TEMPO.CO, Jakarta - Tom Saptaatmaja, Alumnus Seminari St Vincent de Paul
Boleh percaya, boleh tidak. Ternyata, hingga kini, masih ada yang memberikan fatwa bahwa bagi umat kristiani dari aliran tertentu,turut merayakan Imlek adalah haram, bahkan menghasilkan dosa. Anehnya, terkadang fatwa ini justru berasal dari segelintir etnis Tionghoa sendiri. Mungkin mereka memiliki kepribadian ganda atau terpecah (split personality) ala Dr Jekyl & Mr Hyde.
Silakan berpandangan seperti itu, meski pandangan demikian jelas mencerminkan adanya kemiskinan wawasan multikultural. Pasalnya, semulaImlek hanyalah sistem kalender atau tarikh Cina kuno yang bersifat sekuler.
Imlek memangbukan hari raya keagamaan, seperti halnya Idul Fitri, Natal, dan Waisak. Perayaan Imleksudah ada sebelum lahirnya agama-agama besar dunia. Sistem kalender Imlek sudah ada 30 hingga 27 abad sebelum Masehi. Mengingat kemudian di Cina banyak penganut Taoisme, Buddha, dan Konghucu, Imlek akhirnya juga bermuatan agama. Bagi mereka, perayaan Imlek meliputi sembahyang Imlek di kelenteng, sembahyang kepada Sang Pencipta, dan perayaan Cap Go Meh. Sembayang tersebut dilakukan sebagai wujud syukur dan doa serta harapan agar mendapat rezeki lebih banyak.
Adapun etnis Tionghoa yang beragama Kristen atau Islam di negeri ini tentu saja tidak bersembahyang di kelenteng. Paling-paling mereka makan malam bersama pada malam tahun baru. Hidangan wajibnya adalah ikan. Sebab, ada pepatah berbunyi "nian nian you yu", yang berarti "setiap tahun ada sisa (kelebihan rezeki)".
Setelah makan, kepala keluarga memasang petasan. Kemudian, pintu utama rumah ditutup dan disegel dengan kertas merah. Tujuannya, agar hawa dingin-karena saat itu musim dingin-tidak masuk rumah. Kertas merah sebagai lambang uang merupakan alat untuk menjaga kesejahteraan keluarga.
Jadi, Imlek sebenarnya semacam pesta atau reuni bagi setiap keluarga Tionghoa. Dalam tradisi Tionghoa yang sudah berumur 4.000 tahun, jia atau keluarga memiliki tempat utama. Anggota keluarga bukan hanya kakek, nenek, ayah, ibu, dan anak, tapi juga para leluhur yang telah meninggal dan generasi yang akan datang. Dari keluarga ini, kemudian muncul konsep xiao (sering juga diucapkan hao), yaitu bakti anak kepada orang tuanya.
Karena tempat keluarga begitu sentral, negara juga sangat bergantung pada keluarga. Konfusius pernah menulis, "Jika ada kebenaran dalam hati, akan ada keindahan dalam watak. Jika ada keindahan dalam watak, akan ada keserasian dalam rumah tangga. Jika ada keserasian dalam rumah tangga, akan ada ketertiban dalam bangsa. Jika ada ketertiban dalam bangsa, akan ada perdamaian di dunia".
Jadi, jika orang mau melihat pesan atau filosofi positif di balik Imlek, jelastidak perlu ada pengharaman.Soal pernak-pernik, yang mungkin tidak sesuai dengan keyakinan atau agama yang dianut, hanyalah sesuatu yang ditempelkan dan boleh diabaikan. Namun, jika kita mau jujur, ada sesuatu yang bisa kita apresiasi dari tradisi Imlek, setidaknya dari perspektif kebudayaan. Dengan demikian, Imlek halal-halal saja dirayakan. Gong xi fa cai 2566.
Berita terkait
Kilas Balik 23 Tahun Lalu Presiden Gus Dur Tetapkan Hari Raya Imlek Sebagai Hari Libur
23 hari lalu
Keputusan 23 tahun lalu ini merupakan sebuah keputusan revolusioner Gus Dur mengingat di Orde Baru, perayaan Imlek di tempat-tempat umum dilarang.
Baca SelengkapnyaMasuki Hari Raya Imlek, Potensi Hujan Sedang hingga Ekstrem Hadir di Pantura Dinihari
10 Februari 2024
Hari Raya Imlek dipahami selalu identik dengan hujan di pagi hari. Bagaimana menurut BMKG dan BRIN?
Baca Selengkapnya5 Resep Kue Mangkok untuk Imlek yang Enak dan Mekar
9 Februari 2024
Menjelang perayaan Imlek, sudahkah Anda menyiapkan kue mangkok? Jika belum, berikut resep kue mangkok yang enak dan mekar sempurna.
Baca SelengkapnyaTips Tetap Sehat saat Merayakan Imlek
8 Februari 2024
Perayaan Tahun Baru Imlek juga identik dengan makanan manis dan hidangan khas yang lezat. Berikut saran dokter agar kesehatan tetap terjaga.
Baca SelengkapnyaPrediksi Cuaca BMKG Hari-hari Menuju Imlek 2024
31 Januari 2024
Mendekati Tahun Baru Imlek pada 10 Februari 2024, BMKG memberikan prediksi cuaca di Indonesia yang dominan hujan.
Baca SelengkapnyaSambut Imlek 2024 Menjadi Tahun Naga Kayu, Berikut Makna dan Sejarahnya
30 Januari 2024
Naga dalam Naga Kayu merupakan simbol kekuatan, kehormatan dan kekuasaan di kebudayaan Cina melalui astrologi shio dalam urutan ke-5.
Baca SelengkapnyaFood Destination, Agenda Kuliner Selama Setahun di Mal Ciputra
21 Januari 2024
Food Destination Mal Ciputra mengetengahkan empat tema berbeda hingga 2025.
Baca SelengkapnyaFestival Cap Go Meh 5 Februari, Berikut 5 Tradisi Perayaannya
31 Januari 2023
Pada perayaan Cap Go Meh, orang biasanya makan bola nasi yang disebut tangyuan, menonton barongsai, dan menyalakan kembang api.
Baca SelengkapnyaBamsoet Dorong Persatuan dalam Keberagaman
24 Januari 2023
Pengakuan negara terhadap tahun baru Imlek tidak lepas dari jasa Presiden Republik Indonesia
Baca SelengkapnyaJasa Marga: Hari Raya Imlek, Volume Kendaraan Naik 19,76 Persen
23 Januari 2023
PT Jasa Marga menyebut volume kendaraan di jalan tol naik sebesar 19,76 saat Hari Raya Imlek.
Baca Selengkapnya