Masada

Penulis

Senin, 6 Mei 2002 00:00 WIB

Kamp Jenin tidak runtuh. Rumah-rumah hancur, orang mati, dan meskipun ternyata tak ada pembantaian massal di sana, kini segalanya adalah sebuah lubang besar hitam. Bukan, ia bukan sebuah liang lahat buat orang Palestina. Lubang hitam itu justru sesuatu yang mengarah ke Israel, dan menyedot apa yang selama ini melekat di wajahnya.

Dulu ia sebuah negeri dengan hikayat yang mengesankan tentang eksodus, seperti dikisahkan dalam novel Leon Uris, dulu ia sepetak bumi merdeka bagi para korban, sebuah tanah air bagi mereka yang terusir, sebuah rumah lama yang ditemukan kembali di wilayah Arab, setelah berabad-abad.

Hari ini potret-potret diri itu masuk di lubang hitam di Jenin.

Sejak 1967, apalagi setelah 2002, potret diri lain seharusnya muncul. Tony Judt di The New York Review of Books, 9 Mei 2002, menulis beberapa kualifikasi yang bisa disimpulkan seperti deretan fakta: kini Israel adalah sebuah kekuatan kolonial. Ia mengembangkan diri dengan menduduki wilayah luas yang bukan haknya. Ia mungkin negeri ke-4 terbesar di dunia dalam hal bangunan militernya. Si Daud telah menjadi Goliath, tapi belum sadar betul apa yang terjadi. "Orang-orang Israel sendiri buta terhadap ini," tulis Judt. "Di mata mereka, mereka tetap sebuah paguyuban kecil para korban yang mempertahankan diri dengan enggan dan tak berlebihan, melawan tantangan yang begitu besar."

Kamp Jenin tidak runtuh, tapi di sana ada sesuatu yang sebenarnya sudah tampak pada sosok yang hancur para pengebom bunuh-diri. Dua minggu pertempuran. Helikopter-helikopter Israel menembakkan misil antitank ke rumah-rumah. Tapi orang Palestina siap mati. "Kelompok pengebom bunuh-diri ini menolak untuk menyerah," kata Jenderal Yitzhak Eitan, mungkin jengkel. Sebab penghuni kamp itu melawan. Tiga belas tentara Israel tewas. Pertempuran terjadi dari pintu ke pintu di satu bagian dari wilayah berpenghuni 13 ribu jiwa itu.

Advertising
Advertising

Tidak, di Kamp Jenin tak terjadi pembantaian. Tak seperti diberitakan sebelumnya, tak ada ratusan orang dibunuh. Kadoura Mousa Kadoura, direktur Al-Fatah di Tepi Barat bagian utara, mengatakan 56 orang Palestina gugur. Tapi ada yang tak kalah buruk bagi Israel: Kadoura menyebut Jenin sebuah kemenangandan ia tak sepenuhnya salah. Seperti dikatakan oleh seorang perwira Israel, "Jenin adalah Masada orang Palestina."

Menyebut "Masada" buat Palestina, sang musuh, adalah memakai sebuah perumpamaan secara luar biasa. Sebab hampir 2.000 tahun yang lalu, di Masada, di gurun pasir di tenggara Yerusalem, ada teladan keberaniandan ia hanya datang dari orang Yahudi. Di tahun 73 Masehi, orang-orang Yahudi bertahan sampai orang terakhir gugur oleh serbuan pasukan Romawi, setelah dua tahun mereka dikepung. Kini puing-puing di pucuk gunung itu jadi pusaka nasional Israel. Maka, jika Jenin adalah "Masada Palestina", ber-artikah Israel yang berada dalam posisi imperium Romawi?

Jika demikian, sebuah potret-diri Israel yang baru pelan-pelan terbit, barangkali. Barangkali juga tidak. Apa pun yang terjadi, konflik adalah sebuah cermin. Ketika dua seteru saling menatap dan saling mengintai, apalagi dalam waktu yang lama, pihak "sini" melihat diri sendiri dengan memandang ke pihak "sana".

Kesalahan Israel adalah terlambat melihat dengan tepat. Amos Elon, salah satu dari sedikit orang Israel yang cermat pandangnya hari-hari ini, mengemukakan sebuah kenyataan yang umumnya luput dipandang: perang kemerdekaan Palestina telah di-"privat"-kan oleh para shahid. Para pengebom bunuh-diri telah mengubah pertempuran ke dalam sebuah medan yang nyaris mustahil dihadapi oleh sebuah negara dengan tentara besar. Israel harus menghadapi bukan organisasi teror satu atau dua biji. Israel kini juga harus menghadapi puluhan gerakan gerilya yang tak perlu koordinasi detik per detik, tak perlu pula menjaga jalan-jalan lari setelah menyerbu, sebab sukses seorang shahid adalah justru ketika ia tak kembali.

Dan itu juga berarti Israel menghadapi sebuah lawan yang mengalami evolusi dengan menakutkan. Dalam tulisan di The New York Review of Books, 23 Mei 2002, Elon membandingkan tahun 2002 dengan tahun 1967. Ketika Israel menang dan memasuki wilayah Arab di tahun 1967, tak ada perlawanan dari rakyat. Bahkan tampak penduduk mengelu-elukan dengan teriakan "shalom, shalom". Tapi 20 tahun kemudian, di tahun 1987, anak-anak muda melawan tentara pendudukan dengan batu, dan intifada pertama meletus. Hampir 20 tahun setelah itu, senjata batu dengan katapel berganti dengan senjata bom dibalutkan ke tubuh sendiri.

Yang terjadi bukan sekadar eskalasi. Yang terjadi adalah sebuah perlawanan yang menyebar ke samping tapi juga sekaligus merasuk ke dalam soal hidup-mati sendirisebuah gejala yang lebih meluas ketimbang para pengebom bunuh-diri pertama, yakni orang-orang Tamil di Asia Selatan. Ada yang total dalam perang Palestina, ketika sebuah hasrat menjadi ide, dan ide menyatu dengan badan, dan semuanya menyatu dengan sesuatu yang sakral dan sosial.

Dalam totalitas yang pedih itu, apa yang disebut kemenangan dan apa pula kekalahan memerlukan definisi lain. Dengan segala daya pukulnya, Israel ternyata tidak menang secara militer ataupun politik. Tapi juga Palestina tidak mengalahkannya. Israel akan tetap unggul di Timur Tengah, tetap didukung Amerika Serikat di dunia, tetap bisa beradu argumentapi semua itu tak relevan bagi sebuah lawan yang menang seraya hancur, yang hancur seraya meruntuhkan

Jenin luluh-lantak: sebuah lubang hitam, sebuah putus asa yang menelan hampir semua jalan keluar. Jalan keluar itu justru kini yang sangat dibutuhkan di Palestina, oleh siapa sajayakni jalan keluar dari neraka ke dalam dunia.

Goenawan Mohamad

Berita terkait

AHY Harap Penyelenggaraan World Water Forum Bisa Beri Solusi Pengelolaan Air Global

5 menit lalu

AHY Harap Penyelenggaraan World Water Forum Bisa Beri Solusi Pengelolaan Air Global

Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR/BPN) AHY penyelenggaraan World Water Forum (WWF) ke-10 di Bali bisa menciptakan solusi pengeloaan air global

Baca Selengkapnya

Gunung Ibu Kembali Erupsi, Warga di Tujuh Desa Dievakuasi

5 menit lalu

Gunung Ibu Kembali Erupsi, Warga di Tujuh Desa Dievakuasi

Warga yang tinggal di tujuh desa dievakuasi setelah Gunung Ibu dua kali meletus pada Sabtu, 18 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Jadwal Proliga 2024 Minggu 19 Mei: 3 Laga Terakhir Pekan Keempat, Posivo dan STIN BIN Beraksi Lagi

13 menit lalu

Jadwal Proliga 2024 Minggu 19 Mei: 3 Laga Terakhir Pekan Keempat, Posivo dan STIN BIN Beraksi Lagi

Jadwal Proliga 2024 akan kembali hadir pada Minggu, 19 Mei. Tiga laga terakhir pekan keempat akan berlangsung di Gresik.

Baca Selengkapnya

Nasdem Sebut Penambahan Kementerian Tak Lewat Perppu atau Putusan MK, Ini Alasannya

17 menit lalu

Nasdem Sebut Penambahan Kementerian Tak Lewat Perppu atau Putusan MK, Ini Alasannya

Nasdem menyatakan penambahan kementerian melalui revisi UU Kementerian Negara menciptakan partisipasi publik.

Baca Selengkapnya

Uni Eropa Menolak Media asal Rusia, Ketua Parlemen Berang

22 menit lalu

Uni Eropa Menolak Media asal Rusia, Ketua Parlemen Berang

Ketua parlemen Rusia mengecam Uni Eropa yang melarang distribusi empat media Rusia. Hal itu sama dengan menolak menerima sudut pandang alternatif

Baca Selengkapnya

Jadwal Final Thailand Open 2024 Hari Ini, Ana / Tiwi Hadapi Wakil Tuan Rumah Unggulan Pertama

27 menit lalu

Jadwal Final Thailand Open 2024 Hari Ini, Ana / Tiwi Hadapi Wakil Tuan Rumah Unggulan Pertama

Pertandingan Ana / Tiwi akan menghadapi Jongkolphan Kititharakul / Rawinda Prajonjai di final Thailand Open 2024 akan dimainkan di partai keempat.

Baca Selengkapnya

1.500 Orang Badui Jalani Ritual Seba di Serang

38 menit lalu

1.500 Orang Badui Jalani Ritual Seba di Serang

Ritual Seba merupakan tradisi masyarakat adat Suku Badui, sebagai wujud rasa syukur atas hasil panen yang berlimpah.

Baca Selengkapnya

Oleksandr Usyk Peluk Istri usai Kalahkan Tyson Fury dan Menjadi Juara Sejati Tinju Kelas Berat, Simak yang Dia Katakan

43 menit lalu

Oleksandr Usyk Peluk Istri usai Kalahkan Tyson Fury dan Menjadi Juara Sejati Tinju Kelas Berat, Simak yang Dia Katakan

Petinju Ukraina Oleksandr Usyk menjadi juara sejati atau tak terbantahkan tinju dunia di kelas berat dengan mengalahkan Tyson Fury.

Baca Selengkapnya

Pembukaan World Water Forum Ke-10 Digelar di KEK Kura-kura Bali

1 jam lalu

Pembukaan World Water Forum Ke-10 Digelar di KEK Kura-kura Bali

Pemerintah Bali bersama Panitia World Water Forum ke-10 dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menjalankan upacara Segara Kerthi.

Baca Selengkapnya

7 Tradisi Umat Buddha Rayakan Waisak, Mengenakan Pakaian Putih Hingga Mandi Sang Buddha

1 jam lalu

7 Tradisi Umat Buddha Rayakan Waisak, Mengenakan Pakaian Putih Hingga Mandi Sang Buddha

Pada Hari Raya Waisak, umat Buddha akan mengunjungi kuil-kuil lokal maupun kuil besar untuk melakukan doa. Umat Buddha juga umumnya melakukan perenungan akan diri dan kehidupan secara tenang.

Baca Selengkapnya