Dalam Kepungan Narkotik

Penulis

Rabu, 7 Januari 2015 23:43 WIB

Perang terhadap mafia narkotik amat sering digaungkan, tapi hasilnya masih jauh dari harapan. Meski sudah banyak bandar yang dijebloskan ke bui, peredaran barang haram ini malah makin merajalela. Aparat keamanan dan Badan Narkotika Nasional (BNN) seperti kewalahan menghadapi para bandit candu.

Berita-berita seperti penggerebekan penyelundup sabu-sabu sebanyak 800 kilogram, penangkapan musikus Fariz Rustam Munaf, penangkapan dua polisi Indonesia di Malaysia, serta terjeratnya profesor Universitas Hasanuddin menjadi "sarapan" kita hampir saban pekan. Indonesia menjadi surga peredaran narkotik. Saat ini ada empat juta orang pengguna narkotik.

Di mata khalayak, penggerebekan yang dilakukan aparat sering kali terkesan seperti sebuah formalitas belaka. Mereka cuma sibuk menangkapi para pengedar kelas teri atau pengguna biasa seperti Fariz, namun membiarkan para godfather narkotik melenggang. Fariz dicokok polisi di kediamannya, dan saat itu ia sedang sendirian. Polisi menjerat Fariz lantaran pemilikan ganja, heroin, dan penguasaan narkotik.

Dapat dipahami jika polisi mengincar Fariz, mengingat dia merupakan tokoh publik yang perilakunya bisa saja mempengaruhi para penggemar. Apalagi, pada 2007, dia juga sudah pernah tertangkap karena narkotik. Tapi seyogianya aparat tetap membuka kemungkinan mengesampingkan pendekatan pidana jika memang terbukti dia hanya pengguna. Pasal 128 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika menyebutkan, pecandu narkotik yang telah cukup umur dan tengah menjalani rehabilitasi medis di rumah sakit dan/atau lembaga rehabilitasi medis yang ditunjuk pemerintah tidak dituntut pidana.

Memenjarakan para pengguna narkoba bukanlah pilihan terbaik karena, di hotel prodeo, justru kian terbuka pergaulan para korban itu dengan produsen dan pengedar yang ada di sana. Merehabilitasi korban merupakan salah satu cara memutus mata rantai pasar obat-obatan terkutuk itu.

Advertising
Advertising

Dari sekian banyak kabar penggerebekan kelas teri itu, untunglah terbetik kabar pembongkaran sindikat sabu internasional oleh BNN. Lembaga ini menangkap Wong Ching Ping, penyelundup 800 kilogram sabu-sabu lewat Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.

Seharusnya kepolisian dan BNN memperkuat kerja sama dan memprioritaskan penangkapan penjahat kelas berat seperti Wong Ching Ping, yang diincar oleh tujuh negara. Lawan yang mereka hadapi itu merupakan mafia internasional yang punya seribu akal bulus untuk memasukkan narkotik lewat "pelabuhan-pelabuhan tikus" di pesisir Sumatera dan Kalimantan. Para bandar tersebut juga menancapkan "kukunya" di kalangan aparat.

Sangat disayangkan, aparat keamanan seolah tak punya masterplan untuk menutup jalur itu. Kekurangan tenaga dan peralatan menjadi dalih mereka. Padahal, untuk jangka pendek, mereka bisa bekerja sama dengan TNI Angkatan Laut. Yang dibutuhkan untuk menumpas habis narkotik hanyalah komitmen pemerintah dan seluruh aparat keamanan, termasuk TNI. Bila pemerintah serius memerangi sindikat narkotik, semestinya mereka memperkuat armada penjaga laut, membersihkan aparat yang terlibat.

Berita terkait

Ini Alasan Israel dan Sekutunya Takut pada ICC

48 detik lalu

Ini Alasan Israel dan Sekutunya Takut pada ICC

ICC dapat mengakhiri impunitas selama puluhan tahun dengan mendakwa para pejabat tinggi keamanan Israel atas perang di Gaza.

Baca Selengkapnya

Hammersonic Festival 2024 Siap Guncang Jakarta, Angkat Tema The Majestic Fellowship

1 menit lalu

Hammersonic Festival 2024 Siap Guncang Jakarta, Angkat Tema The Majestic Fellowship

Hammersonic Festival 2024 siap digelar di Pantai Carnaval, Ancol pada 4-5 Mei dengan menampilkan band metal dan rock internasional maupun lokal.

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Gregoria Mariska Tunjung Kalahkan Ratchanok Intanon, Indonesia vs Thailand 1-0

11 menit lalu

Hasil Piala Uber 2024: Gregoria Mariska Tunjung Kalahkan Ratchanok Intanon, Indonesia vs Thailand 1-0

Gregoria Mariska Tunjung menyumbang poin pertama untuk Indonesia saat menghadapi Thailand di Piala Uber 2024 usai mengalahkan Ratchanok Intanon.

Baca Selengkapnya

BNPB: Pemerintah Terus Upayakan Evakuasi 9.000 Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang

16 menit lalu

BNPB: Pemerintah Terus Upayakan Evakuasi 9.000 Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang

Pemerintah akan mengambil langkah permanen untuk memindahkan permukiman warga, khususnya di Pulau Ruang, pulau utama di kaki Gunung Ruang.

Baca Selengkapnya

Hardiknas 2024, JPPI Beberkan 8 Tantangan Program Merdeka Belajar

24 menit lalu

Hardiknas 2024, JPPI Beberkan 8 Tantangan Program Merdeka Belajar

Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) mendorong evaluasi program Merdeka Belajar dalam peringatan Hardiknas 2024.

Baca Selengkapnya

AS Akui Salah, Serangan Drone di Suriah Bukan Bunuh Pemimpin Al Qaeda Tapi Petani

24 menit lalu

AS Akui Salah, Serangan Drone di Suriah Bukan Bunuh Pemimpin Al Qaeda Tapi Petani

Amerika Serikat mengakui salah telah membunuh warga sipil saat menargetkan pemimpin Al Qaeda di Suriah dalam serangan drone.

Baca Selengkapnya

Kemensos Lakukan Asesmen Biopsikososial Terhadap 284 ODGJ

26 menit lalu

Kemensos Lakukan Asesmen Biopsikososial Terhadap 284 ODGJ

Menteri Sosial (Mensos), Tri Rismaharini, melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Sumba Timur, untuk memastikan penanganan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ)

Baca Selengkapnya

Kondisi Paniai Usai TPNPB-OPM Serang Patroli TNI, Kapolres: Relatif Aman

36 menit lalu

Kondisi Paniai Usai TPNPB-OPM Serang Patroli TNI, Kapolres: Relatif Aman

Kapolres Paniai mengatakan, warga kampung Bibida yang sempat mengungsi saat baku tembak OPM dan TNI, sudah pulang ke rumah.

Baca Selengkapnya

Berperan Sebagai Anggota Boy Band, Nicholas Galitzine Terinpirasi BTS hingga Backstreet Boys

40 menit lalu

Berperan Sebagai Anggota Boy Band, Nicholas Galitzine Terinpirasi BTS hingga Backstreet Boys

Bagi Nicholas Galitzine tantangan dalam film The Idea of You adalah saat harus tampil di atas panggung

Baca Selengkapnya

Penerima LPDP Bisa Bawa Keluarga di Negara Tujuan

43 menit lalu

Penerima LPDP Bisa Bawa Keluarga di Negara Tujuan

Sebelumnya penerima beasiswa LPDP baru bisa membawa keluarga pada tahun ke dua.

Baca Selengkapnya