lalu

Kalahkan Tyson Fury, Oleksandr Usyk Menjadi Juara Sejati Tinju Dunia Kelas Berat

Petinju Ukraina Oleksandr Usyk menjadi juara sejati tinju dunia di kelas berat setelah mengalahkan Tyson Fury.

Baca Selengkapnya

Satgas Damai Cartenz Tuding KKB Membunuh Boki Ugipa, Ada Luka Tembakan di Jenazah Warga Sipil

57 menit lalu

Satgas Damai Cartenz Tuding KKB Membunuh Boki Ugipa, Ada Luka Tembakan di Jenazah Warga Sipil

Satgas Damai Cartenz menyimpulkan KKB membunuh Boki Ugipa setelah melihat ancaman ke keluarganya.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Ledakan Smelter PT KFI Ancam Keselamatan Warga, Pemerintah Klaim Pembebasan Lahan IKN Tidak Melanggar HAM

59 menit lalu

Terpopuler: Ledakan Smelter PT KFI Ancam Keselamatan Warga, Pemerintah Klaim Pembebasan Lahan IKN Tidak Melanggar HAM

Terpopuler bisnis: Keselamatan warga sekitar terancam karena smelter PT KFI kerap meledak. Pemerintah klaim pembebasan lahan IKN tidak melanggar HAM.

Baca Selengkapnya

Top 3 Hukum: Detik-detik Ledakan Smelter PT KFI di Kutai Kartanegara, Ayah Pacar Vina Buka Suara soal Pembunuhan 8 Tahun Lalu

1 jam lalu

Top 3 Hukum: Detik-detik Ledakan Smelter PT KFI di Kutai Kartanegara, Ayah Pacar Vina Buka Suara soal Pembunuhan 8 Tahun Lalu

Sebelumnya ledakan serupa terjadi sekitar 18.40 waktu Indonesia tengah, Kamis, 16 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Gibran Tak Setuju Larangan Study Tour Sekolah Pasca Kecelakaan Maut SMK Lingga Kencana

1 jam lalu

Gibran Tak Setuju Larangan Study Tour Sekolah Pasca Kecelakaan Maut SMK Lingga Kencana

Menurut Gibran, yang diperlukan adalah uji kelayakan kendaraan yang digunakan, bukan melarang adanya study tour.

Baca Selengkapnya