Agar Tim SAR Lebih Mandiri

Penulis

Selasa, 13 Januari 2015 21:57 WIB

Sulit membayangkan Badan SAR Nasional yang sekarang bekerja keras mencari korban jatuhnya pesawat AirAsia PK-AXC QZ8501 ternyata harus bergerak dengan anggaran sangat minim. Pada 2013, DPR hanya meloloskan anggaran Basarnas Rp 1,3 triliun.

Minimnya anggaran itu pulalah yang mungkin menjelaskan mengapa tim Basarnas perlu waktu hingga 3 hari untuk menemukan lokasi jatuhnya pesawat AirAsia. Peralatan mereka sangat terbatas. Tidak ada, misalnya, kapal selam pencari, baik yang berawak maupun tak berawak. Padahal, perangkat itu terbukti sangat vital saat operasi pencarian korban AirAsia.

Beruntung, karena medan pencarian bukan laut dalam, reruntuhan pesawat bisa segera ditemukan. Koordinasi operasi evakuasi jenazah penumpang dengan gabungan tim pencari dari dalam dan luar negeri pun bisa dilakukan Basarnas dengan bagus. Hasilnya, 48 jenazah berhasil dievakuasi, ekor pesawat bisa diangkat, dan kedua kotak hitam ditemukan.

Basarnas patut dihargai untuk kesuksesan koordinasi operasi yang tergolong masif ini. Namun keberhasilan ini seharusnya menjadi momentum untuk memberi perhatian lebih serius pada mereka. Tugas Basarnas sangat berat. Dengan tingkat kejadian bencana di Indonesia yang sangat tinggi-lebih dari 280 bencana setiap tahun, belum termasuk kecelakaan transportasi, seperti jatuhnya pesawat AirAsia-menuntut Basarnas bekerja optimal tanpa anggaran memadai jelas tidak adil.

Dengan anggaran cuma Rp 1,3 triliun setahun, bahkan untuk biaya operasi rutin, jumlah itu pasti tak akan cukup. Ditambah kebutuhan pelatihan tenaga, pembelian peralatan, dan cadangan logistik, Basarnas diperkirakan memerlukan paling sedikit Rp 3 triliun setahun. Itu pun mesti dihemat karena jumlah tersebut tak cukup untuk membeli perlengkapan modern. Misalnya, kebutuhan mendesak memiliki kapal badan lebar untuk menghadapi gelombang setinggi 3 meter.

Advertising
Advertising

Sudah seharusnya pemerintah mengajukan tambahan anggaran untuk Basarnas dalam RAPBN Perubahan 2015 nanti. Dalam pertemuan dengan tim Basarnas, pekan lalu, Komisi V DPR telah berjanji akan menyetujui penambahan anggaran. Harapan kita adalah pemerintah segera menyiapkan usulan kenaikan anggaran itu. Apalagi, waktu yang tersisa untuk tenggat pembahasan Anggaran Perubahan 2015 sudah dekat.

Yang juga harus diprioritaskan pemerintah adalah segera menerbitkan peraturan pelaksanaan Undang-Undang Nomor 29/2014 tentang Pencarian dan Pertolongan. Undang-undang yang baru disahkan pada September lalu itu dengan tegas menempatkan badan pencari dan pertolongan sebagai pusat komando operasi penyelamatan.

Tanpa bekal peraturan pelaksanaan, badan pencari tak memiliki kekuatan hukum yang cukup untuk memerintahkan kerja sama operasi atau peminjaman alat dan personel penyelamatan ke instansi lain. Mereka akan bergantung pada "kebaikan hati" instansi lain. Inilah yang harus dicegah. Badan ini semestinya bisa leluasa menjalankan operasi-operasinya tanpa bergantung pada "keikhlasan" lembaga lain.

Berita terkait

Mengenal Gejala Infeksi yang Sebabkan Paus Fransiskus Hidup dengan Satu Paru-paru

1 menit lalu

Mengenal Gejala Infeksi yang Sebabkan Paus Fransiskus Hidup dengan Satu Paru-paru

Paus Fransiskus yang berkunjung ke Indonesia ternyata hanya memiliki satu paru-paru saja akibat mengalami infeksi paru-paru. Inilah gejalanya.

Baca Selengkapnya

Korban Penembakan di Tangerang Meninggal, Polisi Buru Para Pelaku

1 menit lalu

Korban Penembakan di Tangerang Meninggal, Polisi Buru Para Pelaku

Korban penembakan kawanan pencuri sepeda motor di Balaraja, Tangerang, meninggal setelah kritis dan dioperasi.

Baca Selengkapnya

MAN IC Tanah Laut dan Universitas Binus Juara Samsung Innovation Campus Batch 5

2 menit lalu

MAN IC Tanah Laut dan Universitas Binus Juara Samsung Innovation Campus Batch 5

SIC Batch 5 2023/2024 menjadi bukti komitmen Samsung dalam menciptakan generasi unggul yang mampu memimpin transformasi digital nasional dan global.

Baca Selengkapnya

Serba-serbi Dugaan Gratifikasi Bobby Nasution dan Kahiyang Ayu

10 menit lalu

Serba-serbi Dugaan Gratifikasi Bobby Nasution dan Kahiyang Ayu

Bobby Nasution tidak menjelaskan secara detail apakah jet pribadi yang dinaikinya sesuai dengan foto yang beredar. Soal gratifikasi?

Baca Selengkapnya

Ide Awal Tim Mahasiswa UGM Manfaatkan Limbah Tulang Hewan untuk Filtrasi Air Limbah dan Irigasi Sawah

17 menit lalu

Ide Awal Tim Mahasiswa UGM Manfaatkan Limbah Tulang Hewan untuk Filtrasi Air Limbah dan Irigasi Sawah

Tim mahasiswa UGM menciptakan inovasi dengan memanfaatkan limbah gigi dan tulang hewan sebagai filter air limbah yang diolah menjadi air irigasi sawah

Baca Selengkapnya

20 Tahun Pembunuhan Munir, Kronologi Kematian Aktivis HAM Akibat Racun Arsenik di Pesawat

30 menit lalu

20 Tahun Pembunuhan Munir, Kronologi Kematian Aktivis HAM Akibat Racun Arsenik di Pesawat

20 tahun sudah kematian Munir tidak kunjung menemukan titik terang mengungkap siapa dalang pembunuhan Munir sesungguhnya.

Baca Selengkapnya

5 Drakor Dibintangi Son Na Eun Selain Romance in the House

31 menit lalu

5 Drakor Dibintangi Son Na Eun Selain Romance in the House

Aktris berbakat Korea, Son Nae Eun beradu akting dengan Choi Minho dalam drama Korea terbaru bertajuk Romance in the House.

Baca Selengkapnya

Pendukung Gibran Rakabuming Laporkan Rocky Gerung, Polisi Belum Menemukan Adanya Pidana

31 menit lalu

Pendukung Gibran Rakabuming Laporkan Rocky Gerung, Polisi Belum Menemukan Adanya Pidana

Pendukung Gibran menuduh Rocky Gerung dalam sebuah acara di televisi telah menyebarkan berita bohong tentang Wali Kota Solo.

Baca Selengkapnya

Dosen Hukum Pidana UGM Sanggah Nurul Ghufron yang Sebut Kaesang Tak Wajib Laporkan Terima Gratifikasi

46 menit lalu

Dosen Hukum Pidana UGM Sanggah Nurul Ghufron yang Sebut Kaesang Tak Wajib Laporkan Terima Gratifikasi

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron menyebut Kaesang tidak perlu melaporkan gratifikasi. Dosen Hukum Pidana UGM bilang tidak boleh dibebaskan kasusnya.

Baca Selengkapnya

Misa di Papua Nugini, Paus Fransiskus: Tuhan Menyentuh Orang hingga Ujung Dunia

54 menit lalu

Misa di Papua Nugini, Paus Fransiskus: Tuhan Menyentuh Orang hingga Ujung Dunia

Misa yang dipimpin oleh Paus Fransiskus di John Guise Stadium dihadiri sekitar 35 ribu umat.

Baca Selengkapnya