Bebas Anggaran Fiktif

Penulis

Selasa, 20 Januari 2015 22:19 WIB

Keputusan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menghapus pos-pos anggaran dalam Rancangan APBD 2015 yang berpotensi merugikan negara patut didukung. Jumlah anggaran yang diduga fiktif itu sangat besar, yakni Rp 8,8 triliun.

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Peraturan DPRD tentang Tata Tertib DPRD memang disebutkan hak anggota Dewan untuk memberikan saran dan masukan kepada pemerintah daerah. Hak itu diwujudkan dalam apa yang disebut Pokok Pikiran.

Pokok Pikiran inilah yang sering disalahgunakan. Anggota Dewan memasukkan program yang seolah-olah merupakan masukan dari konstituennya. Padahal, kerap diketahui bahwa mereka sesungguhnya hanya mencatut aspirasi para pendukungnya.

Pola seperti ini sudah diketahui sejak 2013 ketika pasangan Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama mulai memimpin DKI Jakarta. Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan DKI Jakarta pernah menemukan kegiatan fiktif di Dinas Pekerjaan Umum tahun lalu senilai Rp 3,5 triliun dan Rp 33,4 miliar di Dinas Kesehatan.

Pengajuan anggaran ini juga melalui jalan tak patut. Anggaran itu disebut merupakan titipan dari DPRD. Anehnya, ketika ditelusuri, tak ada satu pun anggota DPRD yang mengaku mengirim surat berisi anggaran titipan tersebut. Makanya, Gubernur Basuki menyebutnya anggaran siluman.

Advertising
Advertising

Anggaran yang diduga bodong itu sekarang mudah terendus karena, mulai tahun ini, pemerintah DKI Jakarta menerapkan e-budgeting. Pelaksanaan e-budgeting mensyaratkan setiap kegiatan dan pos anggarannya tercatat secara kronologis, sehingga setiap program atau kegiatan mudah dilacak asal-usulnya.

Trik-trik meloloskan anggaran siluman ini harus dihentikan. Jakarta, yang memiliki nilai APBD terbesar di Indonesia-mencapai Rp 72 triliun pada 2014-sudah seharusnya menjadi contoh penerapan prinsip-prinsip pemerintahan yang baik (good governance). Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Otonomi Daerah, pemerintah daerah diwajibkan menerapkan asas transparansi dan akuntabilitas dalam penyusunan APBD.

Dalam konteks inilah, peran DPRD menjadi sangat penting. Dewan ikut membahas dan mengesahkan RAPBD. Karena itu, Gubernur dan Dewan mesti berada di barisan terdepan dalam menjaga prosesnya dan alokasinya harus tepat sasaran serta bebas dari korupsi.

Kasus ini menunjukkan bahwa Gubernur DKI Jakarta dan DPRD DKI Jakarta belum sejalan dan sepaham tentang akuntabilitas dan transparansi proses pembuatan anggaran dan implementasinya kelak. Masih terlihat ada upaya untuk menggerogoti anggaran dalam jumlah yang sangat besar.

Gubernur Basuki tak boleh hanya berhenti pada pencoretan anggaran yang diduga fiktif ini. Kasus-kasus yang sudah dibongkar harus sampai ke pengadilan. Untuk kasus yang sekarang, Gubernur harus menelusurinya agar terang-benderang siapa yang mengusulkan dan motifnya. Temuan ini akan sangat berguna di masa mendatang, sehingga keterbukaan seperti sekarang ini bisa berkesinambungan, siapa pun yang nanti menjadi orang nomor satu di DKI Jakarta.

Berita terkait

Palestina: Tidak Ada Guna Membahas Gaza di PBB

59 menit lalu

Palestina: Tidak Ada Guna Membahas Gaza di PBB

Dubes Palestina untuk Austria menilai upaya membahas Gaza pada forum PBB tidak akan berdampak pada kebijakan AS dan Eropa yang mendanai genosida.

Baca Selengkapnya

Jepang Juara Piala Asia U-23 2024 Usai Kalahkan Uzbekistan 1-0

1 jam lalu

Jepang Juara Piala Asia U-23 2024 Usai Kalahkan Uzbekistan 1-0

Timnas U-23 Jepang keluar sebagai juara Piala Asia U-23 2024 setelah mengalahkan Uzbekistan pada partai final. Rekor sempurna Uzbekistan runtuh.

Baca Selengkapnya

Hikayat Deep Blue, Super Komputer IBM Pernah Lawan Grandmaster Garry Kasparov: Sebuah Tonggak AI

3 jam lalu

Hikayat Deep Blue, Super Komputer IBM Pernah Lawan Grandmaster Garry Kasparov: Sebuah Tonggak AI

Grandmaster Garry Kasparov menjajal bertanding main catur dengan super komputer IBM, Deep Blue, pada 3 Mei 1997.

Baca Selengkapnya

Borussia Dortmund dan Marco Reus Sepakat Berpisah Akhir Musim Ini

3 jam lalu

Borussia Dortmund dan Marco Reus Sepakat Berpisah Akhir Musim Ini

Borussia Dortmund telah mengumumkan bahwa Marco Reus akan meninggalkan klub akhir musim ini dan berstatus bebas transfer.

Baca Selengkapnya

Wakil Ketua DPRA Sebut Prabowo Bakal Kembalikan Dana Otsus Aceh 2 Persen

3 jam lalu

Wakil Ketua DPRA Sebut Prabowo Bakal Kembalikan Dana Otsus Aceh 2 Persen

Wakil Ketua DPRA Safarudin mengatakan meski suara Prabowo di Pilpres 2024 kalah di Aceh, namun dia berkomitmen kembalikan dana otsus 2 persen.

Baca Selengkapnya

Nasdem, PKS, dan Perindo Jajaki Koalisi pada Pilkada 2024 di Sulsel

3 jam lalu

Nasdem, PKS, dan Perindo Jajaki Koalisi pada Pilkada 2024 di Sulsel

Nasdem Sulsel menyatakan komunikasi politik tetap terbuka dengan partai lain guna menghadapi Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Mampir ke Jakarta Tzuyu TWICE Bagi Makna Kecantikan hingga Pose di Jalur Evakuasi

3 jam lalu

Mampir ke Jakarta Tzuyu TWICE Bagi Makna Kecantikan hingga Pose di Jalur Evakuasi

Tzuyu membagikan beberapa momen saat di Jakarta

Baca Selengkapnya

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

3 jam lalu

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

Suhu panas yang dirasakan belakangan ini menegaskan tren kenaikan suhu udara yang telah terjadi di Indonesia. Begini data dari BMKG

Baca Selengkapnya

Piala Thomas 2024: Kunci Chou Tien Chen Kalahkan Viktor Axelsen dan Bawa Taiwan ke Semifinal

3 jam lalu

Piala Thomas 2024: Kunci Chou Tien Chen Kalahkan Viktor Axelsen dan Bawa Taiwan ke Semifinal

Taiwan akan menjadi lawan Indonesia pada babak semifinal Piala Thomas 2024. Chou Tien Chen mengalahkan Viktor Axelsen.

Baca Selengkapnya

Kelompok yang Rentan terhadap Cuaca Panas Berikut Dampaknya

3 jam lalu

Kelompok yang Rentan terhadap Cuaca Panas Berikut Dampaknya

Cuaca panas dapat berdampak lebih serius pada kesehatan orang-orang yang rentan, seperti lansia, ibu hamil, dan anak-anak karena dehidrasi.

Baca Selengkapnya