Lindungi Si Upik dan Si Buyung

Penulis

Minggu, 23 November 2014 21:05 WIB

Telah seperempat abad republik ini meratifikasi Konvensi Hak Anak Persatuan Bangsa-Bangsa, tapi anak-anak kita masih terancam. Si Upik dan Buyung belum merasakan kehadiran negara untuk melindungi mereka.

Komisi Nasional Perlindungan Anak mencatat ada 2.726 laporan kekerasan terhadap anak sepanjang Januari-September 2014. Kendati terjadi penurunan dari tahun sebelumnya, yang totalnya 3.339 kasus kekerasan terhadap anak, jumlah yang berkategori kekerasan seksual meningkat. Persentase kekerasan seksual sebesar 51 persen pada 2013, dan naik menjadi 58 persen pada 2014.

Para pelaku kekerasan, celakanya, adalah orang-orang terdekat--paman, ayah, kakak, pengasuh, teman sekolah, atau bahkan guru dan kepala sekolah-yang seharusnya melindungi bocah-bocah itu. Akibatnya, tak jarang perkara kekerasan terhadap anak cuma dianggap angin lalu, didiamkan, disembunyikan, dan ditutup rapat lantaran keluarga atau sekolah enggan menanggung malu.

Keadaan itu memunculkan fenomena pucuk gunung es. Kasus yang disembunyikan jauh lebih banyak ketimbang yang dilaporkan. Inilah yang mencemaskan. Padahal kekerasan terhadap anak merupakan kejahatan yang luar biasa. Masa depan si anak, yang masih panjang, bisa jadi berantakan lantaran kekerasan yang dialaminya. Membahayakan tumbuh kembang anak, dengan kekerasan mental, fisik, dan seksual, sama halnya dengan membahayakan harapan masa depan sebuah negara.

Penegakan hukum yang tegas dan konsekuen merupakan syarat mutlak untuk menekan angka kejahatan itu. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak menyebutkan pelaku kekerasan terhadap anak bisa dikenai hukuman 3-15 tahun penjara. Namun, menurut data Komisi Perlindungan Anak Indonesia, kenyataannya, lima tahun adalah ganjaran paling tinggi bagi pelaku kekerasan terhadap anak. Selama ini belum ada pelaku kejahatan terhadap anak yang divonis lebih dari lima tahun penjara.

Kampanye membangun kesadaran akan pentingnya melindungi anak juga perlu dilakukan semua pihak, bukan hanya oleh pemerintah. Orang tua dan guru di sekolah perlu dibekali pengetahuan praktis tentang bagaimana melindungi anak. Termasuk mengenali tanda-tanda anak yang menjadi korban kekerasan, seperti mendadak menjadi pendiam, berubah menjadi penakut, menarik diri dari pergaulan, atau kadang menjadi lebih agresif daripada biasanya.

Advertising
Advertising

Uluran tangan bagi korban kekerasan amat berguna, seperti yang telah dilakukan berbagai lembaga swadaya masyarakat. Luka batin yang dialami anak-anak bisa terus menghantui pertumbuhan mereka. Tanpa proses terapi pemulihan yang memadai, anak-anak yang terluka ini bisa tumbuh dewasa sebagai pribadi pendendam. Risiko lebih lanjut, mereka bisa tumbuh menjadi pelaku kekerasan terhadap anak-anak sehingga tercipta lingkaran setan.

Karena itu, kita bersama perlu bersuara dan bertindak: mari bersama kita putus rantai kekerasan terhadap anak-anak.

Berita terkait

Fakta Bandara Internasional Kansai Jepang, Biaya Pembangunan Termahal dan Terancam Tenggelam

8 menit lalu

Fakta Bandara Internasional Kansai Jepang, Biaya Pembangunan Termahal dan Terancam Tenggelam

Mulai dari lokasi pembangunannya di pulau buatan sampai ancaman tenggelam, simak informasi menarik tentang Bandara Internasional Kansai Jepang.

Baca Selengkapnya

Apa Saja Imunisasi yang Wajib Diberikan kepada Bayi Berusia 1-2 Bulan?

23 menit lalu

Apa Saja Imunisasi yang Wajib Diberikan kepada Bayi Berusia 1-2 Bulan?

Bayi wajib melakukan imunisasi untuk mencegah bahaya kesehatan, terutama ketika berusia 1-2 bulan. Lantas, apa saja jenis imunisasi yang wajib dilakukan bayi?

Baca Selengkapnya

Cuaca Ekstrem, Pemerintah Siapkan Impor Beras 3,6 Juta Ton

28 menit lalu

Cuaca Ekstrem, Pemerintah Siapkan Impor Beras 3,6 Juta Ton

Zulkifli Hasan mengatakan impor difokuskan ke wilayah sentra non produksi guna menjaga kestabilan stok beras hingga ke depannya.

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Thomas 2024: Anthony Ginting Kalahkan Chou Tien Chen, Indonesia vs China Taipei 1-0

33 menit lalu

Hasil Piala Thomas 2024: Anthony Ginting Kalahkan Chou Tien Chen, Indonesia vs China Taipei 1-0

Atlet tunggal putra Indonesia, Anthony Sinisuka Ginting, mengalahkan wakil China Taipei, Chou Tien Chen, pada babak semifinal Piala Thomas 2024.

Baca Selengkapnya

Banjir dan Longsor di Kabupaten Luwu Menewaskan 14 Warga

56 menit lalu

Banjir dan Longsor di Kabupaten Luwu Menewaskan 14 Warga

Kabupaten Luwu turut dilanda banjir dan longsor akibat hujan sejak Jumat dinihari, 3 Mei 2024. BNPB melaporkan 14 warga lokal meninggal dunia.

Baca Selengkapnya

Nurul Ghufron Permasalahkan Masa Daluwarsa Kasusnya, Eks Penyidik KPK: Akal-akalan

57 menit lalu

Nurul Ghufron Permasalahkan Masa Daluwarsa Kasusnya, Eks Penyidik KPK: Akal-akalan

Eks penyidik KPK, Yudi Purnomo Harahap, menilai Nurul Ghufron seharusnya berani hadir di sidang etik Dewas KPK jika merasa tak bersalah

Baca Selengkapnya

Twitch Meluncurkan Umpan Penemuan seperti TikTok

59 menit lalu

Twitch Meluncurkan Umpan Penemuan seperti TikTok

Twitch meluncurkan umpan penemuan baru yang mirip seperti TikTok untuk semua penggunanya

Baca Selengkapnya

Indonesia Lolos ke Final Piala Uber 2024, Gregoria Mariska Tunjung Optimistis dengan Pertumbuhan Pemain Tunggal Putri

1 jam lalu

Indonesia Lolos ke Final Piala Uber 2024, Gregoria Mariska Tunjung Optimistis dengan Pertumbuhan Pemain Tunggal Putri

Indonesia lolos ke final Piala Uber 2024, Gregoria Mariska Tunjung optimistis dan bangga dengan pertumbuhan para pemain tunggal putri generasi baru.

Baca Selengkapnya

Pakar Ulas Sengketa Pilpres: MK Seharusnya Tidak Berhukum secara Kaku

1 jam lalu

Pakar Ulas Sengketa Pilpres: MK Seharusnya Tidak Berhukum secara Kaku

Ahli Konstitusi UII Yogyakarta, Ni'matul Huda, menilai putusan MK mengenai sengketa pilpres dihasilkan dari pendekatan formal legalistik yang kaku.

Baca Selengkapnya

Microsoft Tanamkan Investasi 2,2 Milyar Dolar AS di Malaysia, Apa yang Dibidik?

1 jam lalu

Microsoft Tanamkan Investasi 2,2 Milyar Dolar AS di Malaysia, Apa yang Dibidik?

Microsoft juga akan bekerja sama dengan pemerintah Malaysia untuk mendirikan Pusat Keunggulan AI Nasional dan meningkatkan kemampuan keamanan siber.

Baca Selengkapnya