Aceh Tumbuh tapi Rapuh

Penulis

Selasa, 23 Desember 2014 21:43 WIB

Sepuluh tahun pasca-tsunami, Provinsi Aceh memperlihatkan perubahan yang luar biasa. Pembangunan infrastruktur, gedung, dan rumah baru cukup berhasil. Hanya, pemerintah Aceh kini harus mulai memikirkan cara untuk memacu pertumbuhan ekonominya.

Rekonstruksi yang menghabiskan sumbangan dunia lebih dari Rp 70 triliun itu telah membuat Aceh kembali rapi. Gedung-gedung dan rumah-rumah berderet rapi. Jalan-jalan pun telah mulus. Sayangnya, pertumbuhan perekonomian di provinsi ini masih lambat sehingga tak bisa menyediakan banyak lapangan kerja. Ekonomi Aceh hanya tumbuh sekitar 2,7 persen, jauh di bawah angka pertumbuhan nasional yang tahun ini diprediksi sekitar 5,1 persen.

Rendahnya pertumbuhan ekonomi itu karena sumbangan sektor minyak dan gas, juga pertambangan, terus menurun, bahkan negatif. Jika sektor yang dulu menjadi andalan ini dikeluarkan dari hitungan, sebetulnya pertumbuhan Aceh lumayan, mencapai 4,18 persen. Soalnya, sektor keuangan dan jasa tumbuh pesat, masing-masing menyentuh angka 6,5 persen dan 9,5 persen.

Dari sektor-sektor di luar migas dan tambang itulah Provinsi Aceh bisa memacu pertumbuhan ekonomi di masa mendatang. Perdagangan dan perhotelan juga masih bisa digenjot karena sektor ini hanya tumbuh sekitar 4,2 persen. Begitu pula pertanian, yang hanya tumbuh 2,2 persen. Sektor-sektor yang menyerap banyak lapangan kerja ini perlu diperhatikan oleh pemerintah.

Penduduk Aceh selama ini memanfaatkan lapangan kerja yang tersedia dalam proses rekonstruksi. Pembangunan rumah, gedung, dan jalan-jalan memerlukan banyak tenaga kerja. Begitu proses rekonstruksi selesai, lapangan kerja itu tidak lagi tersedia. Kini sebagian dari mereka membuka warung, kios, atau berdagang. Tapi sektor informal ini saja tidak cukup untuk memacu pertumbuhan ekonomi Aceh.

Aceh sebaiknya pula mengundang investor dari luar, baik dari dalam maupun luar negeri. Upaya ini penting demi mempercepat pembenahan di luar sektor tambang dan migas. Soalnya, mengandalkan anggaran pemerintah daerah dan dana alokasi pemerintah pusat saja jelas tidak cukup.

Advertising
Advertising

Investasi besar-besaran diperlukan untuk mengembangkan sektor yang memiliki banyak potensi, mulai dari pertanian, perkebunan, perdagangan, perindustrian, hingga pariwisata. Yang diperlukan adalah sikap yang lebih terbuka dan ramah terhadap pemodal luar. Provinsi ini perlu mempermudah perizinan sekaligus mengusahakan pasokan listrik. Selain itu, pemerintah Aceh harus bisa menjamin adanya suasana aman.

Rekonstruksi Aceh yang sukses setelah dilanda tsunami mahadahsyat bisa menjadi inspirasi bagi kita, terutama rakyat Aceh sendiri. Segala impian bukanlah tidak mungkin, asalkan kita berusaha dan membuka diri terhadap bantuan atau kerja sama dengan pihak lain. Dan, bukan mustahil, Aceh kembali menjadi provinsi yang makmur kendati tanpa rezeki minyak dan tambang lagi.

Berita terkait

Progres Pembangunan Sumbu Kebangsaaan IKN 98 Persen, Menteri PUPR: Bisa Digunakan Saat 17 Agustusan

6 menit lalu

Progres Pembangunan Sumbu Kebangsaaan IKN 98 Persen, Menteri PUPR: Bisa Digunakan Saat 17 Agustusan

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono meninjau proyek pembangunan Sumbu Kebangsaan di Ibu Kota Nusantara (IKN) pada Selasa, 7 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Senjata AS Digunakan dalam Serangan Israel ke Lebanon, Diduga Langgar Hukum Internasional

9 menit lalu

Senjata AS Digunakan dalam Serangan Israel ke Lebanon, Diduga Langgar Hukum Internasional

Sejak 7 Oktober, 16 pekerja medis tewas akibat serangan udara Israel di Lebanon, dan 380 orang lainnya tewas termasuk 72 warga sipil.

Baca Selengkapnya

Pejabat Bea Cukai Eko Darmanto Segera Jalani Sidang Kasus Gratifikasi dan TPPU di Tipikor Surabaya

9 menit lalu

Pejabat Bea Cukai Eko Darmanto Segera Jalani Sidang Kasus Gratifikasi dan TPPU di Tipikor Surabaya

Jaksa KPK telah melimpahkan surat dakwaan dan berkas perkara dengan terdakwa Eko Darmanto ke Pengadilan Tipikor pada PN Surabaya pada Jumat lalu.

Baca Selengkapnya

Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata, Israel Ultimatum Rafah Dikosongkan

9 menit lalu

Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata, Israel Ultimatum Rafah Dikosongkan

Proposal gencatan senjata disetujui oleh Hamas di tengah ancaman invasi Israel ke Rafah.

Baca Selengkapnya

Respons Luhut Soal Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

17 menit lalu

Respons Luhut Soal Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

Menko Marves RI, Luhut Binsar Pandjaitan, mendukung rencana Presiden terpilih, Prabowo Subianto, yang ingin rutin bertemu dengan para mantan presiden Republik Indonesia dengan membentuk presidential club.

Baca Selengkapnya

Sinetron Laga Deru Debu Akan Diremake, Willy Dozan Dikabarkan Terlibat

22 menit lalu

Sinetron Laga Deru Debu Akan Diremake, Willy Dozan Dikabarkan Terlibat

Fakta Sinetron Laga 'Deru Debu', yang Akan Segera Diremake, dibintangi Cinta Laura dan Arya Vasco

Baca Selengkapnya

Aturan Jarak Rumah ke Sekolah Jalur Zonasi PPDB 2024 yang Dibuka Mulai Juni

27 menit lalu

Aturan Jarak Rumah ke Sekolah Jalur Zonasi PPDB 2024 yang Dibuka Mulai Juni

Aturan jarak dari rumah ke sekolah dalam jalur zonasi PPDB 2024.

Baca Selengkapnya

Seri Ponsel Vivo S19 Kantongi Sertifikasi di China, Ini Detail yang Terungkap

27 menit lalu

Seri Ponsel Vivo S19 Kantongi Sertifikasi di China, Ini Detail yang Terungkap

Sertifikasi Vivo S19 muncul di situs sertifikasi 3C yang mengonfirmasi dukungan pengisian cepat kabel 80W untuk kedua perangkat.

Baca Selengkapnya

BNPB: Banjir Wajo Renggut Satu Warga

29 menit lalu

BNPB: Banjir Wajo Renggut Satu Warga

Lebih dari 3.800 unit rumah terdampak banjir di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan.

Baca Selengkapnya

Mendagri Tito Keluhkan Mayoritas Inflasi Provinsi Lampaui Angka Nasional

44 menit lalu

Mendagri Tito Keluhkan Mayoritas Inflasi Provinsi Lampaui Angka Nasional

Menteri TIto Karnavian meminta kepala daerah memerhatikan inflasi di daerahnya masing-masing.

Baca Selengkapnya