Malam

Penulis

Senin, 19 Desember 2005 00:00 WIB

Kota ini seperti tak terbiasa juga dengan dingin, dengan malam, meskipun berabad-abad ia berdiri, setengah lelah. Gedung-gedung menanggungkan musim tak putus-putusnya, tapi juga di ujung Desember ini ada yang terasa mengkeret oleh cuaca; plasa, taman, boulevard, juga pasar yang tadi siang terhampar. Hujan menjatuhkan ujungnya yang tajam, kerap, dingin. Dari beberapa sudut, lampu jalanmasing-masing seperti bersendiriadalah cahaya yang kuyup. Angin mengaum. Kita mendengar derunya lewat di antara celah yang terbentuk oleh bangunan tinggi.

Tak ada orang di jalanan. Semakin larut malam, semakin tampak aspal dan semen bertambah datar. Mobil melintas satu-satu, seperti terpaksa. Trem, bahkan dengan derak roda di rel, jadi bagian dari sunyi yang tak dikehendaki.

Kota ini seperti tak terbiasa juga dengan malam Tapi benarkah? Tiap kota mengandung paras yang pura-pura. Tiap kota punya wajah yang hanya kita ingat ketika gelap, hujan, dingin, Desember, datang. Tiap kota adalah ruang scene dan ob-scene: ada yang dipertontonkan, ada yang disingkirkan seperti najis. Gelandangan yang merapat ke pojok-pojok. Para penjaga malam yang merasa sial. Pelacur yang terhalau. Bajingan yang selamanya siap. Di sebelah lain dari poster iklan Gucci yang dipasang di halte-halte, mungkin ada anak kecil penjual korek api dari cerita Andersen, seorang bocah lapar yang mencoba melawan beku, di sebuah hari Natal, dengan menyalakan batang-batang geretan satu demi satu, sampai habis. Kita tahu ia akan mati, tak tampak.

Yang tak tampak selalu hendak dikalahkan oleh yang tampak. Pada tahun 1746, di Prancis lampu-lampu mulai dipasang, dan seseorang menulis dengan gegap-gempita bagaikan statemen seorang penakluk: "Kekuasaan malam akhirnya selesai". Tapi bahkan sampai tahun 1760 seorang pejabat Kota Paris masih menggerutu tentang perilaku "perempuan yang bejat, serdadu, pengemis, dan maling"yakni mereka yang tetap merayap di kedai-kedai minum, atau lebih tepat: mereka yang bukan kelas yang terpandang yang tak hendak tinggal di rumah bila malam datang, dan sebab itu tak patut, dan sebab itu serong.

Tapi apakah peran malam, sebenarnya? Seorang yang menulis sejarah malam, atau malam dalam sejarah, Roger Ekirch, menggambarkan bagaimana malam "mewujudkan sebuah kebudayaan yang berbeda, dengan adat-istiadat dan ritual tersendiri yang lain dari realitas sehari-hari pada waktu siang".

Advertising
Advertising

At Day's Close: Night in Times Past, yang ditulis Ekirch setelah penelitian selama 10 tahun, pada dasarnya adalah sebuah cerita tentang malam sebelum dan sesudah orang menemukan dan menggunakan cahaya buatan dalam ruang hidupnya. Khususnya di Eropa Barat dan Amerika (yang masa itu masih sebagai koloni Inggris), antara tahun 1500 dan pertengahan tahun 1700-an, ketika penerangan lampu untuk ruang-ruang khalayak baru mulai diperkenalkan.

Pada masa yang jauh sebelum Thomas Alva Edison itu, di musim panas orang pada berangkat tidur pukul 10 malam dan di musim dingin pukul 9. Tapi mereka masih melek sebenarnya. Ruang bisa luas bisa sempit, tapi yang menentukan adalah satu-satunya benda yang didapat dengan harga tinggi di kamar itu: ranjang. Seantero keluarga akan berbaring di sanabahkan mungkin pelayan dan tamudi atas matras yang disumpal jerami, tak bisa dan tak hendak ke mana-mana, karena yang ada hanya gelap. Untuk mempercepat kantuk: mereka minum, sampai teler. Orang Jerman menyebutnya Shlafdrincke.

Tapi malam juga bisa dipakai untuk melakukan hal-hal yang tak akan dapat diperbuat orang bila hari siang dan cahaya matahari membuka mata, dan yang tak tampak jadi tampak. Kejahatan. Percabulan. Pembalasan dendam. Mungkin itu sebabnya gelap dicoba dikalahkan terang, dan orang bicara "habis gelap terbitlah terang", seakan-akan gelap adalah sebuah kekurangan dari sebuah keadaan normalsementara gelap punya sejarah yang lebih tua, dan punya "kebudayaan"-nya sendiri.

Tapi apa yang oleh Henri Lefebvre disebut sebagai "serbuan yang intens visualisasi" memang telah lama terjadi dalam ruang hidup manusia. Seperti sudah disebutkan di atas, yang tak tampak selalu hendak dikalahkan oleh yang tampak. Ada yang menunjuk awal sejarahnya sejak Platoyakni sejarah kebudayaan oculocentric, yang seperti dalam kisahnya tentang manusia di gua yang terkenal itu, menaikkan derajat "tampak mata" hingga sama dengan "mengetahui". Yang visual akhirnya sama dengan yang kognitif.

Dalam peradaban yang berkisar pada prestasi okular itu (dari kata Latin oculus, yang berarti "mata"), pelbagai perubahan terjadi. Lampu ditemukan jauh sebelum Edison, dan cahaya dipasang sampai ke sudut-sudut jalan, seperti ketika pada tahun 1736, di London orang mendirikan hampir 5.000 lampu minyak di tempat untuk publik. Juga arsitektur rumah, gereja, keraton, diarahkan untuk menggapai dan menyadap matahari. Mambang harus diusir, peri tak diberi tempat, sepanjang mereka adalah bagian dari penghuni kegelapan. Manusia harus "mengetahui" dan itu artinya "melihat".

Kita tahu bahwa "melihat" belum tentu sama dengan "mengetahui". Kita tahu "gelap" belum tentu sama dengan "bodoh". Kita tahu bahwa malam tak hanya menghadirkan pelacur dan kuntilanak, rampok dan gendruwo, tapi juga rahasiasatu bagian dari hasrat kita yang menampik untuk 100 persen transparan, karena kita tahu ada batas yang tipis antara "diketahui" dan "dikuasai".

Juga kita tahu malam bisa memperlihatkan apa yang tak hendak diperlihatkan, dan kita tahu mengenal yang disisihkan adalah mengunjungi yang harus dikunjungi. Seperti satu sajak Robert Forst:

I have been one acquainted with the night.I have walked out in rainand back in rain.I have outwalked the furthest city light. I have looked down the saddest city lane.I have passed by the watchman on his beatAnd dropped my eyes, unwilling to explain.

Goenawan Mohamad

Berita terkait

Jadwal Indonesia vs Thailand di Perempat Final Piala Uber 2024 Hari Ini, Berikut Susunan Pemain yang Dimainkan

6 menit lalu

Jadwal Indonesia vs Thailand di Perempat Final Piala Uber 2024 Hari Ini, Berikut Susunan Pemain yang Dimainkan

Duel Gregoria Mariska Tunjung vs Ratchanok Intanon akan mengawali pertandingan Indonesia vs Thailand di perempat final Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

22 menit lalu

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

Sektor manufaktur tunjukan tren kinerja ekspansif seiring Ramadhan dan Idul Fitri 2024. Sementara itu, inflasi masih terkendali.

Baca Selengkapnya

Agenda Setelah Pelaksanaan UTBK SNBT 2024: Unduh Sertifikat Hingga Jadwal Seleksi Mandiri

22 menit lalu

Agenda Setelah Pelaksanaan UTBK SNBT 2024: Unduh Sertifikat Hingga Jadwal Seleksi Mandiri

Pelaksanaan UTBK SNBT 2024 tengah berlangsung hingga akhir bulan Mei. Setelahnya, peserta yang lolos bisa mengunduh sertifikat. Apa setelah itu?

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Aksi Mahasiswa UGM Tuntut Transparansi, IPK 4,00 Hahasiswa Kedokteran Universitas Jember, 5 Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia

22 menit lalu

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Aksi Mahasiswa UGM Tuntut Transparansi, IPK 4,00 Hahasiswa Kedokteran Universitas Jember, 5 Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia

Topik tentang mahasiswa UGM menggelar aksi menuntut tranparansi biaya pendidikan menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Pria Sobek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai, BTN Didemo karena Uang Nasabah Hilang

26 menit lalu

Terpopuler: Pria Sobek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai, BTN Didemo karena Uang Nasabah Hilang

Terpopuler bisnis: Pria menyobek tas Hermes di depan petugas Bea Cukai karena karena diminta bayar Rp 26 juta, BTN didemo nasabah.

Baca Selengkapnya

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

32 menit lalu

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

Gedung Putih menyarankan agar Rusia dijatuhi lagi sanksi karena diduga telah secara diam-diam mengirim minyak olahan ke Korea Utara

Baca Selengkapnya

KPU Jakarta Buka Pendaftaran PPS Pilkada 2024, Berikut Jadwal dan Syaratnya

32 menit lalu

KPU Jakarta Buka Pendaftaran PPS Pilkada 2024, Berikut Jadwal dan Syaratnya

KPU kabupaten/kota Sejakarta resmi membuka pendaftaran bagi petugas Panitia Pemungutan Suara alias PPS pada Kamis, 2 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Ini Aturan Mengenai Kewarganegaraan Ganda di Indonesia Hingga Kasus yang Pernah Terjadi

41 menit lalu

Ini Aturan Mengenai Kewarganegaraan Ganda di Indonesia Hingga Kasus yang Pernah Terjadi

Pernyataan Menteri Koordinator Marves Luhut Pandjaitan soal pemberian kewarganegaraan ganda bagi diaspora disorot media asing. Bagaimana aturannya?

Baca Selengkapnya

Top 3 Hukum: Warga Tolak Permintaan TPNPB-OPM Tinggalkan Intan Jaya, Kata Pakar Hukum Soal Modus Pinjol Ilegal Salah Transfer

45 menit lalu

Top 3 Hukum: Warga Tolak Permintaan TPNPB-OPM Tinggalkan Intan Jaya, Kata Pakar Hukum Soal Modus Pinjol Ilegal Salah Transfer

Kelompok bersenjata TPNPB-OPM menyerang Polsek Homeyo dan membakar gedung SD di Kampung Pogapa, Distrik Homeyo, Intan Jaya.

Baca Selengkapnya

9 Aktivitas Sederhana Untuk Jaga Kesehatan Saat Cuaca Panas Ekstrem

45 menit lalu

9 Aktivitas Sederhana Untuk Jaga Kesehatan Saat Cuaca Panas Ekstrem

Sejumlah hal sederhana berikut ini ternyata bisa menjaga kesehatan saat cuaca panas ekstrem.

Baca Selengkapnya