Ragu

Penulis

Senin, 16 Januari 2006 00:00 WIB

Sebuah komet melintasi langit malam Eropa yang dingin, dan orang pun gempar. Pada akhir tahun 1680 itu, penduduk yang saleh menyangka itulah peringatan Tuhan bahwa bencana akan datang.

Tapi di Rotterdam hidup seorang Prancis yang diduga tak begitu baik imannya: Pierre Bayle. Ia tak gentar. Ia menulis Pensees diverses sur la comete, ("Aneka pikiran tentang komet"). Komet, kata Bayle, melintasi angkasa menurut hukum yang tetap. "Tuhan bertindak berdasarkan hukum tertentu yang ditegakkan-Nya berdasarkan kemauan bebas-Nya."

Mungkin niatnya hendak mencerahkan pikirantapi mungkin juga ada kemarahan tersembunyi kepada agama. Bayle baru saja menyelamatkan diri dari Kota Sedan di timur laut Prancis. Seminari Protestan tempat ia mengajar filsafat di kota itu ditutup atas titah Raja Louis XIV. Bayle merasa, penganiayaan terhadap orang Protestan ("Huguenot") mulai berjangkit kembali di Prancis.

Setelah 30 tahun perang yang melelahkan antara orang Huguenot dan orang Katolik, semacam perdamaian sebenarnya dicoba. Pada tahun 1598 Raja Henri IV mengeluarkan Titah ("Edit") Nantes. Dalam maklumat itu orang Protestan diperkenankan mendirikan gereja di tempat-tempat tertentu dalam radius 8 kilometer dari Kota Paris. Tapi pada musim semi 1610, Raja Henri tewas dibunuh. Sejak itu titahnya mulai diabaikan. Di bawah Louis XIII beberapa kebebasan dicabut. Ketika Louis XIV menggantikannya, hidup tambah tak nyaman bagi kaum Protestan.

Bayle sendiri pernah jadi Katolikselama 17 bulan. Ayahnya, meskipun seorang pendeta Protestan, mengirim Pierre untuk belajar di sebuah kolese Jesuit di Kota Toulouse. Anak muda dari kota kecil di bawah Pegunungan Pyrenia ini jatuh cinta kepada para gurunya. Beralih ke iman yang baru, ia bahkan mencoba mengajak ayah dan adiknya berpindah agama. Ayahnya sabar, tapi tak bersedia. Pierre kemudian yang kembali jadi Huguenot.

Advertising
Advertising

Dengan kata lain, ia murtad, dan ia takut. Pada tahun 1670 ia meninggalkan Prancis dan belajar di sebuah kolese di Jenewa. Empat tahun kemudian ia kembali ke negeri kelahirannya dengan memakai nama lain, dan pada tahun 1675 ia mengajar di Sedan, sampai perguruan itu ditutup dan ia harus menyingkir lagi. Untung ia dapat pekerjaan di Rotterdam, mengajar sejarah dan filsafat di cole Illustre.

Di kota Protestan ini ia menghabiskan 14 jam sehari untuk menulis, menampik waktu senggang untuk bersenang-senang, memilih hidup lajang, sebab menganggap perkawinan seperti salib besar yang harus ditanggungkan. Ia hanya merasakan "nikmat dan istirahat" dalam ruang studi di antara buku dan naskah, tulisnya. Canem mihi et Musis"Aku menyanyi untuk diriku sendiri dan sumber ilhamku."

Bagi banyak orang lain, terutama para musuhnya, Pierre Bayle tak menyanyi, melainkan mengusik, dan apa yang ditulisnya jelas bukan untuk dirinya sendiri. Ketika ia menulis mengingatkan bahwa komet bukanlah tanda peringatan Tuhan, itu sebenarnya bagian dari pendiriannya: ia tak percaya mukjizat. Yang ia percayai hanya yang ditulis dalam Injilmeskipun ada yang mencatat bahwa ini harus dinyatakannya agar bukunya dapat dicetak di Belanda. Syahdan, orang mulai curiga: benarkah Bayle seorang yang beriman, seorang pengikut Calvin sejati?

Sampai hari ini kita tak tahu jawabnya. Sebagian besar karyanya ditulis dengan nama samaran. Yang diketahui pasti sebagai tulisannya adalah Dictionnaire historique et critique, sebuah karya 2.600 halaman, yang terbit pada tahun 1697. Ini bukan kamus, melainkan uraian dan telaah tentang tokoh, tempat, gagasan, mitologi, sejarah, sastra, dan lain-lain. Tak semua memang dibahas, terutama tentang ilmu dan seni. Susunannya agak kacau. Tapi yang menarik adalah komentarnya, yang dicetak dengan huruf lebih kecil, tapi yang bisa lebih panjang dari uraian pokoknya.

Salah satu yang menarik ialah uraiannya tentang pembantaian, perzinaan, dan khianat Raja Daud, yang begitu rupa hingga pembaca bisa bertanya kenapa tokoh macam ini harus dihormati orang Kristen. Terlebih lagi, ia menunjukkan keraguan tentang doktrin Trinitas. Dan dalam bab mengenai Adam, ada sederet pertanyaan yang mengusik: jika manusia diciptakan oleh yang mahakuasa, mahasuci, dan mahabaik, kenapa ia bisa terkena sakit, pedih, dan duka? Kenapa ia bisa berbuat begitu banyak kejahatan? Tidakkah hanya akan membawa orang ke atheisme, untuk menggambarkan Tuhan sebagai pakar hukum ("un Legislateur") yang melarang manusia berbuat jahat, tapi memungkinkannya demikian, dan kemudian menghukumnya selama-lamanya?

Tak urung, kaum beriman pun marah. Gereja Walloon di Rotterdam, tempat ia jadi bagian dari jemaat, memanggilnya. Dictionnaire-nya dianggap berisi "pernyataan dan pertanyaan tak senonoh". Bayle, yang agaknya tahu bagaimana merunduk untuk mengelak, mengaku salah. Edisi kedua Dictionnaire terbit pada tahun 1702, komentarnya tentang Raja Daud sudah diperlunak. Tapi iayang pernah diserang kalangan Calvinis sendiri dan dituntut untuk dipecat dari tempatnya mengajartahu, orang Protestan bisa sama tak tolerannya dengan orang Katolik. "Semoga Tuhan menjagai kita dari Inkuisisi Protestan," katanya suatu waktu.

Adakah ia orang yang lemah iman? Ia memang bisa membuat orang jadi ragu dan skeptis. Tapi pada saat yang sama ia juga suara yang menganjurkan perlunya kebebasan beragama bagi mereka yang bukan Kristen, khususnya Yahudi, muslim, dan lain-lainsuatu pandangan yang bahkan tak diterima oleh pemikir sezamannya di Inggris, John Locke (1632-1704), tokoh yang pandangannya bergema jauh sampai ke Deklarasi Hak Manusia pada tahun 1789.

Toleransi memang tak mudah bagi pengikut agama-agama yang merasa Tuhan ada dalam genggaman mereka. Tapi waktu mengubah banyak hal. Setelah Bayle meninggal terkena tuberkulosis pada akhir Desember 1706umurnya hanya 59 tahunpara mahasiswa antre untuk membaca karyanya di Perpustakaan Mazarin di Paris.

Goenawan Mohamad

Berita terkait

Ikuti 4 Turnamen Tur Asia, Sabar / Reza Targetkan Bisa Masuk 20 Besar Ranking BWF

4 menit lalu

Ikuti 4 Turnamen Tur Asia, Sabar / Reza Targetkan Bisa Masuk 20 Besar Ranking BWF

Sabar / Reza mengincar kenaikan ranking BWF hingga 20 besar lewat tur Asia. Mereka akan mengikuti kejuaraan di Thailand, Malaysia, dan Singapura.

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pakar Sebut Perlunya Kajian Kejadian TTS Akibat Vaksinasi

6 menit lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pakar Sebut Perlunya Kajian Kejadian TTS Akibat Vaksinasi

Pakar menyarankan agar vaksinasi tetap dijalankan namun dengan menggunakan jenis lain jika masyarakat ragu pada vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Pembangunan RS Muara Badak Siap Rampung Akhir Tahun

13 menit lalu

Pembangunan RS Muara Badak Siap Rampung Akhir Tahun

Progres pembangunan RS Muara Badak berjalan positif tanpa ada hambatan yang berarti.

Baca Selengkapnya

Proliga 2024: Palembang Bank SumselBabel Incar 2 Kemenangan Kandang Demi Jaga Peluang ke Final Four

14 menit lalu

Proliga 2024: Palembang Bank SumselBabel Incar 2 Kemenangan Kandang Demi Jaga Peluang ke Final Four

Tim tuan rumah Palembang Bank SumselBabel akan menjalani dua laga kandang pada seri ketiga putaran pertama Proliga 2024.

Baca Selengkapnya

BIN Ungkap Kemungkinan Sistem Keamanan IKN Pakai Kecerdasan Buatan

22 menit lalu

BIN Ungkap Kemungkinan Sistem Keamanan IKN Pakai Kecerdasan Buatan

BIN menyatakan siap membantu Otorita IKN untuk memperkuat sistem pertahanan dan keamanan di IKN Nusantara.

Baca Selengkapnya

Bahama Secara Resmi Akui Palestina Sebagai Negara

26 menit lalu

Bahama Secara Resmi Akui Palestina Sebagai Negara

Bahama secara resmi mengakui negara Palestina. Sebelumnya sejumlah negara melakukan hal serupa.

Baca Selengkapnya

Berkas Perkara Anak Penyuplai Senjata untuk TPNPB Diserahkan ke Kejaksaan

26 menit lalu

Berkas Perkara Anak Penyuplai Senjata untuk TPNPB Diserahkan ke Kejaksaan

Polres Nduga, Papua, melimpahkan berkas perkara Epson Nirigi, anggota TPNPB pimpinan Egianus Kogeya yang bertugas menyuplai senjata

Baca Selengkapnya

Jadwal dan Link Live Streaming Real Madrid vs Bayern Munchen di Liga Champions

34 menit lalu

Jadwal dan Link Live Streaming Real Madrid vs Bayern Munchen di Liga Champions

Real Madrid akan menghadapi Bayern Munchen pada leg kedua semifinal Liga Champions di Estadio Santiago Bernabeu pada Kamis dinihari, 8 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Kecam Pembubaran Mahasiswa Katolik Universitas Pamulang Saat Doa Rosario, TPKB Desak Pemerintah Jamin Kebebasan Beragama dan Beribadah

36 menit lalu

Kecam Pembubaran Mahasiswa Katolik Universitas Pamulang Saat Doa Rosario, TPKB Desak Pemerintah Jamin Kebebasan Beragama dan Beribadah

TPKB sebut pembubaran mahasiswa Katolik Universitas Pamulang itu menunjukkan minimnya penghormatan keberagaman, kebhinnekaan dan pluralisme.

Baca Selengkapnya

Pentingnya Kesiapan Jasmani sebelum Menunaikan Ibadah Haji dan Umrah

36 menit lalu

Pentingnya Kesiapan Jasmani sebelum Menunaikan Ibadah Haji dan Umrah

Jemaah diingatkan pentingnya penyiapan kondisi fisik sebelum berangkat ke Arab Saudi untuk menunaikan ibadah haji atau umrah.

Baca Selengkapnya